Pernakah kamu menjumpai orang yang dengan relanya dia berkorban untuk membantu sesama? saya yakin pasti jawaban kalian pernah. Namun pada contoh kali ini saya mengambil dari kalangan mahasiswa yang ikut dalam suatu organisasi, kemudian dalam organisasi tersebut dia menyalonkan sebagai panitia divisi dokumentasi dalam acara yang akan diadakan.Â
Dibalik itu alasan dia menjabat sebagai panitia di divisi dokumentasi sebab dia menganggap enteng tugasnya karena dia memiliki kamera yang akan dipergunakan nantinya.Â
Akan tetapi, pada konteks perilaku prososial ini dalam kasus tersebut terutama dilihat dalam kacamata masyarakat awam, mahasiswa yang dinilai lebih dalam konteks perilaku prososial yaitu mahasiswa yang ikut aktif dalam organisasi maupun kepanitiaan dengan cara menghargai dan menghadiri segala rapat yang dilaksanakan guna untuk mempersiapkan segala aspek dalam acara tersebut sehingga dapat berjalan dengan baik.Â
Jadi, perilaku prososial bukan hanya soal membantu dengan suka rela saja karena memiliki kepedulian atau rasa empati, tetapi bekerja sama juga dapat termasuk ke dalam perilaku prososial.
Jadi, perilaku prososial itu apa ?
Daniel Batson merupakan salah satu tokoh yang pemikirannya paling kuat bahwasanya banyak orang yang menolong dengan tekadnya yang murni dari kebaikan hati mereka. Batson mengemukakan terkadang menjumpai orang yang menolong orang lain sebab alasan pribadi, tapi tekad orang tersebut adalah murni altruistik yang mana tujuannya hanya menolong orang lain, meskipun dalam menolong tadi perlu adanya sebuah pengorbanan yang cukup besar dalam dirinya.Â
Batson menyatakan ketika kita merasakan empati pada orang lain khususnya dalam hal membutuhkan bantuan, maka altruisme yang murni akan muncul disini. Jadi empati disini memiliki arti kemampuan dalam menempatkan diri kita terhadap posisi orang lain dan merasakan emosi serta kejadian apa yang sedang dialami atau dirasakan.Â
Hal tersebut Batson menyebutnya sebagai hipotesis empati altruisme, dimana ketika kita berempati terhadap orang lain, maka kita mencoba menolongnya dengan sebab altruisme murni, tidak peduli dengan apa yang akan didapatkan. Batson juga mengemukakan bahwasanya apabila dalam diri kita tidak merasakan empati, maka tindakan menolong tadi merupakan proses pertukaran sosial.
Tindakan yang mengungkapkan sebuah kepedulian, dapat memberi manfaat, atau menjaga hubungan yang harmonis dengan orang lain dikelompokkan sebagai perilaku prososial. Contoh umumnya yakni menolong, berbagi, bekerja sama, dan menghibur orang lain yang sedang mengalami kesedihan.Â
Bertambahnya usia manusia juga bersangkutan dengan berkembangnya kemampuan berempati dan karakter prososial pada seseorang. Lingkungan merupakan sebuah faktor yang memiliki pengaruh besar dalam pembentukan karakter prososial dalam diri seseorang. Dalam cakupan lingkungan, maka dengan siapa dan bagaimana dirinya bersosialisasi dalan kehidupan sehari-hari itu yang menjadi permasalahanya.
Masa yang paling digawatkan dalam membentuk karakter prososial dalam diri seseorang yakni pada fase kanak-kanak. Apabila karakter prososial dalam diri anak bertumbuh dengan kualitas yang baik pada masa ini, maka akan sangat memungkinkan kelak dewasa nanti akan memiliki kualitas prososial yang baik.Â
Begitupun sebaliknya apabila seorang anak belum memiliki karakter prososial yang baik, maka akan berisiko mendorong orang untuk memelihara kepribadian yang bersifat antisosial di masa akan datang. Agar perkembangan karakter prososial dalam diri seseorang dapat optimal, maka kepekaan orang tua amat sangat diperlukan dalam mengamati setiap tahapan dalam perkembangan kualitas perilaku prososial anak.
Terdapat beberapa indikator perkembangan perilaku prososial pada anak usia dini menurut Kemendikbud (2014) sebagai berikut :
Usia 4-5 tahun, antusiasme anak ditunjukkan secara positif dalam permainan kompetitif, taat pada peraturan yang sudah diberlakukan dalam suatu permainan, menghargai orang lain dan menunjukan rasa simpati. Bermain peran merupakan permainan yang cocok untuk mengembangkan kepeduliann. Memasuki usia 5-6 tahun, anak mulai mengetahui perasaan temannya, ketika semisal dirinya tahu bahwa temannya kehilangan mainan yang disukai kemudian anak tersebut menunjukkan kepeduliannya dengan cara membantu temannya mencari mainan yang disukainya atau dia juga bisa bertindak untuk meminjamkan mainannya yang ia punya.
Poin lain dari pembahasan di atas, peran orangtua dalam emosi prososial anak juga menarik untuk dibahas. Perilaku pengasuhan menjadi ranah fokus dalam penelitian yang relevan mengenai peran rasa bersalah dan respon yang berhubungan dengan empati. Namun, pada artikel ini hanya berfokus pada dukungan dari orang tua, disiplin orang tua, dan sosialisasi terkait emosi.
Dukungan orang tua
Melalui dukungan orang tua diyakini dapat meningkatkan respon empati pada anak-anak sebab hal tersebut dipercaya guna mengarah pada hubungan yang positif serta responsif antara orang tua dengan anak. Terlebih lagi pengasuhan yang tepat juga dapat dijadikan model dalam simpati pada orang lain.
Disiplin orang tua
Hoffman menjabarkan mengenai bagaimana praktik disipilin ini dapat memposisikan guna memperkenalkan respon juga rasa bersalah terkait empati pada anak-anak. Dengan begitu, melalui praktik pendisiplinan yang mana dapat meningkatkan antusiasme guna memikat perhatian dari anak-anak, namun kecil kemungkinan melahirkan adanya tekanan yang tinggi.
Sosialisasi mengenai emosi
Studi yang membicarakan mengenai keterkaitan praktik sosialisasi yang berhubungan dengan emosi pada orang tua dengan emosi prososial anak jumlahnya masih terbatas. Strategi yang dianggap optimal dalam mengendalikan dorongan mereka secara konstruktif apabila sedang berhadapan dengan emosi orang lain yakni praktik dari orang tua guna membantu anak-anaknya dengan adaptif menandingi emosi negatif dari mereka. Jadi, melalui ekspresi emosi positif dan negatif mereka sendiri itu juga termasuk dalam salah satu upaya dari orang tua dalam mensosialisasikan emosi anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H