Derivatif merupakan kontrak finansial yang dilakukan minimal dua pihak untuk menjual atau membeli aset atau komoditas yang dijadikan objek dalam perjanjian pada waktu dan harga yang disepakati. Adapun nilai-nilai di masa mendatang dari objek tersebut sangatlah dipengaruhi oleh instrumen induknya yang ada di spot market. Dalam dunia bisnis dan investasi, transaksi derivatif adalah salah satu instrumen yang sering digunakan untuk melindungi nilai. Secara sederhana, derivatif adalah kontrak atau perjanjian pembayaran yang nilainya tergantung pada nilai dari instrumen pokok seperti suku bunga, nilai tukar, komoditas, ekuitas, dan indeks, yang seringkali mengikuti pergerakan aset tersebut. Transaksi derivatif dapat dilakukan dengan bentuk transaksi future, forward, maupun dengan bentuk option.
Transaksi Future (Future Contract) adalah sebuah kontrak untuk membeli suatu komoditi tertentu (seperti jagung atau kedelai) maupun surat berharga (seperti saham dan obligasi) pada tingkat harga tertentu pada masa yang akan datang. Transaksi ini mengharuskan pemegangnya untuk membeli atau menjual aset, tidak peduli apa yang terjadi dengan nilainya selama selang waktu tertentu. Pentingnya future contract adalah bahwa ia dapat digunakan oleh manajemen keuangan untuk mengunci harga komoditi atau suku bunga dan dengan demikian menghilangkan sumber resiko dari adanya fluktuasi harga masa depan yang belum jelas.
Transaksi Forward (Forward Contract) adalah perdagangan yang dilakukan pada suatu waktu, akan tetapi barang yang dijual tersebut akan diberikan pada masa yang akan datang. Dalam transaksi forward; harga,  jumlah barang, waktu dan tempat penyerahan barang telah ditetapkan ketika penekanan kontrak namun uang maupun barang komoditas baru diserahkan pada waktu yang disepakati tersebut. Dalam transaksi ini harga ditentukan oleh kekuatan dan penawaran terhadap komoditas barang untuk  batas waktu yang berbeda-beda.
Option adalah suatu hak yang didasarkan pada suatu perjanjian untuk membeli atau menjual suatu komoditi (karet, timah dan lain-lain), surat-surat berharga (securities) atau mata uang asing pada suatu tingkat harga yang telah disetujui (ditetapkan  di muka) pada setiap waktu untuk masa tertentu (biasanya tiga bulan kontrak). Opsi digunakan oleh para pembeli dan penjual untuk menyeimbangkan akibat-akibat dari gerakan harga ke arah yang berlawanan. Transaksi option biasanya dilakukan pada transaksi berjangka untuk meminimkan resiko dan ketidakpastian harga yang mungkin terjadi dalam transaksi bisnis pada waktu mendatang.
Pada dasarnya terdapat dua macam option, yaitu call option dan put option. Call option adalah hak yang dimiliki oleh seorang pembeli untuk melaksanakan atau membatalkan opsi jual beli dengan pembayaran premi tertentu. Sebaliknya istilah put option adalah hak yang dimiliki oleh seorang penjual untuk melaksanakan atau membatalkan opsi jual beli berjangka.
Derivatif adalah instrumen investasi yang berupa kontrak antar pihak yang nilainya berasal dan bergantung pada nilai aset keuangan yang mendasarinya. Menururt Aisha dkk (2023) risiko utama dalam transaksi derivatif terdiri dari risiko pasar, risiko kredit, risiko likuiditas, risiko operasional, dan risiko model.
Risiko Pasar:Â Derivatif memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap perubahan harga aset yang menjadi dasar (underlying asset). Ketidakstabilan pasar bisa menyebabkan variasi harga yang besar dan mengakibatkan potensi kerugian yang signifikan. Pelaku pasar perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang memengaruhi ketidakstabilan pasar, termasuk berita ekonomi, peristiwa politik, dan sentimen yang berkembang di pasar.
Risiko Kredit:Â Derivatif melibatkan kesepakatan kontrak di antara pihak-pihak yang saling menjanjikan untuk melakukan transaksi di masa yang akan datang. Risiko kredit muncul ketika salah satu pihak gagal memenuhi kewajibannya dalam pembayaran sesuai kontrak, terutama jika pihak tersebut mengalami kebangkrutan atau kegagalan kredit. Oleh karena itu, para pelaku pasar perlu melakukan analisis kredit yang teliti terhadap semua pihak yang terlibat dalam transaksi derivatif.
Risiko Likuiditas:Â Likuiditas mengacu pada kemampuan untuk membeli atau menjual instrumen derivatif dengan lancar tanpa mengganggu harga pasar. Risiko likuiditas dapat muncul ketika terjadi kekurangan penawaran atau minat dari para pelaku pasar untuk melakukan transaksi pada jenis derivatif tertentu. Risiko ini dapat menghalangi kemampuan para pelaku pasar untuk keluar dari posisi atau menjual portofolio derivatif mereka. Beberapa jenis derivatif mungkin sulit untuk dijual atau ditutup sebelum jatuh tempo, terutama jika pasar likuiditas rendah. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam mengelola risiko atau keluar dari posisi secara efisien.
Risiko Operasional:Â Risiko operasional terkait dengan kemungkinan kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau peristiwa eksternal yang dapat menghambat proses pelaksanaan transaksi derivatif. Contohnya meliputi kesalahan dalam perhitungan atau pelaporan, kegagalan sistem perdagangan elektronik, atau kebocoran informasi yang dapat dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, pelaku pasar perlu memiliki sistem pengendalian internal yang kuat untuk mengurangi risiko operasional tersebut.
Risiko Model:Â Risiko model terkait dengan penggunaan model matematika atau statistik untuk menilai harga dan risiko instrumen derivatif. Ketika terjadi kesalahan dalam model atau asumsi yang digunakan, dapat menghasilkan estimasi yang tidak akurat dan pada akhirnya mengakibatkan kerugian. Oleh karena itu, pelaku pasar harus melakukan validasi dan pengawasan yang ketat terhadap model yang mereka gunakan agar dapat mengidentifikasi dan memitigasi risiko ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H