Mohon tunggu...
luthfi mutaali
luthfi mutaali Mohon Tunggu... Dosen - pembelajar/peneliti/konsultan

saya meminati bidang pembangunan wilayah, tata ruang, ekonomi regional dan perencanaan lingkungan hidup

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

BAHAYA SESAT PIKIR, Menyamakan Sawit dan Hutan

8 Januari 2025   05:58 Diperbarui: 8 Januari 2025   06:12 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : https://images.app.goo.gl/dQBkRNVgNvzhuw7QA

Di sisi lain, industri kelapa sawit memang memiliki peran yang tidak dapat dipungkiri dalam ekonomi negara-negara penghasil sawit, terutama Indonesia dan Malaysia. Sektor ini menyediakan lapangan pekerjaan bagi jutaan orang, mendukung perekonomian, dan menyuplai kebutuhan minyak nabati global. Namun, hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk mengabaikan dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh ekspansi perkebunan sawit. Penting untuk mencari solusi yang dapat mengintegrasikan keberlanjutan ekonomi dengan keberlanjutan lingkungan, dan ini termasuk mengelola ekspansi sawit agar tidak merusak hutan atau mengancam keanekaragaman hayati.

Sebagai contoh, prinsip-prinsip ekonomi hijau yang menekankan keberlanjutan dan efisiensi sumber daya harus diterapkan. Salah satu pendekatan yang lebih ramah lingkungan adalah penerapan perladangan sawit berkelanjutan (sustainable palm oil farming), yang mendukung upaya-upaya untuk meminimalkan deforestasi dan mengurangi dampak lingkungan dari perkebunan sawit. Salah satu inisiatif tersebut adalah Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), yang bertujuan untuk mempromosikan standar keberlanjutan bagi industri kelapa sawit. Meskipun implementasi RSPO memberikan beberapa kemajuan dalam hal pengurangan kerusakan lingkungan, tantangan dalam implementasi di lapangan masih sangat besar. Penerapan yang lebih luas dan pengawasan yang ketat sangat dibutuhkan untuk memastikan bahwa produksi kelapa sawit tidak mengorbankan hutan.

Urgensi Kebijakan yang Tepat

Keberlanjutan ekosistem hutan harus menjadi prioritas utama dalam setiap kebijakan yang menyangkut penggunaan lahan, termasuk pengembangan perkebunan kelapa sawit. Jika pemerintah dan pengambil kebijakan terus berpandangan bahwa hutan dan perkebunan sawit adalah entitas yang setara, maka kita sedang menyiapkan diri untuk bencana ekologis yang lebih besar di masa depan. Penurunan fungsi ekosistem yang tak tergantikan, hilangnya keanekaragaman hayati, dan meningkatnya emisi karbon yang memperburuk perubahan iklim adalah beberapa risiko besar yang akan kita hadapi. Kebijakan yang salah arah akan mengarah pada kerusakan yang tak terpulihkan, dan ini adalah bencana ekologis yang akan menjadi warisan bagi generasi mendatang.

Sebagai seorang akademisi dan aktivis konservasi lingkungan, saya menyerukan kepada pengambil kebijakan untuk dengan tegas membedakan antara hutan alam dan perkebunan sawit. Kita tidak bisa menyamakan keduanya hanya karena keduanya hijau dan menyerap karbon. Ekspansi sawit yang tidak terkendali telah merusak hutan tropis, menyumbang pada hilangnya keanekaragaman hayati, dan memperburuk perubahan iklim. Penting bagi kebijakan yang ada untuk melibatkan strategi konservasi yang lebih ketat, termasuk pengelolaan lahan yang berkelanjutan, perlindungan terhadap hutan yang tersisa, dan penerapan teknologi yang ramah lingkungan untuk perkebunan sawit. Jika kita tidak segera bertindak, kita akan mempercepat kerusakan ekosistem yang tak dapat diperbaiki.

@luthfimutaali

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun