Mohon tunggu...
Luthfi Ramadhan
Luthfi Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang

Peminat Ilmu Sosial, Pemasaran, dan Ilmu lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Belajar Pemasaran dari Patagonia, Merek Pakaian yang Peduli Isu Lingkungan

7 Desember 2022   16:26 Diperbarui: 7 Desember 2022   16:51 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam satu dekade ke belakang ini, isu lingkungan menjadi sorotan masyarakat di seluruh dunia. Isu-isu lingkungan yang kerap dibicarakan oleh masyarakat adalah terkait dengan peran perusahaan dalam mengurangi efek dari perubahan iklim secara global. Peter Schwartz, selaku pendiri Global Business Network (GBN) menjelaskan dengan mengambil peran kepemimpinan dalam membantu wilayah terdampak isu perubahan iklim, perusahaan tidak hanya dapat memajukan kepentingan mereka, namun dapat membangun komunikasi baik dengan komunitas-komunitas di area bisnis mereka.

Salah satu perusahaan yang sangat memperhatikan isu lingkungan adalah Patagonia. Patagonia adalah merek perusahaan pakaian yang memproduksi pakaian kasual dan pakaian luar yang menggunakan 100% bahan berkelanjutan dan fokus pada isu penyelamatan lingkungan. Patagonia didirikan tahun 1973 oleh Yvon Chouinard di Kalifornia, Amerika Serikat. Yvon Chouinard mendirikan Patagonia atas kecintaannya mendaki gunung dan lingkungan.

Patagonia mengidentifikasi diri mereka sebagai perusahaan "aktivis" lingkungan. Sejak tahun 1985, Patagonia telah mendonasikan 1% dari penjualannya untuk restorasi dan preservasi lingkungan. Tercatat sebanyak $89 Juta dollar telah diberikan untuk keperluan tersebut. Seiring dengan berkembangnya perusahaan, Patagonia semakin terlibat dalam isu lingkungan dan sosial. Bahkan pada tahun 2022, Patagonia berniat menjual seluruh sahamnya untuk mengatasi perubahan iklim.

Dalam sisi pemasaran, Patagonia mengedepankan kegiatan aktivis lingkungan sebagai citra merek utama mereka. Patagonia mengkampanyekan program 1% for the Planet sebagai bentuk pemasaran mereka. Dilansir dari situs patagonia.com, 1% for the Planet adalah aliansi bisnis yang memahami bahwa melindungi lingkungan alam adalah kewajiban.

 Patagonia melakukan pemasaran tradisional dan non-tradisional. Pemasaran tradisional yang dilakukan oleh patagonia, yaitu dengan melakukan kampanye di media cetak dan papan iklan, namun dengan cara yang unik. Sebagai contoh, pada November 2011 Patagonia mencetak iklan pada halaman depan koran New York Times dengan kampanye "Don't buy this Jacket" yang menyerukan konsumen untuk tidak membeli produk mereka sebagai bentuk protes kepada masyarakat yang sering menggunakan sumber daya yang melebihi kapasitas yang dapat ditampung oleh planet bumi.

Media sosial, Key Opinon Leader (KOL) dan situs adalah salah satu bentuk pemasaran tradisional yang dilakukan oleh Patagonia. Patagonia menggunakan media sosial dan situs untuk mengkampanyekan aksi isu lingkungan dan produk mereka. Sebagai contoh, Patagonia melakukan kampanye soft-selling produk dengan mempekerjakan 93 atlet sebagai duta merek mereka di media sosial. Duta merek tersebut lalu membuat caption mengenai apa yang mereka lakukan dan prestasi apa yang dilakukan. Untuk situs sendiri, Patagonia menawarkan kampanye Worn Used yaitu kampanye bagi masyarakat untuk membeli pakaian bekas sebagai aksi mengurangi sampah.

Pemasaran tradisional dan non-tradisional yang dilakukan oleh Patagonia menurut pembaca sangat unik dan terbukti ampuh dalam mendorong kampanye pro lingkungan. Pemasaran yang dipromosikan patagonia sarat dengan aksi-aksi melindungi bumi. Kampanye-kampanye tersebut mendorong banyak konsumen untuk tidak hanya membeli produk mereka, namun juga berpartisipasi dalam aksi lingkungan. Belajar dari pemasaran Patagonia, sepatutnya pelaku industri retail pakaian mulai melakukan kampanye isu-isu lingkungan atau sosial dengan aksi yang nyata.

Referensi:        

Badan Kebijakan Fiskal (2021). Peluang Sektor Swasta dalam Proyek Adaptasi Perubahan Iklim.  Diakses pada 4 Desember 2022, dari https://fiskal.kemenkeu.go.id/nda_gcf/publikasi/peluang-sektor-swasta-dalam-proyek-adaptasi-perubahan-iklim

Schwartz, Peter. (2007). Investing in global security. Harvard Business Review. 85. 26-28+162.

Drawbridge, J. E. (2018). Going Off Course: A Case Study on the Marketing Strategy of Patagonia.

Patagonia (2022). One percent for the planet. Diakses pada 4 Desember 2022, dari https://www.patagonia.com/one-percent-for-the-planet.html

Rogers, Charlotte. (2018). Patagonia on why brands 'can't reverse into purpose' through marketing. Diakses pada 4 Desember 2022, dari https://www.marketingweek.com/patagonia-you-cant-reverse-into-values-through-marketing/

Patagonia (2022). Worn Wear. Diakses pada 4 Desember 2022, dari https://wornwear.patagonia.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun