Mohon tunggu...
Muhammad LuthfiMaulana
Muhammad LuthfiMaulana Mohon Tunggu... Freelancer - UIN KH. ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN

Luthfi adalah sosok yang tenang dan cenderung lebih suka menyimak daripada bersuara keras dalam situasi sosial. Namun, di balik kerendahan suara tersebut, tersembunyi sebuah kegigihan yang luar biasa dalam bekerja. Saya memiliki fokus yang kuat dan kemauan untuk menyelesaikan tugas dengan baik, bahkan jika itu berarti bekerja sendiri dalam kesunyian. Selain itu, minat Saya dalam bidang sosial dan politik menunjukkan bahwa saya memiliki kedalaman pikiran dan keinginan untuk memahami dinamika sosial yang memengaruhi masyarakat. Saya menemukan kepuasan dalam mempelajari isu-isu yang kompleks dan berusaha untuk mencari pemahaman yang lebih baik tentang dunia di sekitar. Kombinasi antara sifat pendiam dan kegemaran dalam bidang sosial dan politik bisa menghasilkan individu yang reflektif dan berpikir kritis, yang mampu membawa pemikiran yang berarti dan konstruktif dalam diskusi dan interaksi sosial.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Festival Kupat Pemalang 2024, Meriah Tapi Bikin Resah

24 April 2024   05:17 Diperbarui: 24 April 2024   05:55 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. BPR Central Artha

 PEMALANG- Untuk pertama kalinya, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Diaspora) Kabupaten Pemalang menggelar Festival Kupat di Objek Wisata Pantai Widuri, Minggu (21/4). 

Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kunjungan pada sektor pariwisata, sekaligus melestarikan seni dan budaya yang ada di Kabupaten Pemalang. 

Dalam pelaksanaan festival ini, ada 30.000 ketupat yang disajikan. Seluruh ketupat yang disajikan, masing-masing dipersembahkan oleh berbagai jenis instansi kepemerintahan yang ikut serta dalam festival tersebut. Mulai dari Organisasi Perangkat Daerah, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Milik Negara, sampai instansi vertikal.

"Peserta terdiri dari 26 OPD, 7 BUMD, 2 BUMN dan 2 instansi vertikal," ucap Kepala Disparpora Pemalang, Dian Ika Siswati.

Pelaksanaan Festival Kupat Pemalang 2024 diawali dengan acara kirab dan diakhiri dengan makan ketupat bersama. Namun, dibalik kemeriahan Festival Kupat Pemalang 2024, terdapat berbagai kekecewaan yang diungkapkan oleh para pengunjung. Kekecewaan para pengunjung ditujukan kepada panitia pelaksanaan kegiatan serta pengelola lokasi wisata pantai widuri.

Para pengunjung mengeluhkan tiket masuk yang sangat mahal dan tidak jelas dalam setiap pembagian tiketnya. Pengunjung bisa saja dikenai tarif Rp 12.500 per orang, namun bisa juga terkena tarif Rp 25.000 per orang. 

Selain itu, mereka juga merasa tidak adil karena harus membayar sendiri makanan mereka ketika berada dalam festival. Dikutip dari akun sosial media Instagram @kabarpemalang pada unggahannya hari Minggu (21/4), banyak komentar keluhan dari para pengunjung mengenai tarif masuk yang hingga ketupat yang tidak bisa dimakan.

"Bayar tiket masuk 12.500 per orang fasilitasnya apa ya? Uangnya kemana? Di kelola untuk apa? Karena masuk pun bener-bener cuman masuk area pantainya, cuman ada warung warung makanan yg jualnya ngga pake menu jadi ngga tau harganya berapa, kalo mau ada menu paling masuk area dalam, itupun kadang diminta bayar lagi," ujar @fajarriaa dalam kolom komentar.


Harga masuk yang cenderung mahal tanpa mendapatkan benefit yang sepadan cenderung menjadi keluhan rata-rata dari para pengunjung. Selain itu, terdapat komentar dari pengunjung yang mengeluhkan ketupat dari festival tersebut sudah tidak layak makan.

"Sodaraku dpt ketupat giliran mo dimakan ternyata kupatnya udah bau dan basi," ujar @diandrasetiawan67 pada kolom komentar.

Keresahan dari Festival Kupat Pemalang 2024 tak hanya dirasakan para pengunjung, namun juga warga sekitar area pantai widuri. Antusias dari para pengunjung mengakibatkan kemacetan pada akses jalan arah pantai widuri. Oleh karenanya, mobilitas para warga sekitar justru terhambat karena adanya festival ini.

Festival ini dimaksudkan menjadi semacam ungkapan rasa syukur setelah satu bulan penuh melaksanakan puasa di bulan Ramadan. Oleh karenanya, harapan dari Festival ini ialah dapat menjadi tradisi tahunan yang tetap diadakan setiap bulan Syawal setelah bulan Ramadan. Bupati Pemalang Mansur Hidayat berharap, semoga Festival Kupat Pemalang 2024 yang baru terselenggara tahun ini dapat terlaksana kembali ditahun-tahun berikutnya guna meningkatkan sektor pariwisata di Kabupaten Pemalang.

"Dengan adanya festival ini, semoga pantai widuri bisa lebih menggaung namanuya," ujarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun