Mohon tunggu...
Luthfi Iskandar
Luthfi Iskandar Mohon Tunggu... Guru - Semua Ada Waktunya

Nama Lengkap = Luthfi Iskandar Nama Panggilan = Luthfi Tempat/Tgl.Lahir = 6 Agustus 1980 Agama = Islam

Selanjutnya

Tutup

Diary

Break Your Limit

16 Januari 2023   03:27 Diperbarui: 16 Januari 2023   05:27 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kualitas ilmu seseorang, terkadang dapat kita ketahui atau menilainya sejak awal bertemu ataupun berkenalan dengan kita. Hal ini yang dapat saya rasakan dari Ibu Aam Nurhasanah, S.Pd selaku Narasumber pada sebuah pertemuan diskusi di grup WhatsApp dalam kegiatan Kelas Belajar Menulis Nasional (KBMN) Gelombang 28 pada hari Jum'at 13 Januari 2023 pukul 19.00 WIB.

Diawal waktu ketika moderator (Ibu Arofiah Afifi, S.Pd) memberikan kesempatan kepada narasumber untuk memulai memberikan materi, hal pertama yang dilakukan oleh Ibu Aam Nurhasanah adalah menyapa para peserta dan memperkenalkan diri dengan baik dan penuh dengan rasa rendah hati menyambut seluruh peserta Kelas Belajar Menulis Nasional (KBMN) Gelombang 28.

Berikut salam pembukaan yang Ibu Aam sampaikan pada saat memulai menyampaikan materi.

"Selamat malam bapak ibu hebat di seluruh tanah air. Salam kenal.  Saya Ibu Aam Nurhasanah, seorang guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMPN SATU ATAP 4 CIPANAS, Kp.Gununghaur, Desa Pasirhaur, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.  Bahagia rasanya bisa membersamai Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) khususnya Gelombang 28 yang semangatnya luarrrrr biasa."

"Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Omjay selaku founder KBMN, yang masih memberikan kesempatan kepada saya untuk berbagi sedikit pengalaman yang dimiliki."

Mungkin terlihat sederhana salam perkenalan tersebut, namun bagi saya, langkah yang dilakukan oleh Ibu Aam dalam menyapa kita (walaupun hanya melalui sebuah teks whatsapp), sangat terasa sekali aura keberhasilan dari Ibu Aam Nurhasanah.

Tidak hanya melakukan tegur sapa kepada para peserta, namun Ibu Aam Nurhasah langsung mengajak berinteraksi kepada peserta melalui sebuah pertanyaan yang dilontarkan melalui grup WhatsApp, yang memberikan efek yang luar biasa, yaitu secara tidak langsung meminta kepada peserta untuk fokus memperhatikan materi yang akan disampaikan olehnya.

Berikut pertanyaan pertama yang disampaikan oleh Ibu Aam saat memulai sesi materinya.

"Sebelum kita mulai ke materi, izinkan saya bertanya sejenak, apa alasan Bapak Ibu bergabung di Kelas Belajar Menulis Nusantara(KBMN)?"

Pertanyaan yang sederhana dan begitu mendasar ini, sejujurnya (secara pribadi) sangat-sangat begitu mengagetkan sehingga kembali menyadarkan kepada diri kita bahwa sebenarnya apa yang sedang kita cari dari mengikuti kegiatan Belajar Menulis ini, jadi tidak hanya sebatas mengikuti kegiatan menulis dan menyimak materi yang disampaikan oleh setiap narasumber, namun harus memiliki sebuah "Visi & Misi" dari sebuah aktifitas.

Begitu banyak jawaban dan respon yang begitu cepat diberikan oleh para peserta terhadap pertanyaan dari Ibu Aam tadi, yang memberi kesan para peserta selalu ingin terlihat dimata Ibu Aam.

Dalam sebuah ilustrasi, ibaratnya seorang guru yang menanyakan kepada siswa-siswinya tentang sebuah studi kasus, dimana bila ada yang bisa menjawab dengan memuaskan, maka guru tersebut akan memberikan sebuah hadiah. Dikarenakan adanya sebuah hadiah yang akan diberikan oleh guru tersebut, tentunya masing-masing siswa berlomba mengangkat tangannya agar terlihat dan terpilih oleh sang guru agar diberi kesempatan untuk menjawab (tak perduli apakah jawaban itu benar ataupun salah).

Alhamdulillah..., saya adalah orang pertama yang mendapat kesempatan bisa menjawab pertanyaan tersebut, dan hadiah yang saya dapatkan adalah Respon pertama dari Ibu Aam terhadap jawaban saya tersebut.

