Bicara soal propaganda, rasanya sekarang kita sudah terlalu banyak melahap propaganda yang disajikan oleh partai politik dan tuan-tuan berdasi yang hanya duduk di belakang meja, yang mengaku sebagai wakil rakyat. Tidak dipungkiri semakin berkembangnya teknologi, semakin banyak teknik baru yang muncul sebagai “propaganda kamuflase”. Mulai dari brosur yang mengotori jalanan, bendera dan baliho yang merusak pemandangan, hingga iklan maupun program acara yang menghantui masyarakat setiap dimulainya tayangan di televisi, dan yang terbaru saat ini adalah lagu paling fenomenal karya anak bangsa (baca : Partai Perindo) yakni “Mars Perindo”. Siapa yang tidak tahu MARS fenomenal satu ini “...Jayalah Indonesia”.
Jika huruf di awal setiap bait disatukan, maka akan tertera dengan jelas kata “MARS PERINDO”. Berikut mars fenomenal tersebut.
Wahhh... siapapun penulis mars tersebut pastilah berjiwa seni (musik) tinggi dan sangat cinta pada partainya. MARS yang berirama semangat dan mudah untuk dihafal ini menjadi sangat fenomenal karena diputar terus-menerus di beberapa stasiun televisi yang memiliki latar belakang (partai) yang sama, sehingga membuat banyak orang tanpa sadar menghafal MARS ini dan akan menyanyikannya apabila mendengarnya. Inilah salah satu contoh propaganda kamuflase terkini yang paling mudah diterima oleh masyarakat pada umumnya.
Secara sederhana propaganda berarti usaha untuk mempengaruhi orang lain melalui berbagai cara agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan sempurna. Diperlukan strategi yang tepat agar propaganda yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Propaganda saat ini sudah sangat variatif dan membuat masyarakat semakin merasa mual dengan banyaknya jenis propaganda kamuflase yang disajikan.
Banjirnya propaganda saat ini tidak terelakkan akibat dari bertaburannya partai politik yang didirikan pengusaha besar sekaligus pemilik media massa di Indonesia. Para pengusaha besar tersebut berusaha mencekoki masyarakat setiap harinya melalui tayangan-tayangan yang inspiratif dan simpatik untuk mendapat dukungan dari masyarakat. Tayangan yang penuh propaganda menjadi makanan sehari-hari yang harus kita nikmati apabila ingin menonton tayangan televisi.
Salah satu contoh nyata propaganda yang ada di media massa (televisi) adalah siaran “MARS PERINDO” yang diiringi tayangan kepedulian partai ini dengan mengirimkan mobil-mobil ambulance bantuan ke seluruh provinsi yang ada di Indonesia.
Ironi jaman sekarang yang sangat terlihat adalah tidak adanya lagi bantuan murni ikhlas tanpa pamrih yang diberikan, tetapi yang ada adalah bantuan dengan pamrih mendapat dukungan dan sumbangan suara dari masyarakat yang diberikan bantuan. Rasa-rasanya kita sudah terlalu fakir dengan keikhlasan. Karena setiap yang diperbuat haruslah mendapat sorotan publik dan mendapat sanjungan sebagai bentuk mempropagandakan diri agar image yang terlihat adalah image baik dan sempurna seolah-olah tidak ada cacat yang merusaknya. Propaganda jenis ini termasuk teknik propaganda “bandwagon technique”. Teknik ini dilakukan dengan menggembar-gemborkan kesuksesan yang dicapai seseorang, lembaga, atau instansi. Yang terbaru saat ini adalah lewat mars seperti ini.
Sekalipun sudah sangat terkenal dengan MARS-nya yang fenomenal dan malah seringkali dijadikan bahan lelucon di media social partai PERINDO tidak acuh dan tetap menayangkan MARS kebanggaan mereka. Banyak meme lucu yang hadir tidak menggentarkan PERINDO untuk tetap bersuara melalui MARS mereka. Berikut di bawah ini beberapa meme hasil dari netizen :
Saat-saat krusial seperti inilah kita sebagai warga negara Indonesia yang sudah pintar dan melek ”politik” harus dapat menyaring propaganda-propaganda variatif yang disajikan. Serta, harus lebih aktif mengawasi tayangan-tayangan yang menjadi racun di televisi. Oleh karena itu, dinding pertama yang harus dibangun untuk menyaring semuanya adalah oleh diri kita sendiri.
Created by :
Luthfiyah Shafira (07031281520157)
Mahasiswi Ilmu Komunikasi, Universitas Sriwijaya
Dosen pengasuh : Nur Aslamiah Supli, BIAM, M.Sc
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H