Selain kerusakan fasilitas, kebersihan yang kurang terjamin di lingkungan alun-alun juga menjadi pekerjaan rumah lainnya yang lagi-lagi mendesak untuk segera dicarikan jalan keluar. Hal ini terbukti dengan ditemukannya banyak sampah hasil aktivitas jual-beli Pedagang Kaki Lima (PKL) yang masih belum terkelola baik, diperparah lagi oleh berubahnya fungsi saluran air menjadi comberan. Akibatnya tidak jarang beberapa pengunjung mengeluhkan bau menyengat serta kotornya tempat yang seharusnya menjadi wahana rekreasi nyaman bagi warga sekitar.
Beruntungnya, demi mengamankan penghargaan bergengsi bernama Adipura, Pemerintah Kabupaten Rembang sudah melaksanakan langkah-langkah strategis yang sekaligus dinilai mampu mengatasi permasalahan klasik terkait dengan pengelolaan kebersihan dan tata kota. Khusus untuk yang terjadi di alun-alun, Bupati Rembang, Abdul Hafidz secara tegas menyatakan akan melakukan penindakan berupa teguran lisan, tertulis, hingga penggusuran bagi pedagang kaki lima yang enggan menjaga kebersihan alun-alun dengan cara mengelola limbah hasil aktivitas jual beli.Â
Ancaman dari orang nomor satu di Rembang ini bukannya tanpa alasan, hal tersebut harus dilakukan oleh pihaknya karena sejak awal para PKL yang mencari peruntungan di alun-alun sudah menandatangani pakta integritas yang salah satu poinnya adalah komitmen untuk menjaga kebersihan.
Program lainnya yang gencar dilaksanakan demi mempercantik wajah Kota Rembang ialah "Jum'at bersih." Pada hari itu, Kepala Daerah bersama dengan jajarannya akan bersepeda berkeliling kota, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), toko, dan rumah warga untuk meminta kesediaan masyarakat berkontribusi bagi daerah minimal dengan cara menjaga kebersihan sekitar tempat tinggal. "Agar masyarakat tidak hanya memanfaatkan kota untuk kepentingan pribadi, tetapi juga daerahnya," ujar Bupati.Â
Stakeholder lain juga akan dilibatkan seperti misalnya Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) ditugaskan untuk menindak kusir andong yang membiarkan kotoran kudanya berserakan di jalan. Untuk kasus ini, menurut saya mungkin bisa dicanangkan kegiatan tilang dokar. Konsepnya hampir sama dengan operasi lalu lintas yang dilaksanakan oleh pihak kepolisian, bedanya tilang dokar dilakukan dengan cara memberhentikan atau memberikan peringatan bagi kusir yang tidak menyediakan kantong kotoran kuda sehingga berpotensi mencemari jalan raya.
Demi menambal kelemahan yang ikut andil besar dalam kegagalan Kabupaten Rembang meraih Adipura tahun lalu, yakni penilaian terhadap pengelolaan tempat pembuangan akhir, pemerintah daerah akan menyiapkan anggaran khusus untuk merealisasikan perluasan lahan TPA sebesar 1,5 hektar di Desa Landoh. Kemudian Pemkab akan memastikan agar dampak negatif dari TPA tersebut tidak sampai dirasakan oleh masyarakat sekitar.
Penghargaan Adipura tidak hanya menjadi milik pemerintah saja sebagai pemangku kebijakan, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Rembang. Oleh sebab itu harus kita akui bersama bahwa gagal atau suksesnya daerah ini dalam merealisasikan impian tersebut bukan hanya bergantung pada program-program pemerintah, namun juga komitmen seluruh stakeholder yang terlibat termasuk dalam hal ini adalah kita sebagai warga.Â
Saya rasa akan percuma jika pemerintah sudah bersusah payah melaksanakan langkah-langkah yang bagus dengan didukung biaya besar, tetapi pada akhirnya tidak mendapatkan kontribusi yang nyata dari rakyat. Sejatinya, kontribusi yang dibutuhkan oleh Pemkab Rembang dari kita semua bukan dalam bentuk materi, tetapi cukup memperkuat komitmen untuk bersama-sama merawat segala fasilitas umum dan lingkungan sekitar tempat tinggal.
Harapan saya Adipura bukan satu-satunya motivasi dari kampanye kebersihan yang saat ini sedang gencar dilaksanakan di Kabupaten Rembang. Karena, kebiasaan yang sudah-sudah, kota tempat kelahiran saya ini hanya bersolek saat menjelang penilaian lomba "kota bersih dan sejuk" saja, namun setelah itu kembali pada kebiasaan semula, sukar untuk mengimani semboyan "kebersihan adalah sebagian dari iman" dengan adanya bukti pencemaran lingkungan dan kerusakan fasilitas umum di hampir setiap sudut kota. Kita semua harus berani memastikan bahwa kampanye kebersihan ini akan selamanya menjadi budaya masyarakat daerah setempat menuju Rembang Madani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H