Setelah semua peserta berlomba mengirimkan jawaban agar dapat direspon oleh Ibu Aam, maka berdampak pada ricuhnya grup WhatsApp tersebut, sehingga dengan terpaksa Admin dari Grup WhatsApp tersebut kembali mengunci kolom chat (Wkwkwkwkwkwk.....)

Lalu Ibu Aam menyampaikan penjelasan dari pertanyaan yang ajukan kepada kita, yaitu "Dari jawaban bapak ibu, bisa disimpulkan bahwa semua penulis punya alasan yang berbeda namun memiliki tujuan yang sama yaitu belajar, menimba ilmu, hingga akhirnya bisa menulis buku."

Selanjutnya, setelah semua peserta dirasa telah menyimak grup WhatsApp, maka Ibu Aam melanjutkan materinya kepada para peserta. Berikut beberapa cuplikan materi (chat) yang disampaikan oleh Ibu Aam Nurhasanah melalui Grup WhatsApp dengan tema materi "Gali Potensi Ukir Prestasi".

Sesuai dengan tema malam ini, kita fokus pada bagaimana menggali potensi untuk mengukir prestasi. Jawabannya sederhana. Kita bisa mulai dengan apa yang kita sukai.  Setiap manusia diberikan kesempatan yang sama untuk menggali segala potensi yang dimiliki untuk meraih prestasi. Sebagai contoh, saya suka menulis maka saya menekuni dunia tulis. Saya menulis dari apa yang saya sukai, apa yang kita alami, atau apa yang kita kuasai. Kita bisa menulis puisi, pantun, cerpen, novel, atau kisah inspiratif yang bisa menginspirasi negeri.

Namun, untuk penulis pemula banyak sekali kendala untuk memulai tulisan karena takut tulisan jelek, takut dibuli, tidak percaya diri, takut tulisan tidak sempurna, dan keraguan dalam mempublikasi tulisan sehingga tulisannya hanya disimpan di dalam draf dan membiarkan ide itu menguap hingga berlalu begitu saja. Saya juga merasakan hal itu saat pertama kali bergabung di dalam kelas ini.


Saya bahkan dulu bergabung di gelombang 8 dan tidak lulus. Namun, saya mencoba memupuk kembali rasa semangat dalam diri hingga memutuskan untuk mengulang kelas dan lulus di Gelombang 12. Masih ingat betul saat menjadi peserta, semangat saya berkobar saat menerima materi dari Bunda Kanjeng, hingga berbuah buku antologi dengan judul Semangat Menulis Bersama Bu Kanjeng. Bahagia rasanya, nama saya ada di urutan pertama dari 42 penulis se-Indonesia. Buku antologi adalah buku yang ditulis bersama dengan biaya keroyokan/patungan.

dokpri
dokpri

Buku adalah mahkota seorang penulis. Oleh karena itu setelah lulus dari BM 12, buku solo saya kemudian lahir. Di mulai dari mimpi, akhirnya buku pertama saya bisa terbit dan keliling Indonesia karena banyak peserta yang memesan buku itu untuk dijadikan panduan membuat buku hasil resume.Buku solo pertama saya yang berjudul MENGUKIR MIMPI JADI PENULIS HEBAT terbit  bulan Agustus 2020.

dokpri 
dokpri 
Saat lulus dari KBMN 12, saya mengabdikan diri menjadi Tim Solid Omjay dan bertugas menjadi moderator di kelas belajar menulis dan kelas belajar bicara. Sayang kalau kisah ini terlewat begitu saja maka terbitlah buku solo kedua saya yang berjudul KUNCI SUKSES MENJADI MODERTOR ONLINE

dokpri 
dokpri 

Belajar dari Omjay, beliau selalu menulis setiap hari dan mengabadikan menjadi buku. Saya mengikuti jejak beliau untuk membukukan stiap pengalaman supaya menjadi jejak literasi kita Untuk mengasah keterampilan menulis, saya mengikuti tantangan menulis satu minggu bersama Prof. Eko Indrajit, alhamdulillah naskah saya lolos seleksi penerbit mayor dan bisa mejeng di Gramedia.

dokpri 
dokpri 

Ada juga bentuk e-booksnya.

dokpri 
dokpri 

Ini e-booknya bisa klik contoh gratis untuk dibaca Sebagian https://play.google.com/store/books/details/AAM_NURHASANAH_S_Pd_Parenting_4_0?id=5kkzEAAAQBAJ

Dulu saya bermimpi jika suatu saat buku saya terpajang di Rak Gramedia, namun sekarang hal itu bisa terwujud. Allah memudahkan jalan untuk menggapai setiap impian

Tidak hanya itu, saya juga  mengikuti Lomba Blog. Awalnya saya masuk 10 besar saja dan mendapatkan hadiah webcam. Namun saya tidak patah semangat, saya kembali mengikuti lomba blog PGRI dan akhirnya meraih juara 1 pada bulan Maret 2021. Buku solo yang ketiga akhirnya lahir dan berkisah tentang bagaimana penulis konsisten menulis selama 28 hari tanpa jeda yang di isinya berharap bisa memberikan inspirasi melalui tulisan.

dokpri 
dokpri 

Usai mengikuti kelas BM 12, saya mendapat tawaran dari Bunda Kanjeng menjadi kurator atau penanggung jawab buku. Hampir setiap angkatan KBMN, melahirkan buku antologi bersama Bu Kanjeng dimana saya menjadi kuratornya.

dokpri 
dokpri 

Setelah menjadi kurator, saya menerima satu naskah novel dari Juminah, seorang murid yang bekerja sebagai TKI di Arab Saudi yang merelakan masa remajanya menjadi tulang punggung keluarga untuk membiayai sekolah adik-adiknya. Novel ini dikirim melalui WA dan butuh proses membukukan naskah hingga menjadi novel kisah cinta yang menarik yang siap dibaca. Ini buku hasil karya murid saya.Muridnya lebih dulu membuat novel daripada gurunya. Saya sampai terharu membaca kisah novel cinta Juminah. Begitu besar perjuangannya selama 5 tahun di negeri orang hingga menemukan cinta sejatinya.

                

dokpri 
dokpri 

Setelah mengedit novel Juminah dengan tebal 300 halaman, saya kembali diberi tantangan menjadi editor oleh Bunda Kanjeng. Hingga akhirnya saya bisa membantu para alumni KBMN untuk melahirkan buku pertamanya. Ada Pak Dail, Bu Raliyanti, Ustazah Mutmainah, Ustazah Ovi, juga yang lainnya.

Awal 2022, lahirlah buku solo ke-4 saya yang berjudul RAJIN MENULIS BERBUAH MANIS.

dokpri 
dokpri 

      

Demikianlah materi yang disampaikan oleh Ibu Aam Nurhasanah. Seperti yang telah saya sampaikan diawal, bahwa kualitas ilmu seseorang dapat terasa dari awal kita berkenalan, dan ternyata benar..., setelah banyak materi, kisah, motivasi yang disampaikan oleh Ibu Aam Nurhasanah pada kesempatannya dalam memberikan materi kepada peserta Kelas Belajar Menulis Nasional Gelombang 28, bahwa Ibu Nurhasanah memang memiliki ilmu pengetahuan yang dapat kita simak untuk dijadikan sebagai arahan serta memotivasi kita untuk lebih mengerti terhadap Visi & Misi diri kita sendiri dalam kehidupan bermasyarakat.

Menjelang akhir pemberian materi, Ibu Aam juga memberikan link channel Youtube-nya sebagai motivasi tambahan kepada kita semua. Berikut link Channel Youtube milik Ibu Aam Nurhasanah.

https://youtube.com/shorts/-Cnq7okmwOI?feature=share

Tidak hanya link Channel Youtube yang diberikan, tetapi Ibu Aam juga sedikit berbagi kisah melalui channel media sosiak TikTok, sebagai berikut https://vt.tiktok.com/ZS8kA7UCk/

Ada banyak kisah yang telah disampaikan oleh Ibu Aam, dan secara pribadi benar-benar memebrikan sebuah inspirasi yang terlupa oleh saya, sehingga walaupun kegiatan pertemuannya sudah beberapa hari yang lalu, namun masih melekat aura inspirasi yang saya dapatkan dari pertemuan tersebut (sekali lagi saya sampaikan, walaupun melalui media chat di Grup WhatsApp).

Terima kasih kepada Ibu Aam Nurhasanah, atas kisah-kisah yang disampaikan dan contoh-contoh serta bukti-bukti yang telah ditampilkan. Kisah ibu yang menceritakan tentang seorang murid yang bekerja sebagai TKI, yang menceritakan kisah asmaranya itu-lah yang benar-benar memberikan dampak motivasi & inspirasi terbesar saya, yang hingga saat saya menulis artikel ini, masih terbayang & terus menggoda saya agar segera untuk mulai membuat cerita hingga berbentuk sebuah buku (titip salam kenal untuk Juminah). Semoga saya juga bisa seperti Juminah.

Artikel ini dibuat sebagai salah satu persyaratan dalam mengikuti kegiatan Belajar Menulis Nasional (KBMN) Gelombang 2.

Judul = "Break Your Limit"

Resume 3

Tanggal : 13 januari 2023

Narasumber : Aam Nurhasanah, S.Pd

Materi : Gali Potensi Ukir Prestasi

Moderator : Ibu Arofiah Afifi, S.Pd

Kunjungi juga : https://rumah-pixel-99.blogspot.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun