Indonesia, seperti banyak negara di dunia, mengalami pukulan telak akibat pandemi covid-19 Tak hanya menyasar pada sektor kesehatan, pandemi kali ini juga merambah pada sektor ekonomi. Pembatasan aktivitas sosial mengakibatkan roda perekonomian mendapat hambatan.Data membuktikan bagaimana ekonomi Indonesia begitu terjerembab. Pertumbuhan ekonomi yang pada 2019 tumbuh 5,02 persen mengalami kontraksi 2,07 persen pada 2020 atau saat pandemi terjadi.
Untung saja, Indonesia tak berlama-lama mengalami minus pertumbuhan ekonomi. Pada 2021, pertumbuhan ekonomi kembali bertumbuh sebesar 3,69 persen.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, bangkitnya kepercayaan masyarakat untuk mengonsumsi barang ataupun jasa, telah mendorong pemulihan permintaan domestik serta menyebabkan peningkatan produksi sebagai respon dari dunia usaha.
Airlangga menyebut, investasi yang tumbuh sepanjang 2021 mencapai 3,80 persen dan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi dari sisi pengeluaran.
"Pemerintah meyakini, koordinasi dan sinergi dengan seluruh stakeholders dalam menerapkan strategi pemulihan ekonomi akan membuat ekonomi tumbuh di kisaran 4 persen sampai lima persen pada triwulan I 2022. Hal itu akan mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen di akhir 2022 mendatang," ujar Airlangga di Jakarta, Selasa (8/2/2022).
Mengoptimalkan Peran BUMN Pasca Pandemi
Meski pandemi perlahan usai, Indonesia tidak boleh lengah dan menjadikan ini sebagai momentum kebangkitan perekonomian. Indonesia harus fokus dalam memperkuat kemandirian pada beberapa sektor vital, seperti kesehatan, pangan, dan energi.
Sebagai sepertiga kekuatan ekonomi Indonesia, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki peranan penting dalam menggenjot kembali perekonomian Indonesia.
BUMN mempunyai segudang kelebihan, mulai dari fasilitas, jaringan luas, dan proteksi dari negara. Keunggulan ini harus bisa mendorong peningkatan ekonomi bagi Indonesia.
Melalui transformasi, BUMN kini menjadi lebih ramping atas berbagai kelebihan yang dimiliki dan lebih fokus pada bisnis utama. Selain itu, Menteri BUMN Erick Thohir pun membentuk ekosistem pada tiap-tiap BUMN yang memiliki sektor bisnis serupa, seperti pembentukan holding BUMN rumah sakit, holding farmasi, holding pangan, hingga holding ultramikro.