Mohon tunggu...
Luthvi Hafizah
Luthvi Hafizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UINSU

Seorang mahasiswi UINSU, Fakultas Dakwah dan komunikasi, Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Klenteng Go Ya Khong: Jantung Kegiatan Sosial Masyarakat Tionghoa di Simpang Titi Papan Medan Labuhan

5 Januari 2025   22:17 Diperbarui: 5 Januari 2025   22:17 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi saat didepan Klenteng Go Ya Khong 

Mahasiswa/i UINSU Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam melakukan miniriset konseling lintas budaya pada Jum'at tanggal 22 November 2024 pukul 16.00 WIB di Klenteng Go Ya Khong JL. Platina Raya Simpang Titi papan Medan Labuhan. Mahasiswa/i Luthvi Hafizah, Cinta Mollyka,Marwansyah,Muhammad Radja dan Rayhan Prastyo menggali informasi tentang kegiatan masyarakat Tionghoa diklenteng Go Ya Khong.

Rumah ibadah Tionghoa dikenal sebagai "Klenteng", Kelenteng bukan hanya merupakan tempat peribadatan tetapi juga merupakan simbol kesatuan dan identitas etnik bagi komunitas Tionghoa. Klenteng Go Ya Khong di Simpang Titipapan Medan Labuhan, telah berdiri sejak lama dan menjadi pusat spiritual dan sosial bagi masyarakat Tionghoa, kelenteng ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai sarana reunifikasi warga keturunan Tionghoa, serta terkadang juga menjadi destinasi kunjungan bagi umat beragama lainnya.

"Wanita yang berhalangan (haid) tidak diperbolehkan memasuki tempat sembahyang (klenteng)". Ujar Ko Agus Salim 

Komunitas Klenteng Go Ya Khong ini merupakan komunitas Yayasan Murni Suci Tionghoa. "Klenteng juga sebagai tempat perayaan Tionghoa seperti Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh pada tanggal 15 dan festival lainnya, ketika mengadakan acara biasanya mereka berbagi seperti sembako dan ada juga penampilan tari tradisional (barongsai)". Ujar ko Agus Salim

 Beliau juga mengatakan "Beribadah di klenteng tidak memungut biaya ketika hendak melaksanakan sembahyang hanya saja sekedar memberikan seikhlasnya di kotak khusus." Informasi yang kami dapatkan dari penjaga klenteng warga sekitar bahwa "dulu setahun sekali ada penyembuhan yang di lakukan di klenteng go ya khong ini gunanya untuk menjaga tubuh dari jin atau setan, kalau di islam seperti ruqyah mungkin ya". Ujar Ko Agus Salim 

Adapun dulu beberapa ritual yang dilakukan di klenteng go ya khong tetapi sekarang sudah tidak diaktifkan lagi, kalau pun aktif kembali itu karena adanya permintaan yang datang. 

Dan hal yang unik menurut kami di klenteng ini tentang Ramalan Suci untuk menentukan baik atau buruknya apa yang ingin disampaikan, namun tidak terlalu kami gali informasinya.

Artikel ini merupakan tugas miniriset mata kuliah konseling lintas budaya yang diampu oleh ibu dosen Devi Eka Yulita Br. Tarigan, M.Psi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun