Mohon tunggu...
Luthfi Zaennuri
Luthfi Zaennuri Mohon Tunggu... Buruh - Karyawan Swasta

Karyawan Swasta , Freelancer, Wirausahawan. Hobi nulis / ngetik cerita disela waktu

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Balada Pengendara Motor Pejuang Nafkah Semarang-Mranggen

11 Juli 2024   15:51 Diperbarui: 11 Juli 2024   15:56 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pesona kampung Mranggen...dijuluki kota santri, kota para Kyai, juga kota pecel. Mranggen...kawasan yang tanggung, Demak segan, Semarang tak mau, paket selalu nyasar Kudus-Pati dulu. 

Desa Bandungrejo abadi, jalan aspal sangat terjal tambalan kasar, bersama istri saya yang sedang hamil melaju pelan bersama motor dan truk ugal-ugalan, dalam hati saya sangat marah!! pembangunan jalan cor terputus begitu saja di depan SPBU, abadi bertahun-tahun jalan aspal hanya ditambal kasar, sungguh miris. 

Sedangkan pembangunan jalan hanya giat pada jalur pantura dan Jl. Majapahit arah pintu Tol Pantura...harusnya yang dibangun disini woy...batinku, bukan malah jalan raya masih mulus malah dibongkar...hhhh...

Selain pesona Bandungrejo ada juga pesona simpangan Fatmawati. Duhai sebuah persimpangan dengan lampu lalin GANDA!! antrian panjang, padang nan gersang lagi terik, persimpangan menuju Pedurungan Kidul, Jalan Majapahit, Soekarno Hatta. Disini saya sangat berharap kiranya bisa dibangun fly over sehingga bisa mengurangi antrian.

Tiap saya berangkat kerja, saya tidak pernah lewat jalan Bandungrejo, saya lewat belakang Rs. Pelita yang sepi  dan lebih cepat. Setelah pindah, rute saya berubah, sebenarnya tinggal lurus saja, tapi agak jauh. Ada beberapa jalur...

1. Jalur Majapahit. Jalur yang paling nyaman tinggal lurus saja, tapi agak banyak lampu lalin, juga minus nya jika ada garapan jalan raya, antrian masuk tol dan musim mudik...beuhh itu paling capek saat macet-macetan dengan para pemudik. Juga yang agak menyebalkan, lampu lalin yang agak aneh di simpangan ruko dan kampung kecil...apaansih...pikirku, bagaimana bisa kampung kecil dapat fasilitas ini ? oh rupanya itu kampung privilege, milik salah satu sponsor, disaat tempat lain sangat susah akses keluar masuk, harus muter-muter dulu, hanya tempat ini saja yang dapat fasilitas...

2. Jalur Arteri Soekarno Hatta. Jalur yang minim lampu lalin, tapi sekali sampai di simpangan Tlogosari...sungguh terasa sumpek padat merayap, apalagi lanjut ke Medoho dan Jl. Gajah....di area ini juga saya berharap bisa dibangun fly over.

3. Jalur Kedungmundu, jalur darurat menghindari banjir dan macet. Disini jalur yang langsung tembus Fatmawati dan jika ingin lewat belakang daerah klipang dan Pucang Gading dalam.

Pulang, sejak saya pindah, jalur yang saya lalui selalu membelakangi matahari, seperti biasa saya selalu pilih jalur Majapahit saat pulang, meski agak macet tapi cukup lancar, tidak seperti jalur Gajah raya-Medoho dan macet di simpang Tlogosari. Itu pada cuaca yang cerah. Tapi saat hujan, apalagi hujan musiman Semarang yang sangat lebat, saya akan ambil jalur atas di Kedungmundu. 

Tapi kala itu, suasana awal Ramadhan yang sibuk, macet parah, semua jalur dipadati pemudik, dan hujan badai memperparah situasi. Semula aku lewat jalur Majapahit, tapi dari tepi sungai Banjir Kanal Jl. Barito saja sudah penuh sesak, ah...mundur dulu, cari warung dulu buat buka, di depan Indomaret aku lihat maps, mamantau lalu lintas, akhirnya aku putuskan lewat arteri Soetta saja. 

Dari tepi sungai Citarum saja sudah terseok-seok banjir, ditambah listrik padam dan gelap menyelimuti, ditambah pula terowongan di bawah jalan tol, aku lupa disitu langganan banjir juga, semua sepeda motor lewat di tepian trotoar, maghrib sudah terlewat agak lama, aku sholat maghrib dulu di masjid simpang Tlogosari, ditengah hujan dan macet akhirnya sampai juga di rumah. Lega...baru bisa makan besar dan minum sepuasnya. Tepat saat akan tidur, rupanya, masalah belum selesai, setelah selamat dari jalanan, desss...banjir brutal...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun