Suatu saat, ketika saya sedang menikmati layanan Wi-Fi di sebuah Wi-Fi corner terdengar percakapan seseorang dengan temannya. Sebut saja dia si A dan si B. Berikut percakapannya.
A : Mas, Kamu sekarang lagi sibuk apa?
B : Di rumah aja
A : Loh Kok di rumah aja, Gak kerja?
B : Iya Kerjanya di rumah aja.
A : Kerja apa mas?
B : Saya kerja jadi Online trader, jadi kerja cukup di rumah aja. Cuma butuh koneksi internet.
Kemudian setelah mendengar percakapan dua orang tersebut saya mulai penasaran. Saya mulai mencari apa itu Online trader? Bagaimana prospek ke depannya? Seberapa besar risikonya? Seberapa besar keuntungannya? Siapa tokoh trader yang sukses? Bagaimana tokoh tersebut bisa sukses? Dll.
Dua bulan berlalu setelah mulai mempelajari tentang online trader, ada beberapa poin yang menjadi catatan saya, diantaranya:
- Cara kerja online trading adalah dengan menganalisa apakah suatu harga instrumen trading akan naik atau turun
- Instrumen Trading sangat beragam mulai dari mata uang (forex), saham (stock), gold, oil, dll
- Resiko trading berbanding lurus dengan keuntungannya (Risikonya besar, potensi keuntungan juga besar)
- 90% Online trader gagal dan hanya 10% yang sukses
Poin terakhir membuat saya mulai berpikir apakah sebegitu sulitnya menjadi Trader hingga membuat 90 orang dari 100 orang yang mencoba trading gagal. Pertanyaan selanjutnya apa penyebab mereka banyak yang gagal di bisnis ini? Setelah membaca banyak e-book dan melihat video workshop tentang trading di situs berbagi video YouTube, ternyata ada tiga komponen sukses menjadi seorang online trader yaitu 20% Strategi, 40% Manajemen Uang, dan 40% Manajemen diri.
Ketika seorang pelatih sepak bola memimpin para pemainnya bertanding, yang pertama kali disampaikan pasti adalah taktik bermain. Bagaimana menyerang, bagaimana bertahan, dan seterusnya. Begitu juga dalam bisnis trading, taktik/strategi adalah salah satu bagian penting dari kesuksesan seorang trader. Ada dua teknik analisa yang digunakan para trader yaitu fundamental dan teknikal. Teknik fundamental menggunakan berita untuk menganalisa kemana harga suatu instrumen trading akan bergerak, sedangkan teknik teknikal menggunakan indikator yang disediakan oleh software komputer. Saya cenderung menggunakan analisa teknikal untuk menganalisa pergerakan harga.
Trader pemula umumnya cenderung mencari banyak sekali indikator-indikator teknikal yang tersedia di forum-forum internet untuk menganalisa harga. Padahal ada puluhan ribu indikator yang di sebar di forum-forum tersebut baik yang gratis maupun berbayar. Sehingga menyebabkan trader pemula seperti saya sangat bingung hingga berganti-ganti indikator mana yang terbaik yang bisa digunakan untuk menganalisa harga. Hingga akhirnya suatu ketika saya menemukan suatu pepatah yang mengatakan “Sometimes, The best Things is Simple Things”, akhirnya saya memutuskan hal sederhana tersebut adalah analisa teknikal dengan menggunakan price action.
Saya terus berlatih menggunakan price action untuk menganalisa, kadang untung kadang rugi. Sehingga saya bisa mengetahui waktu yang tepat untuk masuk pasar. Satu Kata yang Bruce lee pernah bilang adalah “Aku tidak takut pada orang yang memiliki 1000 senjata, tapi aku takut pada orang yang memiliki satu senjata tapi melatihnya 1000 kali.” Jadi, terus latih teknikmu untuk menjadi senjatamu.
Ketika seorang pemula bertrading, yang terpikir adalah bagaimana akan untung sebanyak mungkin dalam waktu singkat. Padahal seorang trader profesional pasti melalui proses yang bertahun-tahun untuk menjadi sukses. Ini yang perlu dipahami seorang trader, bahwa sukses itu perlu proses. Setelah strategi, proses selanjutnya adalah bagaimana kita mengelola modal yang kita gunakan untuk trading. Untuk pemula disarankan merisikokan maksimal hanya 2% dari modal untuk sekali trading. Sehingga modal kita tidak akan langsung habis di saat kita lose atau rugi. Bayangkan kalau kita menggunakan 20% dari modal trading kita, karena trading tidak pasti, bila kita kalah 5 kali saja maka semua modal yang kita punya akan habis. Bisnis apapun manajemen keuangan sangat penting, untuk menjaga kondisi keuangan dan jalannya suatu bisnis.
Manajemen diri
Pernahkah kita mengambil keputusan yang merugikan diri sendiri saat kita marah? Pasti iya. Karena pikiran kita tidak menggunakan logika untuk mengambil keputusan tapi menggunakan perasaan amarah itu. Penyakit seorang trader adalah tidak disiplin, tidak menggunakan strategi yang dirancang sebelumnya, dan balas dendam karena sebelumnya lose atau kalah. Sehingga untuk menghindari kesalahan dalam pengambilan keputusan, harus belajar manajemen diri untuk tetap disiplin, sabar dan tetap berpatokan pada strategi yang telah kita rancang. Tenangkan diri sebelum trading, sehingga pikiran kita cukup baik untuk mengambil keputusan
Perlu dipahami bahwa semua bisnis pasti beresiko. Yang perlu kita lakukan adalah bagaimana kita mengelola resiko tersebut, bagaimana kita menghadapi resiko dan bagaimana kita merespon resiko yang akan terjadi pada bisnis kita. Tidak hanya dalam bisnis, resiko juga terjadi di dalam kehidupan sehari-hari kita seperti sakit, kecelakaan, dll. Kita bisa berusaha meminimalkan resiko tersebut dengan mencoba hidup sehat dan melakukan perjalanan dengan hati-hati. Tapi apakah kita yakin bisa 100% terbebas dari resiko sakit dan kecelakaan di jalan? Tidak, maka kita perlu ahlinya untuk menangani ini. Siapa ahlinya? Jawabannya adalah Asuransi.
Sering mendengar pepatah “sepandai-pandai tupai melompat pasti akan terpeleset juga” Kan? Begitulah dalam hidup, kita tidak bisa hanya mengandalkan diri sendiri. Kita bisa mengandalkan pihak lain dalam hal ini adalah asuransi untuk menjamin ketenangan kita dalam hidup. Banyak sekali Asuransi yang tersedia, tapi hanya satu yang benar-benar memberikan keuntungan dan kenyamanan untuk kita. FWD Life merupakan Asuransi jiwa dan kesehatan terbaik di Indonesia. Pastikan kamu dapat membebaskan langkahmu untuk mengejar passion dengan perlindungan dari produk asuransi FWD Life. Hidup Tenang, Hati Senang, tanpa khawatir risiko keuangan di masa depan.
Salam.
