Mohon tunggu...
Luthfi Wildani
Luthfi Wildani Mohon Tunggu... Penulis - Pecinta Hikmah dan Kebenaran

I'm Just The Ordinary Man and Thirsty Knowledge

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dakwah Bil-Hal sebagai Solusi Problematika Umat dan Bangsa

20 Agustus 2019   10:54 Diperbarui: 20 Agustus 2019   11:04 1310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Image yang terbangun sekarang adalah bahwasanya muslim itu hanya bisa ngomong saja, baik lewat lisan maupun tulisan. Namun dalam tataran implementasi, masih kurang dan minim sekali. Kita bisa lihat bagaimana perilaku koruptif masih menjadi penyakit kronis yang tidak bisa disembuhkan. Praktek-praktek pungli yang sudah menjadi budaya ketika kita ingin urusan kita cepat kelar dan selesai. 

Dan itu semua yang melakukan adalah mayoritas beragama Islam. Penulis sadar betul bahwa memang Indonesia itu mayoritas penduduknya adalah muslim, namun bukan berarti kita membenarkan pernyataan bahwa "yaa pantas saja mayoritas koruptor adalah muslim, wong mayoritas penduduknya adalah muslim". 

Bagi penulis, pernyataan tersebut hanyalah sebuah apologi untuk menutupi kebobrokan kita sendiri sebagai umat Islam. Harusnya kita bisa menjadi pelopor dan pioneer untuk tidak melakukan tindakan koruptif dimulai dari hal yang paling terkecil, yaitu diri kita sendiri.

Betapa banyak wacana yang didiskusikan dan diperdebatkan, namun ujung-ujungnya hanya pepesan kosong. Betapa banyak konsep yang disusun dan direncanakan, namun ujung-ujungnya hanya masuk di laci arsip alias zonk. 

Para politisi busuk yang beragama Islam hanya mampu mengumbar janji-janji manis pada saat kampanye, namun setelah terpilih, rakyat dan umat diacuhkan begitu saja, seolah-olah janji-janji manis yang dikampanyekan hanyalah lip service belaka, apalagi janji itu dibalut dengan nuansa relijius, sehingga umat hanya bisa menganggukkan kepala saja seakan-akan janji-janjinya sudah pasti ditepati, karena ada garansi agama. 

Inilah realita kondisi umat Islam di Indonesia pada umumnya. Masyarakat yang rasional tentu tidak serta merta mempercayai janji-janji para politisi busuk jika belum ada buktinya dan belum memiliki track record yang jelas.

Oleh karena itu, salah satu solusi untuk memperbaiki kondisi umat Islam sekarang ini adalah dengan dakwah bil-hal. Sederhananya, dakwah bil-hal itu adalah dakwah langsung dengan tindakan. Bukan berarti penulis mengecilkan peran dari metode dakwah bil-lisan dan bil-kitabah. 

Namun penulis melihat bahwa dakwah bil-hal ini lebih dibutuhkan oleh masyarakat dan umat saat ini, ketimbang dua metode dakwah yang telah disebutkan. Karena masyarakat dan umat sekarang membutuhkan tokoh dan public figure yang bisa dijadikan contoh dan panutan, ketimbang para pragmatis dan oportunis dari kalangan manapun yang hanya memanfaatkan status quo masyarakat. Mereka lebih membutuhkan sosok-sosok yang bisa menjawab problematika yang tengah terjadi baik dari sisi agama, politik, ekonomi, sosial dan lain sebagainya.

Dakwah bil-hal itu cakupannya sangat luas sekali, bukan dipersempit hanya dalam ruang lingkup politik dan agama saja. Karena setiap muslim adalah seorang dai, dalam artian mempunyai tanggung jawab mengemban misi dakwah Islam, minimal untuk dirinya sendiri. 

Maka sudah sepatutnya kita harus memperlihatkan bahwa Islam memang agama untuk semua manusia dan sekalian alam. Yang mau kita dakwahkan adalah nilai-nilai yang terkandung di dalam ajaran agama Islam. Kita harus bisa memperlihatkan cermin keislaman kita dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya, bagi seorang pegawai, yang harus dilakukan adalah bekerja secara profesional dan harus mempunyai integritas. maka secara tidak langsung kita sudah berdakwah kepada orang lain bahwa seorang muslim itu ketika bekerja pasti profesional dan berintegritas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun