Mohon tunggu...
Lutvan Yudhatama
Lutvan Yudhatama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya mahasiswa yang suka hal hal baru dan saya suka dengan olahraga untuk mengisi waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Money

BUMN "Keroyokan" dalam Menggarap Sektor-Sektor Penting untuk Upaya Meningkatkan Ekonomi Setelah Pandemi

15 Juni 2022   10:00 Diperbarui: 15 Juni 2022   10:12 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meluncurkan peluncuran implementasi //respectful workplace policy// (RWP). (Foto: Pribadi)

Seorang pekerja di Depo LRT Jabodebek di Bekasi, Jawa Barat. LRT Jabodebek direncanakan akan beroperasi pada 17 Agustus 2022.(foto: pribadi)
Seorang pekerja di Depo LRT Jabodebek di Bekasi, Jawa Barat. LRT Jabodebek direncanakan akan beroperasi pada 17 Agustus 2022.(foto: pribadi)
BUMN juga 'keroyokan' dalam menggarap sektor-sektor penting, seperti pertanian terintegrasi dengan program Makmur, bantuan dan pendampingan UMKM naik kelas lewat PNM Mekaar, dan membuka akses pasar UMKM melalui Pasar Digital (PaDi).Tak lupa, BUMN juga kini membangun sinergi dengan dunia kampus dalam menciptakan link and match antara pendidikan dengan dunia kerja.

"Alhamdulillah ketika pada 2020, laba bersih BUMN itu hanya Rp 13 triliun. Dengan transformasi yang profesional dan transparan, sekarang laba bersih BUMN di 2021 sebesar Rp 90 triliun. Ini kenaikan yang luar biasa," kata Erick pada Kamis (24/2/2022).

Kolaborasi untuk Negeri

BUMN tentu tidak bisa berjalan sendiri, dukungan dari berbagai kalangan sangat berpengaru dalam hal membantu menumbuhkan Kembali perekonomian di Indonesia. Pesan swasta, dunia pendidikan, hingga pemerintah daerah, memiliki andil besar dalam mewujudkan kemandirian ekonomi ke depan.

Perlu adanya benang merah yang sama hingga peta jalan yang seragam untuk menentukan arah ekonomi Indonesia. Kekayaan sumber daya alam dan besarnya market terbukti tak mampu menjadikan Indonesia mampu bersaing di kancah global.

Alih-alih untuk menyejahterakan bangsa, dua kekuatan Indonesia tersebut justru kerap menjadi sumber bagi perekonomian bangsa lain akibat kurangnya peran pemerintah dalam hal pengelolaan secara maksimal.

Perubahan pola pikir harus terjadi. Tak melulu mengadalkan SDA dan market besar, namun mulai membangun kualitas sumber daya manusia (SDM). Generasi muda perlu lebih cakap dan memiliki mindset serta skill digital.

Bukan tanpa alasan, potensi ekonomi digital kita sungguh teramat besar dan sayang untuk dilewatkan begitu saja. Jangan sampai potensi ekonomi digital menjadi seperti SDA dan market kita yang selalu dimanfaatkan negara lain. 

Sudah seharunya kita sadar dengan keunggulan kuantitas yang harus diimbangi dengan kualitas dari sumber daya manusia (SDM) dengan dasar pembentukan generasi muda harus dibekali oleh Pendidikan yang layak serta memumpuni sehingga generasi yang diharapkan dapat dioptimalkan dengan sebaik mungkin. Sehingga nantinya, Indonesia dapat bersaing di kancah global secara mandiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun