Desa Kemujan adalah salah satu lokasi untuk pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Tematik Teknik Kimia, yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Kuliah Kerja Nyata LPPM UNNES dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Terletak di Kecamatan karimunjawa, Kabupaten jepara, Desa Kemujan terdiri dari 4 dusun: Dusun Kemujan, Telaga, Mrican, dan Batulawang.Â
Tim Kuliah Kerja Nyata Tematik terdiri dari 10 mahasiswa Teknik Kimia.
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik 2024 yang berasal dari proram studi Teknik Kimia sebanyak 10 orang sukses dalam menyelenggarakan sosialisasi dan demonstrasi mengenai pembuatan eco enzyme dari limbah rumah tangga yakni buah-buahan dan sayur.Â
Yang nantinya eco enzym tersebut dapat dimanfaatkan untuk pembuatan sabun eco enzym. Kegiatan ini diadakan 2 kali yakni pada hari Jumat, 6 September 2024 di kediaman Ibu Wati salah satu pengurus PKK Desa Kemujan dan pada Jumat, 20 September 2024 di Masjid Bustanul Mu`minin Desa Kemujan bersama ibu-ibu pengajian.
Eco Enzyme adalah cairan yang dihasilkan melalui proses fermentasi limbah organik rumah tangga seperti sayur dan buah.Â
Limbah organik rumah tangga yang menumpuk mempunyai efek negatif yakni mencemari tanah, air, dan udara, yang berdampak pada ekosistem dan kesehatan manusia, menimbulkan penyakit karena limbah organik dapat menjadi tempat berkembang biaknya serangga dan patogen, meningkatkan risiko penyakit, Menimbulkan bau tidak sedap karena akumulasi limbah, terutama sisa makanan, dapat menimbulkan bau yang tidak menyenangkan sehingga mengganggu pernafasan.Â
Proses pembuatan eco enzym ini melibatkan mikroorganisme yang membantu menguraikan bahan organik menjadi zat yang lebih sederhana. Eco enzym memiliki banyak manfaat, antara lain sebagai pembersih alami, pupuk tanaman, dan penghilang bau, serta dapat digunakan untuk mendukung keberlanjutan lingkungan.
Eco enzyme tidak memerlukan biaya yang besar untuk alat dan bahan, dan bahan-bahannya mudah ditemukan. Bahan yang digunakan untuk membuat eco enzyme meliputi limbah sayur dan buah, gula merah, dan air. Proses pembuatannya cukup sederhana meliputi:Â
Campurkan air dan gula merah dalam wadah dan aduk hingga merata.
Tambahkan sampah organik ke dalam campuran tersebut dan aduk kembali.
Terakhir, tutup wadah dengan rapat untuk mencegah masuknya udara. Eco enzyme akan siap digunakan setelah masa fermentasi selama 90 hari sejak pembuatan.
Selain itu eco enzym ini juga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan sabun cair eco enzyme untuk cuci tangan. Setelah kita membuat eco enzyme-nya, dapat kita inovasikan lagi yakni dengan membuat sabun cair eco enzyme.Â
Bahan yang digunakan untuk membuat sabun cair eco enzyme meliputi MES (metil ester sulfonat), Cairan eco enzyme, Garam dapur, Essential Oil, dan Air. Selain itu untuk alat yang dibutuhkan meliputi Panci, Kompor, Timbangan, Pengaduk, Wadah, dan Gelas Ukur. Proses pembuatannya cukup sederhana meliputi :Â
Didihkan air sebanyak 500ml.
Masukan MES sebanyak 25 gram dan larutkan dengan air panas dan aduk hingga merata dan bening.
Tunggu sebentar hingga larutan MES dingin.
Masukkan garam sebanyak 20 gram, penambahan garam ini berguna membantu larutan sabun menjadi kental.
Masukan cairan Eco enzym secukupnya, dan Masukan juga Essential Oil untuk menambah wewangian pada sabun.
Sabun siap digunakan.
Setelah dilakukan demonstrasi, selanjutnya yakni memberikan contoh sampel Eco Enzym dan sampel sabun cair eco enzym yang sudah dibuat dan terjadi komunikasi yang interaktif bersama Ibu-ibu. "Pengolahan menjadi eco enzym ini selain mengurangi limbah rumah tangga juga sebagai alternatif pembuatan sabun cair yang ramah lingkungan, saya tertarik untuk membuat sendiri di rumah", ucap salah satu peserta yang mengikuti sosialisasi.
Harapan dari program kerja yang kami lakukan ini yakni sosialisasi pemanfaatan limbah organik rumah tangga menjadi Eco Enzym dan Sabun Cair Eco Enzym ini dapat menambah ilmu untuk masyarakat Desa Kemujan dan meningkatkan kesadaran warga akan sampah serta lingkungan dan juga meningkatkan perekonomian dan kreativitas warga Desa Kemujan dengan adanya inovasi pembuatan produk ini.
Sosialisasi dan demonstrasi juga dilaksanakan mengenai pembuatan spray anti nyamuk dari serai (Cymbopogon Citratus) sebagai pemanfaatan sumber daya setempat guna menjadi solusi alami untuk mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD) dan malaria.Â
Kegiatan tersebut ditujukan kepada ibu-ibu Dusun Mrican Desa Kemujan, Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah pada hari Jum'at, 06 September 2024 di kediaman Ibu Wati salah satu Pengurus PKK Desa Kemujan.
Program ini juga membuka peluang usaha lokal yang bersumber dari sumber daya alam setempat, dengan memanfaatkan serai merah yang mengandung citronella. Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan cara dalam mengurangi ketergantungan pada produk kimia dan mendorong pengembangan produk-produk alami yang berbahan dasar tanaman herbal. Selain itu juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya yang ditimbulkan dari nyamuk, serta memberikan solusi dalam bentuk produk alami yang aman dan efektif, yaitu spray anti nyamuk berbahan dasar serai merah.
Serai sebagai bahan utama pembuatan spray anti nyamuk bukan tanpa alasan. Pemilihan serai adalah karena tanaman ini memiliki kandungan geraniol dan sitronelal. Senyawa-senyawa inilah yang tidak disukai oleh nyamuk dan berperan penting dalam mengusir nyamuk.Â
Serai yang mudah didapatkan oleh siapapun dan harganya yang terbilang murah. Selain itu, serai mudah ditemukan dan merupakan bahan alami yang aman digunakan, bahkan untuk kulit sensitif. Di Desa Kemujan juga terdapat lahan serai yang sangat luas, sehingga dari kami menggunakan serai agar serai yang ditanam tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik. Proses pembuatannya pun tidak terbilang susah.Â
Pada sesi demonstrasi, ibu-ibu diajarkan mengenai cara pembuatan spray anti nyamuk dari serai merah dengan menggunakan bahan dan alat yang mudah didapatkan. Tiga bahan tersebut antara lain yaitu serai merah, air, dan alkohol 70%. Sedangkan untuk poses pembuatannya meliputi :
Mengupas dan membersihkan serai dengan air bersih.
Memotong serai menjadi kecil-kecil, bagian serai yang digunakan yaitu daun dan batang.
Menambahkan air dengan perbandingan serai dan air yaitu 1:3.
Merebus serai selama 30 menit.
Setelah dingin, air rebusan disaring dan campurkan dengan alkohol 70% dalam perbandingan air rebusan dan alkohol 1:1.
Mengemas ke dalam botol spray.
Tak lupa kami juga memberikan contoh sampel spray anti nyamuk yang sudah dibuat terlebih dahulu agar dapat dicoba serta dilakukannya komunikasi interaktif bersama ibu-ibu Dusun Mrican.
Respon masyarakat terhadap pelatihan pembuatan spray ini sangat positif, banyak ibu-ibu yang tertarik untuk mencoba membuat spray sendiri di rumah. Salah satu ibu rumah tangga mengakui bahwa proses pembuatan spray dari serai merah sangat mudah dan bisa menjadi ide baru dalam berwirausaha.Â
Respon tersebut sejalan dengan harapan tim KKNT dan Kepala Desa, yaitu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi yang dimiliki serta memberikan opsi berwirausaha baru guna meningkatkan taraf perekonomian dan menjadikan desa sebagai destinasi wisata yang menarik.Â
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan bisa memberdayakan masyarakat untuk hidup lebih sehat dan mandiri dengan membuat spray anti nyamuk sendiri dari bahan alami dan ekonomis serta terhindar dari bahaya nyamuk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H