Mohon tunggu...
Luthfiyah Rahadatul Aisy
Luthfiyah Rahadatul Aisy Mohon Tunggu... Mahasiswa - 210105110043 PIAUD A

Hallo semuanya selamat datang, terima kasih telah berkunjung ke profile kami.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ternyata Memang Benar Adanya Istilah Kesulitan Membaca pada Anak

8 April 2022   22:09 Diperbarui: 8 April 2022   22:25 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pendidikan bisa didapatkan kapan saja, dimana saja, dan  siapa saja. Belajar merupakan kunci kesuksesan dari pendidikan.  Belajar juga termasuk hak dan kewajiban bagi setiap anak di Indonesia. Akan tetapi, kerap sekali ditemukan anak yang merasa kesulitan belajar. Kesulitan belajar yang dialami oleh anak-anak tentunya bermacam-macam. Kesulitan belajar yang dialami oleh anak-anak dasarnya adalah kesulitan dalam membaca.

Umumnya kesulitan belajar dan spesifiknya kesulitan belajar terjadi anak baik di sekolah maupun di lingkungan sosialnya. Rapin mengatakan bahwa kesulitan dalam membaca telah menarik perhatian pada salah satu kesulitan belajar spesifik. Hal tersebut dikarenakan dasar dari memperoleh kepandaian yakni dengan membaca.

Apabila anak pada usia awal tidak disegerakan memiliki kemampuan membaca, maka nanti akan jelas mengalami kesulitan dalam mempelajari bidang lainnya. Oleh karena itu, kemampuan membaca sangatlah penting  untuk membantu dalam mempelajari banyak hal.

Terjadinya Dyslexia dikarenakan rasa sulit yang dialami terletak pada fungsi otak tepatnya pada pusat-pusat susunan saraf yang bersifat psikologis dalam memproses informasi yang didapatkan melalui alat-alat indra menjadi pengetahuan. Dyslexia merupakan tidak mampunya seseorang dalam belajar khususnya mengenai dasar dalam berbahasa tertentu, dimana memiliki pengaruh dalam mempelajari kata-kata dan membaca meskipun anak tersebut memiliki tingkat kecerdasan di atas rata-rata.

Biasanya dyslexia sering terjadi pada anak-anak yang mana penglihatan dan kecerdasan anak tersebut normal. Anak-anak yang mengalami dyslexia ini dapat berbicara dengan normal, namun merasa kesulitan dalam menginterpretasikan "spoken language" dan tulisan. Dyslexia sering ditemukan pada anak laki-laki. Penyebab utama dyslexia ini yakni kelainan otak yang mana mempengaruhi proses pengolahan bunyi dan bahasa yang diucapkan. Kelainan itu tadi dapat dikategorikan kelainan bawaan, dimana dapat memengaruhi penguraian kata serta mengalami gangguan dalam mengeja dan menulis. 

Untuk dapat mengetahui apakah anak tersebut mengalami disleksia atau tidak, maka harus dilakukan pemeriksaan oleh pakar yang ahli dalam bidangnya. Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah anak tersebut mengalami disleksia atau tidak dilakukan secara klinis dengan berdasarkan cerita dari orang tua, observasi, dan tes-tes psikometrik. Anak yang mengalami disleksia pada usia pra sekolah yakni biasanya disertai dengan adanya keterlambatan dalam berbahasa atau juga dapat mengalami gangguan dalam mempelajari kata-kata yang bunyinya mirip, kesulitan dalam mengenali huruf disertai dengan riwayat disleksia dalam keluarga.

Biasanya anak yang mengalami gangguan dyslexia ini memunculkan beberapa ciri atau gejala. Gejala yang dialami oleh anak yang menderita dyslexia ini adalah sebagai berikut : (1) Kesulitan mengenali huruf, (2) Merasa sulit menghubungkan huruf dengan bunyi, (3) Merasa sulit membentuk suku kata, (4) Pembalikan posisi huruf, (5) Mengalami kekacauan disaat mengeja, (6) Ragu dalam mengucap kata, dan (7) Kurangnya dalam memahami arti sebuah kalimat.

Berbagai riset teori menurut Frith mengatakan bahwa penyebab dari dyslexia diantaranya ialah : Pertama, Biologis. Faktor biologis dapat berupa  riwayat keluarga yang sebelumnya juga pernah mengalami dyslexia, bermasalah saat hamil, dan masalah kesehatan lainnya. Kedua, Kognitif. Maksud dari faktor kognitif yaitu pada pola artikulasi bahasa dan kurangnya akan kesadaran terhadap fonologi. Ketiga, Perilaku. Maksud dari faktor perilaku disini yaitu masalah sosial, stress yang akhirnya berdampak dalam sulitnya untuk belajar, dan gangguan motoriknya.

Apabila dirasa anak itu mengalami kesulitan membaca, maka berikut beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menangani Dyslexia antara lain : Pertama, Memerhatikan dalam penggunaan media. Pembelajaran yang menarik dan tentunya efektif. Seperti, dengan bantuan gambar  akan memudahkan anak yang mengalami disleksia untuk mengenali huruf.

Kedua, Rasa Percaya Diri yang tinggi dan motivasi anak dyslexia. Seperti, membacakan dongeng kemudian dijelaskan apa saja manfaatnya dengan bias membaca. Bukan hanya itu saja, tetapi rasa percaya diri anak juga harus ditimbulkan. Pada dasarnya anak yang mengalami dyslexia akan dikucilkan teman kelasnya karena merasa kesulitan dalam mengikuti pembelajaran.

Ketiga, Jangan sesekali menyalahkan anak atas kondisinya. Biasanya orang tua sering menyalahkan anak ketika anak tersebut mengalami gangguan dalam membaca. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pemahaman orang tua mengenai Dyslexia. Biasanya orang tua menyalakan sang anak karena dirasa anak tersebut sering bermain daripada belajar. Namun, faktanya bahwa dyslexia disebabkan karena terdapatnya kesalahan di otak anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun