Mohon tunggu...
Luthfiyah Rahadatul Aisy
Luthfiyah Rahadatul Aisy Mohon Tunggu... Mahasiswa - 210105110043 PIAUD A

Hallo semuanya selamat datang, terima kasih telah berkunjung ke profile kami.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenali Perkembangan Bahasa Reseptif Pada Anak Usia Dini

12 Maret 2022   00:44 Diperbarui: 26 Maret 2022   00:46 1194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk anak usia 2-3 tahun, mereka telah memahami kalimat perintah dimana mereka diminta untuk mengikutinya. Misalnya, "lepas tasnya dan taruh pada tepatnya". Anak akan mengerti kata-kata yang berlawanan seperti panas dan dingin, cepat atau labat, dia dan bergerak, dan lain sebagainya.

Perkembangan bahasa reseptif pada usia 3-5 tahun

Pada anak usia 3-5 tahun ditandani dengan anak yang mulai memahami apa yang telah dikatakan oleh orang lain, mulai tertarik dengan cerita, mulai memahami hubungan bunyi dan kata. Faktor yang mempengaruhi kemampuan bahasa reseptif pada usia ini yakni komunikasi yang terjadi saat berinteraksi dengan orangtua.

Ketika anak mengalami kesulitan dalam memahami informasi orang lain, mungkin anak tersebut mempunyai gangguan bahasa. Untuk mengenali apakah anak mempunyai gangguan bahasa reseptif maka kita harus mengetahui terlebi dahulu ciri-cirinya.

Ciri anak yang mengalami gangguan reseptif, diantaranya : (1) Kesulitan mendengarkan bahasa, (2) Tidak memperhatikan waktu kelompok di taman kanak-kanak dan sekolah, (3) Tidak mengikuti instruksi yang dapat diikuti oleh orang lain pada usia yang sama, (4) Tanggapi pertanyaan dengan mengulangi apa yang anda katakan alih-alih memberikan jawaban, (5) Sulit mendengarkan cerita, dan (6) memberi jawaban pertanyaan yang tidak biasa.

Aka apa yang harus kita lakukan untuk meningkatkan kemampuan reseptif pada anak? yakni jangan memberikan instruksi yang berlebihan, lakukan kontak mata, menyederhanakan bahasa yang digunakan, meminta anak untuk mengulangi instruksi, memperhatikan penggunakan urutan, seperti pertama/kemudian (contoh : "pertama-tama ambil tasmu, lalu kenakan sepatumu"). dan lain sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditegaskan kembali bahwa pada anak usia dini permasalahan yang selalu dihadapi yaitu keterampilan dalam mendengarkan dan memperhatikan masih dibilang rendah. Keterampilan mendengarkan dan memperhatikan tentu sangat penting pada anak usia dini untuk diajarkan sebagaimana upaya dari perkembangan bahasa pada anak. jika orang tua masih ragu pada anak, maka orang tua harus selalu mengontrol pengembangan bahasanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun