Mohon tunggu...
Luthfy Avian Ananda
Luthfy Avian Ananda Mohon Tunggu... Penulis - Kuli Tinta

Pernah belajar di Fakultas Hukum UII, Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Inggris yang Tidak Pernah Istimewa

17 Juni 2016   16:04 Diperbarui: 17 Juni 2016   16:11 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Coba kita lihat beberapa tim yang lahir karena kekayaannya seperti Chelsea dan Manchester City, kedua klub tersebut lebih memilih untuk menghamburkan uang demi mendapatkan pemain bintang dari luar Inggris daripada menyisihkan sedikit anggaran untuk membangun sebuah akademi yang bertujuan untuk mencetak bintang muda masa depan Tim Nasional inggris dan klub itu sendiri. 

Jor-joran yang dilakukan oleh Chelsea dan Manchester City membuat tim peserta Liga Primer lainnya berburu orang asing selain untuk memenuhi kebutuhan tim, juga agar mampu bersaing secara maksimal di papan atas, jika tidak mengikuti gaya hidup Roman Abramovich ( Pemilik Chelsea ) dan Khaldoon Al Mubarak ( Pemilik manchester City ) jangan harap tim lainnya bisa ikut meramaikan persaingan gelar juara Liga Inggris.

Kabar buruknya, FA selaku induk sepakbola dan penyelenggara Barclays Premier League sampai saat ini masih mengamini strategi transfer klub anggotanya tanpa berpikir bahwa keadaan seperti itu akan semakin mematikan langkah Tim Nasional Inggris di level internasional. Memang benar bahwa Inggris adalah salah satu kiblat sepakbola, dan negara ini tidak pernah kekurangan pemain berbakat yang mengisi posisi di skuad tim nasional, namun bakat saja tidak cukup jika tidak didukung dengan jam terbang yang memadai di level kompetisi besar dan ketat. 

Kecuali tim kecil yang tidak memiliki dana berlimpah sehingga terpaksa harus menggunakan jasa pemain domestik untuk mengarungi liga, kompetisi tertinggi level klub di negeri ratu elizabeth tidak pernah memberikan keramahan berupa kesempatan bermain bagi bintang muda dalam negeri. Para pemain sepakbola domestiknya  juga terkesan tidak berani untuk menjajal peruntungan di luar Inggris. 

Saya bahkan hampir tidak mengingat siapa saja pesepakbola Inggris yang menjadi penghuni tim nasional, kemudian juga menjadi andalan di klub sepakbola luar Inggris, jumlahnya mungkin bisa dihitung dengan jari, seperti John Charles yang pernah sukses bersama Juventus dan Roma, Kevin Keegan ( Hamburg ), Gary Lineker ( Barcelona ), Steve McManaman ( Real Madrid dan AC Milan ), David Beckham ( Real Madrid ), Owen Hargreaves ( Bayern Munich ),  selanjutnya nama terakhir adalah Ashley Cole ( Roma ).

Mantan bek kiri Chelsea dan Inggris, Ashley Cole sesaat setelah kepindahannya menuju AS Roma pada 2014 yang lalu bahkan secara terang-terangan menyebut bahwa rekan-rekannya sesama pemain sepakbola terlalu takut untuk menjajal tantangan bermain di liga luar negeri karena kebanyakan pemain Inggris terlanjur menikmati zona nyaman di Britania Raya sehingga tidak punya cukup mental untuk mencicipi atmosfer kompetisi yang baru. "Mereka terlalu menikmati zona nyaman di Britania Raya, padahal, pindah ke luar negeri adalah kesempatan untuk belajar budaya, gaya hidup, dan bahasa baru," kata full back dengan 107 caps untuk Tim Nasional tersebut. 

mari kita bandingkan antara Inggris dengan Spanyol dan Jerman, kedua negara itu juga punya kuota pemain berkualitas yang selalu siap jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk berjuang bersama tim nasionalnya, hanya yang membedakan adalah Spanyol maupun Jerman mempunyai jumlah pemain lebih banyak yang diekspor untuk bermain di luar negara mereka, ironisnya, salah satu konsumen aktif yang doyan menggunakan jasa pemain matador dan der panzer adalah Inggris.

Striker asal Spanyol Fernando Torres membeberkan kunci sukses negaranya yang meraih piala eropa 2008, 2012, serta Piala Dunia 2010. Menurutnya, prestasi tim nasional Inggris akan lebih cemerlang jika semakin banyak pemain Inggris yang berani untuk bermain di luar negeri, torres menambahkan, banyaknya pemain Spanyol yang berkiprah dan sukses di luar adalah kunci keberhasilan negaranya dalam meraih berbagai gelar internasional selama ini. "Butuh waktu lama untuk mengekspor pemain. Kami pun sebelumnya takut akan sesuatu yang asing, Hal sama terjadi di Inggris sekarang ini. Mereka takut meninggalkan Liga Premier. Tapi sekali saja mereka pergi, maka yang lain akan mengikuti," ungkap mantan juru gedor Liverpool itu.

FA harus segera berbenah jika ingin menyaksikan Inggris kembali menjadi salah satu tim nasional yang ditakuti dalam turnamen besar internasional. Pemain generasi masa kini dengan bakat di atas rata-rata semacam Harry Kane, Marcus Rashford, Delle Ali, Jamie Vardy, dan Eric Dier jangan sampai kembali menjadi korban salah kaprahnya sistem kompetisi di Inggris yang berimbas pada tersendatnya raihan prestasi di level tim nasional. Salah satu langkah yang sangat mungkin dilakukan oleh The Football Association adalah memberikan ketentuan yang ketat tentang jumlah pemain asing yang boleh memperkuat klub inggris di kompetisi Premier League, dengan demikian, setiap klub akan berbalik untuk berlomba-lomba mencari bintang lokal yang akan diorbitkan menjadi pemain besar di masa mendatang. 

Jika pemain asal Inggris belum cukup menarik bagi konsumen di luar negeri, paling tidak tim domestik bisa menjadi konsumen yang baik dengan cara memberikan jam terbang yang lebih tinggi serta prioritas utama dibandingkan pendatang asing. Euro 2016 adalah kesempatan yang kesekian kalinya bagi tiga singa untuk menunjukkan kepada Eropa dan dunia, apakah Hodgson bersama pasukan yang dibawanya ke Perancis sudah cukup istimewa untuk meraih gelar, atau lagi-lagi hanya berhenti pada status calon juara seperti turnamen-turnamen sebelumnya.

Sumber Foto : img.bleacherreport.net
Sumber Foto : img.bleacherreport.net

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun