Bagi pemikir, buah fikirnya hanya akan bersemayam dalam fikiran jika tak diucapkan dan ditulisÂ
Bagi pembicara, pembicaraannya hanya akan menguap lewat suara bila tak dituliskan
Bagi penulis ,tulisannya akan tersimpan dalam catatan jika tak dipublikasikan.
Bagi penulis media, tulisnnya akan tertimpa materi tulisan lain jika tak dibukukan
Maka,.ucapkan dan tuliskan yang ada dalam fikiran.
Publikasikan dan bukukan apa yang sudah ditulis.,agar banyak orang yang dapat membacanya.
Abadi dalam bentuk  kumpulan buah fikiran yang tertulis dan tersusun rapi dalam sebuah buku.
Semakin lama, semakin saya rasakan sekali dukungan #semesta, terhadap kegiatan yang sedang saya ikuti ini, dimana malam ini, Tema materi yang disampaikan tentang ProofReading Sebelum Menerbitkan Tulisan. Alasan saya mengatakan bahwa #semesta mendukung adalah dikarenakan dalam waktu yang bersamaan saya sedang mengikuti kegiatan menulis Buku Solo dengan bimbingan langsung oleh Prof. Richardus Eko Indrajit.
Secara umum, ProfReading dapat diartikan sebuah tindakan yang kita lakukan terhadap hasil karya tulisan kita dalam hal literasi, sehingga hasil karya kita mendekati dan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan berdasarkan ejaan yang disempurnakan.
Selanjutnya, narasumber (Pak Susanto) menyampaikan, "Jika ingin mengetahui Apa, Mengapa, & Bagaimana Proofreading, silahkan simak resume yang saya dokumentasikan melalui link berikut:" (https://ahmadfatch.blogspot.com/2022/09/belajar-cara-menulis-pgri-gelombang-ke_19.html?m=0)
Proofreading adalah membaca ulang kembali untuk memeriksa sebuah penulisan untuk mengetahui apakah ada yang salah atau tidak sebelum tulisan itu di publikasikan/diterbitkan atau dibukukan. Proofreading sangat berguna untuk meminimalisir kesalahan pada saat kita menulis di suatu media yang akan kita publikasikan atau cetak dalam bentuk buku.
2. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam ProofreadingÂ
Tugas seorang proofreader bukan hanya membetulkan ejaan atau tanda baca. Seorang proofreader juga harus bisa memastikan bahwa tulisan yang sedang ia baca bisa diterima logika dan dipahami. untuk itu harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Apakah sebuah kalimat efektif atau tidak?
- Susunannya sudah tepat atau belum?
- Substansi sebuah tulisan dapat dipahami oleh pembaca atau tidak?
3. Mengapa harus melakukan proofreading?
Karena untuk meminimalisir kesalahan dalam penulisan, untuk itu Proofreading merupakan tahapan penulisan yang sebaiknya tidak kita lewatkan. Terutama jika kita berniat untuk menerbitkan karya tulis kepada khalayak luas atau mempublikasikan, contohnya menulis di kompasiana.com atau di blog pribadi
4. Kapan kita melakukan proofreading?
Melakukan proofreading beberapa saat setelah selesai menulis. menurut Bapak Padil (Supadilah) "Jangan terburu-buru mengirimkan artikel. Kita melihat kembali (review) tulisan adalah hal bijaksana yang harus dilakukan. Penggunaan bahasa baku dan tidak baku serta aturan teknis berkaitan dengan ejaan perlu diperhatikan".
Memeriksa tulisan dilakukan setelah tulisan selesai, BUKAN ketika kita sedang melakukan penulisan/tulisan masih jalan separuh atau baru dua paragraf, dan sebagainya. Bertindaklah sebagai seorang "calon pembaca".
Â
5. Langkah dalam melakukan proofreading?Â
- Merevisi draf awal teks. Membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan, atau menghapus seluruh bagian.
