Ketika hendak membuka pintu, tiba-tiba sang Ibu menahan Agus di bahunya.
“Gus, sebentar..” sambil mengambil satu bungkus rokok dari dalam kardus.
“Untuk apa, Bu? Untuk kenang-kenangan & disimpan?”
“Bukan, Ibu hendak menghabiskan waktu bersama Ayahmu”
Kemudian ibunya mulai menyulut rokok, mengepulkan asap dari mulut sambil terbatuk-batuk, tapi raut mukanya riang. Semakin banyak asap yang dia dihirup, makin banyak gelak tawa muncul dalam batuk yang mulai menjadi. Itu rokok pertama dalam hidup Ibunya. Benda yang paling dia benci di dunia kini sudah merasuk dalam paru-paru, tinggal di dalam hati bersama kenangannya dengan sang suami.
***
Jakarta, 3 Desember 2013
REDcomm Agency, Jakarta Barat. 02:14 PM
( cerita ini sebelumnya telah terbit di www.inisketsatangan.wordpress.com pada 10 Desember 2013 )
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI