Belakangan ini, kebiasaan berjalan kaki, kian hari semakin memudar dalam diri kita.  Perkembangan zaman yang membuat kita semakin mudah dan murah dalam menggunakan  mode transportasi, menjadi salah satu alasan mengapa kita mulai meninggalkan kebiasaan untuk berjalan kaki. Selain itu, aspek efesiensi dan lebih hemat waktu membuat kita cenderung menggunakan mode transportasi untuk pergi ketempat yang sebenarnya dapat kita jangkau dengan berjalan kaki.
Padahal jika kita merenungkan kembali, terdapat banyak hal yang akan kita peroleh dengan berjalan kaki. Karena selain berdampak pada kesehatan raga, berjalan kaki juga memiliki dampak pada kesehatan mental kita.
Menurut Jeff Miller, Ph.D seorang psikolog dari Saint Xavier University, berjalan kaki memberikan dampak yang positif seperti sebuah energi. Berjalan kaki mampu mengendalikan perasaan menjadi berbunga-bunga, rasa antusias yang tinggi, sukacita, dan kegembiraan. Pasalnya berjalan kaki mampu meningkatkan hormon endorfin dalam otak yang membuat diri kita merasa lebih baik.
Selain itu dengan berjalan kaki membuat kita lebih peka terhadap hal-hal yang ada di sekitar kita. Karena saat berjalan kaki, kita tak hanya fokus pada tujuan kita namun kita juga memiliki banyak waktu untuk memaknai keadaan yang ada di sekeliling kita.
 Tak jarang, dalam setiap langkah kaki yang kita lakukan dengan penuh kesadaran, kita dapat menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang tak kunjung dapat di temukan jawabannya oleh pikiran. Saat kita berjalan kaki, kita seringkali menemukan bagian kecil dari pemikiran atau rasa yang terselip dan membuat kita merasa ada sesuatu yang tak benar.
Dengan berjalan kaki, tak menutup kemungkinan kita juga menemukan keyakinan diri tetang banyak hal yang kita ragukan, menemukan pemecahan masalah untuk persoalan yang sedang kita hadapi dari setiap kejadian yang ada di sekitar kita.
Dalam hal spritual, berjalan kaki juga merupakan salah satu bentuk rasa syukur untuk setiap hal yang telah di berikan oleh Tuhan. Karena dengan berjalan artinya kita mengoptimalkan seluruh kinerja dari setiap anggota tubuh yang telah di anugerahkan oleh Tuhan kepada manusia.
Berjalan kaki juga memiliki kaitan dengan religiusitas, terdapat banyak sekali kegiatan peribadatan dalam berbagai agama yang melibatkan prosesi berjalan kaki. Misalnya saja dalam agama Islam yang di mana terdapat Tawaf atau berjalan mengelilingi Ka'bah dalam ibadah haji, sedangkan dalam agama Katolik terdapat prosesi berjalan kaki dalam ritual the Camino Santiago de Compostela, juga laku berjalan kaki yang dipraktikkan dalam ritual agama Buddha dan Hindu.
 Sangat mengagumkan bukan, ketika kita menyadari bahwa hal- hal sederhana yang kita lakukan sehari-hari ternyata dapat memberikan makna yang begitu mendalam bagi kehidupan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H