Mohon tunggu...
Luthfiyah Amelia
Luthfiyah Amelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Trip

Ingin ke Malioboro? Yuk Pelajari Kisahnya!

1 November 2021   08:53 Diperbarui: 1 November 2021   23:07 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malioboro, ketika namanya disebut apa yang terlintas dalam fikiranmu?

Pusat belanja oleh-oleh? Atau berbagai kuliner khas yang lezat?

Keindahan apapun yang kamu fikirkan tentang malioboro, semuanya benar. Berdasarkan apa yang ku alami, kota yang terbuat dari rindu ini seolah telah menyihir kita untuk terus berlama-lama saja disini menikmati kuliner dan keramaiannya.

Kawasan Malioboro sendiri merupakan gabungan dari tiga jalan utama yaitu Jalan Margo Utomo, Malioboro dan Margo Mulyo. Kawasan ini membentang dari Tugu Jogja dengan jarak 2,5 kilometer hingga perempatan kantor pos Yogyakarta dan tepat berada di titik 0 kilometer Kota Yogya.

Dilansir dari berbagai sumber, kawasan malioboro berada pada satu garis lurus yang dikenal dengan garis imajiner, garis ini menghubungkan wisata penting yang ada di Jogja seperti Pantai Parangtritis,Gunung Merapi,Tugu,hingga Kraton Yogyakarta.

Malioboro memiliki dua versi nama yang dipercayai oleh warga setempat.

Pertama,masyarakat percaya nama malioboro berasal dari seorang bangsawan bernama Marlborough ketika Indonesia berada dibawah kekuasaan raja Inggris pada tahun 1811-1816.

Berbeda dengan versi yang kedua, nama Malioboro diambil dari bahasa sansekerta yang artinya karangan bunga. Hal ini dikarenakan dulunya Kraton Yogyakarta sering dipenuhi dengan karangan bunga ketika sedang mengadakan upacara atau hajatan tertentu.

Jalan Malioboro dulunya memberlakukan sistem dua arah, namun karena semakin banyaknya kendaraan yang berlalu lalang serta wisatawan yang berjalan, pada tahun 80-an jalan Malioboro memberlakukan sistem satu arah dimulai dari Stasiun Tugu hingga ke Pasar Beringharjo.

Disepanjang jalan malioboro kita bisa menemukan pedagang makanan, aksesoris, baju, hingga sandal dengan harga yang bervariasi. Tidak hanya itu, terdapat pula delman dan becak yang akan mengantar kita mengelilingi malioboro di sore atau malam hari.

Bukan sekedar menjadi ikon wisata biasa, hingga saat ini Malioboro masih menjadi salah satu elemen penting bagi warga Yogyakarta baik dari segi ekonomi maupun sejarah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun