Beliau pun tersenyum lagi, kali ini senyumnya melebar.Â
"Baiklah, tugas selanjutnya masukan kentang tersebut ke dalam kantung, kemudian ikat dan kalungkan di leher kalian. Dan baru boleh dilepas setelah jam pelajaran usai."
Aku girang bukan main, berbeda dengan raut teman yang lain. Kini mereka nampak gusar, membayangkan benda berat menggantun di lehernya untuk waktu yang lumayan lama.
Diakhir jam kelas, pak Bejo mulai angkat suara dan bertanya kenapa beliau menyuruh membuat tugas ini.
Katanya, "nak, ini adalah bentuk kecil efek dari rasa benci terhadap seseorang. Hanya membuat beban yang selalu kamu bawa disetiap kegiatan! Dari sini bisa kita lihat bahwa kita sendirilah yang merugi! Jadi, belajar lah memaafkan dan jangan membawa pengaruh buruk dalam kehidupan kalian,"
Yang lain tertunduk lesu, sedangkan aku kembali mengingat perkataan lampau yang pernah Ibu ucapkan, ternyata beliau ada benarnya!
"Sudah, sekarang kentangnya kamu lepas dan boleh kalian masak di rumah."Â
Diakhiri dengan nafas lega pada semua yang membawa kentang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H