Mohon tunggu...
Luthfiyahlenny
Luthfiyahlenny Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pokok-pokok Pemikiran Al-Maturidi Ki

26 September 2018   23:02 Diperbarui: 26 September 2018   23:03 2706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

kristen yang dibentuk pada kekaisaran Romawi timur) yang keras pada satu sisi lain. Dari

segi wataknya, pergerakan tersebut memiliki semangat ortodoks. Bukti penyusunanya jelas

menampakan sifat yang menentang kemajuan terhadap mu'tazilah, corak pemikiran yang

sintesis ini, menurut watt dipengaruhi pemikiran kullabiah (teologi sunni yang dipelopori ibn

kullab).

a) Tuhan dan sifat-sifat-Nya
Menurut Al-Maturidi, mengetahui tuhan dan kewajiban dapat diketahui oleh
akal. Kemampuan akal mengetahui dua hal tersebut sesuai dengan ayat-ayat Al-
Qur'an yang mengandung perintah agar manusia menggunakan akal dan usaha
memperoleh pengetahuan dan iman terhadap Allah SWT melalui pengamatan dan
pemikiran yang mendalam tentang makhluk ciptaan-Nya.
Dalam masalah baik dan buruk, Al-maturidi berpendapat bahwa penentu baik
dan buruknya sesuatu terdapat pada sesuatu itu sendiri, sedangakan perintah atau
larangan syari'ah hanya mengikuti ketentuan akal mengenai baik dan buruknya
sesuatu. Al-Maturidi mengikuti bahwa akal tidak selalu mampu membedakan
antara yang baik dan yang yang buruk, dan terkadang pula mampu mengetahui
sebagian baik dan buruk.
b) Perbuatan Manusia
Menurut Al-Maturidi, perbuatan manusia adalah ciptaan tuhan karena segala
sesuatu dalam wujud ini adalah ciptaan-Nya. Khusus mengenai perbuatan
manusia, kebijaksanaan dan keadilan kehendak tuhan mengharuskan manusia
memiliki kemampuan berbuat(ikhtiar) agar kewajiban-kewajiban yang
dibebankan kepadanya dapat dilaksakan. Dalam hal ini, Al-Maturidi
mempertemukan antara ikhtiar sebagai perbuatan manusia dengan qudrat tuhan
sebagai pencipta perbuatan manusia. Tuhan menciptakan daya (kasb) dalam diri
manusia dan manusia bebas menggunakanya. Daya-daya tersebut diciptakan
bersamaan dengan perbuatan manusia.
c) Kekuatan dan kehendak mutlak tuhan
Telah diuraikan diatas bahwa perbuatan manuasia dan segala sesuatu dalam wujud
ini, yang baik atau yang buruk adalah ciptaan Tuhan. Akan tetapi, pertanyaan ini
menurut Al-Maturidi bukan berarti tuhan berkehendak dan beruat dengan
sewenang-wenang serta sekehendaknya, karena qudrat tuhan tidak sewenang-
wenang (absolut), tetapi perbuatan dan kehendaknya itu berlangsung sesuai
dengan hikmah dan keadilan yang sudah ditetapkanya.

d) Sifat Tuhan
Berkaitan dengan masalah sifat tuhan, dapat ditemukan persamaan antara
pemikiran Al-Maturidi dengan Al-Asy'ari. Seperti halnya Al-Asy'ari, ia
berpendapat bahwa tuhan mempunyai sifat-sifat, seperti sama', bashar, dan
sebagainya. Walaupun begitu, pengertian Al-Maturidi tentang sifat tuhan sebagai
sesuatu yang bukan dzat, melainkan melekat pada dzat.
Tampaknya, paham Al-Maturidi tentang makna sifat tuhan cenderung mendekati
paham mu'tazilah. Perbedaan keduanya terletak pada pengakuan Al-Maturidi
tentang adanya sifat-sifat tuhan, sedangkan Mu'tazilah menolak adanya sifat-sifat
tuhan.
e) Melihat Tuhan
Al-Maturidi mengatakan bahwa manusia dapat melihat tuhan. Tentang melihat
tuhan ini diberitakan oleh Al-Qur'an, antara lain firman Allah dalam surat Al-
Qiyamah ayat 22 dan 23.
Al-Maturidi lebih lanjut mengatakan bahwa tuhan kelak di akhirat dapat
ditangkap dengan pengelihatan karena tuhan mempunyai wujud, walaupun
immetarial. Melihat tuhan kelak di akhirat tidak memperkenalkan bentuknya (Bila
kaifa) karena keadaan di akhirat tidak sama tidak sama dengan kadan di dunia.
f) Kalam Tuhan
Al- maturidhi membedakan antara kalam yang tersusun dengan huruf dan kalam
nafsi. Kalam nafsi adalah sifat qodim bagi allah, sedangkan kalam yang tersusun
dari huruf dan kata-kata dan suara adalah baharu(Hadist). Al-Qur'an adalah kalam
ilahi yang tersusun dari huruf dan kata-kata adalah baharu (Hadis). Kalam nafsi
tidak dapat diketahui hakikatnya.
g) Perbuatan manusia
Menurut Al-Maturidi,tidak ada sesuatu yang terdapat dalam wujud ini, kecuali
semua adalah dalam kehendak tuhan. Setiap perbuatan tuhan yang bersifat
mencipta atau kewajiban-kewajiban yang dibenbankan kepada manusia tidak
terlepas dari hikmah keadilan yang di kehendakinya. Kewajiban tersebut antara
lain: a. Tuhan tidak akan membebankan kewajiban terhadap manusia dikemampuanya, b. Hukuman atau ancaman dan janji pasti terjadi karena
merupakan tuntutan yang sudah ditetapkan.
h) Pengutusan Rasul
Akal tidak selamanya diketahui dan dibebankan kepada manusia, seperti halnya
baik dan buruknya serta syari'at yang dibebankan kepada manusia. Pandangan Al-
Maturidi ini tidak jauh berbeda dari dengan pandangan mu'tazilah yang
berpendapat bahwa pengutusan rasul ke tengah-tengah umatnya agar manusia
dapat berbuat baik dalam kehidupanya dan dalam menjalankan ajaran rasulnya.
i) Pelaku Dosa Besar
Al-Maturidi berpendapat bahwa orang yang melakukan dosa besar tidak kekal di
neraka, walaupun ia meninggal sebelum bertobat. Orang yang kekal di neraka
ialah orang yang melakukan dosa syirik. Perbuatan dosa besar (selain syirik) tidak
menjadikan seorang kafir atau murtad.
REFERENSI
Ilmu Kalam Karangan Prof. H. Abdul Rozak, M. Ag. dan Prof. Dr. H.
Rosidin Anwar, M. Ag.
http//alriyad20.wordpress.com

\ luar batas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun