Di setiap penghujung senja, bukan hanya rindu yang selalu kusematkan. Ada doa-doa yang selalu kuutarakan, untuk dia, kalian sanak-saudara di atas tanah Nusantara. Saudaraku, dengarkan syairku, jangan kau tutup mata, jangan kau tulikan telinga, dan jangan kau bisukan mulutmu. Mungkin untuk kali ini.
Kupikir, cerita yang diukir para nenek moyang dulu sudah tidak usah kita ungkit kemudian biarkan itu berlalu. Sekarang teruntuk kita generasi penerus, sudah saatnya wujudkan rindu untuk Nusantara bersatu tanpa duka, tanpa haru ke dalam perbedaan yang melekat pada bumi Nusantara.
Harapanku untuk saudaraku, meski perbedaan ada di antara kita, kumohon, percayalah kita tetap satu. Meski perbedaan agama jadi salah satu yang tidak sama. Percayalah kita tetaplah satu. Satu generasi penerus pada pendahulu.
Manado, 30 April 2022
Lutvia Sahibondang