Mohon tunggu...
Lutvi Alhadi
Lutvi Alhadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Aku sayang kucing

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Multikultural sebagai Perekat Budaya Nusantara

12 Desember 2024   14:24 Diperbarui: 12 Desember 2024   17:54 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengertian pendidikan multikultural 

Multikulturalisme secara sederhana dapat dikatakan sebagai pengakuan atas pluralisme budaya, pluralisme budaya bukanlah suatu yang "given" tetapi merupakan suatu proses internalisasi nilai-nilai di dalam suatu komunitas. Pendidikan Multikultural dapat dirumuskan sebagai wujud kesadaran tentang keanekaragaman kultural, hak-hak asasi manusia , serta pengurangan atau penghapusan jenis prsangka atau prejudice untuk suatu kehidupan masyarakat yang adil dan maju.pendidikan multikultural juga dapat dijadikan instrumen strategis untuk mengembangkan kesadaran atas kebanggaan seseorang terhadap bangsanya.

Pendidikan Multikultural(Multicultural education) merupakan respon terhadap perkembangan keragaman populasi sekolah, sebagaimana tuntutan persamaan hak bagi setiap kelompok. Dalam dimensi lain, pendidikan multikultural merupakan pengembang kurikulum dan aktivitas untuk memasuki berbagai pandangan, sejarah, prestasi dan perhatian terhadap orang-orang non eropa(Hilliard,1991-1992).

Istilah pendidikan multikultural dapat digunakan baik pada tingkat deskriptif dan normatif yang menggambarkan isu-isu dan masalah- masalah pendidikan yang berkaitan dengan masyarakat multikultural, termasuk yang berkaitan dengan pengertian tentang pertimbangan terhadap kebijakan-kebijakan dan strategi-strategi pendidikan dalam masyarakat multikultural.

Strategi Pengembangan Pendidikan Multikultural 

Implementasinya pelaksanaan pendidikan multikultural dapat dilakukan melalui proses pembelajaran seperti video. Video yang diputar dapat berisi tentang keberagaman budaya di Indonesia,lalu peserta didik diminta untuk mendiskusikannya dalam kelompok kecil. Dalam membentuk kelompok, seharusnya dicampur dengan antara anak pintar, sedang dan kurang , anak laki-laki dan perempuan, anak dari berbagi suku bangsa, agama dan kelas sosial. Setelah itu peserta didik diminta untuk mempresentasikannya di depan kelas.

Dalam metode ini guru berperan sebagai fasilitator metode lain yang dapat dilakukan adalah menugaskan peserta didik untuk menganalisis konflik yang terjadi di sekitar mereka dan meminta mereka untuk mempresentasikannya di depan kelas dan peserta didik lainnya diminta untuk bertanya sehingga terjadi diskusi. Dalam proses bertanya dan menanggapi, ada kejadian-kejadian atau perilaku-perilaku yang tidak kasar dan sombong disinilah peran guru memasukan nilai nilai yang berkaitan dengan multikultural antara lain saling menghargai dan adanya toleransi antar sesama .

Guru merupakan ujung tombak dari pengembangan pendidikan multikultural. Peran guru sangat menentukan dalam keberhasilan mendorong pemahaman lintas budaya pada peserta didik. Apa yang disampaikan guru, cara guru mengajar, dan kepribadian guru sangat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran.

Peran pendidikan Multikultural dalam Perekat Budaya Nusantara 

1. Meningkatkan pemahaman dan Toleransi 

*mengajarkan nilai-nilai penghormatan terhadap budaya. Dengan memahami kebudayaan satu sama lain dapat mengurangi  terjadinya konflik atau masalah dalam budaya.

2.Menguatkan identitas Kebangsaan 

*membantu peserta didik memahami keragaman budaya sebagai kekayaan bangsa. Dengan memahami keberagaman tersebut, generasi muda dapat mengembangkan rasa bangga terhadap bangsa 

3.Membangun solidaritas sosial 

*Masyarakat diajak untuk melihat keberagaman sebagai kekuatan, bukan ancaman. Dan hal ini dapat membangun soliditas sosial antar komunitas budaya.

4.Mendukung intrsgasi nasional 

*membantu untuk menciptakan masyarakat yang inklusif dan bersatu sehingga memperkuat intregasi nasional.

5. Menjadi media pelestarian Budaya lokal

*mengenalkan dan melestarikan budaya lokal kepada generasi muda, sehingga budaya-budaya Nusantara tetap terjaga keberadaannya di tengah arus globalisasi.

6.Mencegah Diskriminasi dan Etnosentrisme 

*Dengan pembelajaran yang inklusif, dapat mengurangi sikap diskriminasi dan Etnosentrisme yang sering menjadi pemicu konflik sosial. peserta didik diajarkan untuk menghargai perbedaan tanpa merasa budaya tertentu lebih unggul. 

7.Menggembangkan Sikap Dialogis

*Mendorong dialog antarbudaya yang sehat, di mana setiap individu diajak untuk mendengarkan, memahami, dan berbagai pandangan secara konstruktif.

*Secara keseluruhan, pendidikan multikultural bukan hanya tentang mengenal dan menghargai perbedaan, tetapi juga tentang menciptakan rasa saling menghormati dan bekerjasama antar berbagai kelompok dalam masyarakat. Dengan cara ini, pendidikan multikultural berfungsi sebagai perekat budaya Nusantara yang sangat penting dalam menjaga keberagaman dan persatuan Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun