Tertidur di dalam bis memang hal yang sangat tidak dianjurkan ketika perjalanan wisata, karena kita tidak bisa melihat tempat yang indah yang tidak bisa ditemui di Kota Jakarta. Terbangun adalah hal yang sangat menjengkelkan ketika sedang terlelap di dalam lelah dan terkantuk di dalam mimpi yang indah. Tidak terasa sudah sampai di Keraton Kasepuhan, sepertinya baru saja lensa kamera di tutup tapi kenapa sekarang sudah di buka lagi ?
Sang surya sudah berada tepat 45 derajat di ufuk barat yang berarti waktu sudah menunjukan pukul 15.00 WIB. Berarti lagi-lagi waktu memaksa kaki untuk melangkah lebih jauh lagi ke tempat-tempat selanjutnya.
Perjalanan yang begitu lelah tidak terasa sama sekali karena sepanjang jalan sang lensa bertemu dengan begitu banyak masyarakat cirebon yang begitu antusias dan begitu ramah menyambut mahasiswa dari ATVI, tak jarang beberapa mahasiswa yang berhasil mendapatkan foto bersama masyarakat yang sedang beraktifitas di wilayahnya. Masyarakat yang sangat menjujung tinggi nilai kebudayaan dan nilai agama membuat daya tarik sendiri di kota ini.
Perjalanan berlanjut dan berujung di sebuah hotel yang membuat mata lensa seakan terpejam karena tidak kuat mengambil momen keindahakan dan keramahan kota udang ini.Â
Tidak mau di anggap remeh oleh ransel dan kamera, si kecil dan imut memory pun merasa dirinya lelah sangat, karena berhasil menyimpan banyak sekali data dari yang tidak jelas sampai yang benar-benar bagus. tak kalah penting peran laptop pun sangat dibutuhkan di saat-saat seperti ini, di saat ransel, kamera, lelah dan tertidur, laptop mengerjakan tugasnya sebagai mesin back up sang memory. Setelah semua selesai mereka semua tertidur dan menyiapkan tenaga untuk hari-hari berikutnya.
Morning call menjadi hal yang seakan sangat penting dan tidak pernah absen untuk terus membangunkan para mahasiswa di pagi hari.  Dering morning call  dengan kerasnya seraya membangunkan semua penghuni kamar hotel itu. Semua terbangun tak terkecuali laptop yang baru tidur pukul 02.00 WIB.
Perjalanan dilanjutkan ketempat yang sangat mengasikan lagi. Tak sabar rasanya ingin mengeker mata lensa ke tempat yang bagus  lagi. Waktu  berjalan begitu cepat, sang surya seakan tidak pernah sependapat dengan lensa. Mata belum lelah tetapi sang surya semakin redup. Terpaksa kami semua harus kembali ke hotel dan semua berlalu sama seperti hari-hari sebelumnya.
Hari yang paling mendebarkan, hari terakhir di kota udang ini membuat setiap mata lensa yang di pakai untuk berfoto seakan ingin disaksikan dan dilihat oleh orang banyak. Perjalanan terakhir menuju Car Free Day di Kota Cirebon, itu yang membuat mata lensa seakan ingin keluar dan ingin merasakan sejuknya kota cirebon ini.
Selalu saja waktu tak pernah bersahabat baik dengan keadaan, seakan kita semua harus mengikuti jalannya waktu. Terpaksa mau tidak mau suka tidak suka waktu sudah mengatur semua dengan begitu baik. Hal itu memaksakan semua mahasiswa harus naik kedalam bis lagi untuk melanjut kan ke satu tempat sebelum perjalanan kembali ke jakarta.Â
Tempat terakhir yang akan dikunjungi adalah Gua Sunyaragi. Tempat yang merupakan  paling sangat mengesankan. Begitu banyak spot yang sangat mampu memanjakan mata lensa. Semua mahasiswa berburu-buru mencari spot yang sangat  langka di Ibukota.