- Merevisi penggunaan bahasa: kata, frasa, dan kalimat serta susunan paragraf untuk meningkatkan aliran teks.
- Memoles kalimat untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Memperbaiki kalimat kalimat yang ambigu.
- mengecek ejaan. Ejaan yang kita tulis harus merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit.
- Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI
- Konsistensi nama dan ketentuannya
- Perhatikan judul Bab dan penomorannya
Contoh penulisan kalimat :
Hari Minggu yang biasanya di gunakan untuk libur bersama, tetapi pada Hari Minggu, tanggal 18-09-2022 suamiku bersama teman-temannya mengadakan acara memancing ikan mas.
Pengulangan kata Hari Minggu (Hari ditulis huruf kapital?)
Lebih baik dibuat menjadi dua kalimat dan penulisan bulan di ganti menggunakan huruf
Contoh lain penulisan kata di .....
di + kata menunjukkan tempat (benda) >> di Jakarta (di pisah)
di + kata kerja >> disambung
di + peluk >> dipeluk (sambung, 'kan)
6. Hal-hal yang harus dihindari dalam penulisan
- Hindari kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata.
- Hindari memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya.
Setelah menyimak referensi yang diberikan oleh narasumber, dan demi pencapaian sebuah materi, maka narasumber (Bapak Susanto) memberikan materi dengan mengirimkan voicenote untuk menjelaskan pada Grup WhatsApp Kelas Belajar Menulis Nasional KBMN) Gelombang 28.Materi yang disampaikan diawali tentang Swasunting.
Empat (4) kegiatan yang dimaksud adalah;
1. Endapkan tulisan Anda selama beberapa waktu
2. Meminta teman/sahabat/orang terdekat untuk membaca tulisan kita
3. Meminta seorang Proofreader
4. Menggunakan "editing tools"
Ada beberapa perubahan misalnya: Perubahan kaidah, yaitu pengkhususan penulisan bentuk terikat maha- untuk kata yang berkaitan dengan Tuhan.
Pada ejaan sebelumnya, aturan penulisan kata terikat maha- ada yang dipisah dan digabung sesuai syarat dan ketentuannya.
Sementara pada EYD edisi V, aturan penulisan kata terikat maha- dengan kata dasar atau kata berimbuhan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan, semua ditulis terpisah dengan huruf awal kapital sebagai pengkhususan.
Contohnya: Yang Maha Esa, Yang Maha Pengasih, Tuhan Yang Maha Pengampun.
Sedangkan Aturan penggunaan tanda baca, sepertinya tidak ada perubahan
sialakn menuju laman: Â https://ejaan.kemdikbud.go.id/Â berdampingan dengan KBBI untuk melakukan proofreading tulisan kita.
Adapun salah satu pertanyaan yang diajukan adalah sebagai berikut:
"Saya  Candra dari Jakarta. Saya izin bertanya. Apakah penulis penulis dulu itu memakai proofreading dalam membuat tulisanya?"
Maka jawaban Bapak Susanto sebagai narasumber, adalah sebagai berikut:
"Jangan dikira peneulis-penulis dahulu tidak melakukan proofreading. Naskah proklamasi juga ada coretannya, tanda dilakukan uji baca atau yang disebut dengan proofreading."
Sebagai penutup kelas, Bapak Susanto memberikan sebuah pantun kepada peserta, sebagai berikut:
Berbaris-baris dahulu,
memanjat dinding kemudian,
nulis-nulis saja dahulu,
lakukan proofreading belakangan.
****
Judul = "Naskah Proklamasi..., Tanda dilakukan Uji Baca (Proofreading)"
Resume 12
Tanggal : 3Â Februari 2023
Narasumber :Â Susanto, S.Pd
Materi :Â Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan
Moderator :Â Helwiyah, S.Pd.,M.M
Kunjungi juga : https://rumah-pixel-99.blogspot.com/2023/02/naskah-proklamasi-tanda-dilakukan-uji.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H