Mohon tunggu...
Luthfie Muhammad
Luthfie Muhammad Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar Filosofi

Mahasiswa Prodi Aqidah Filsafat Islam Islam Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Semangat Ramadan di Tengah Pandemi Covid-19

12 Mei 2020   00:07 Diperbarui: 12 Mei 2020   17:40 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oleh : M.Luthfi dan Aknul Muna. Supervisor :  Dr. Husna Amin M.hum dan Sri Murni, SE., M, Si

Ada yang berbeda pada bulan Ramadhan tahun ini dengan tahun sebelumnya, dimana umat muslim seluruh dunia menjalani puasa ditengah wabah pandemic virus covid-19. Tidak terkecuali bagi saya sendiri yang tinggal di sebuah pelosok desa bagian utara Aceh Besar.

Dalam usaha pencegahan penyebaran virus Covid-19 atau virus Corona, pemkab Aceh Besar melarang warganya menggelar agenda buka puasa bersama karena kegiatan berbuka puasa bersama dapat menimbulkan perkumpulan orang ramai yang melanggar protokol pencegahan Covid-19.

Bupati Aceh Besar, Ir. Mawardi Ali menyampaikan, pemkab Aceh Besar melarang segala kegiatan buka puasa bersama. Hal itu dilakukan semata-mata untuk mencegah penyebaran virus corona di kabupaten tersebut dan melindungi warganya. Kebijakan ini tentunya dapat menghambat proses silaturahmi antar sesama, baik itu sesama keluarga, teman ataupun sanak saudara.

Pada bulan Ramadhan tahun ini tempat makan di sekitar Aceh Besar terlihat sepi dari pengunjung. Dimana di tahun-tahun sebelumnya selalu dipenuhi oleh orang-orang dari berbagai kalangan, mulai mahasiswa, para guru, siswa SMP dan SMA, dan keluarga yang meluangkan waktu berbuka bersama orang terdekat mereka.

Bulan Ramadhan kali ini orang-orang lebih memilih berbuka di rumah dengan memasak makanan sendiri atau memesan makanan online demi mematuhi himbauan yang disampaikan pemerintah daerah yaitu menjaga jarak karena dengan demikian kita bersama-sama dapat menghindari diri dari wabah mematikan Covid 19.

Namun, kata Mawardi Ali, pihaknya tidak mengeluarkan larangan untuk segala bentuk ibadah shalat. Masyarakat Aceh Besar dipersilahkan melaksanakan shalat Jum’at dan shalat Tarawih di masjid dan meningkatkan ketaqwaan kepad Allah swt.

Di desa tempat saya tinggal shalat Jum’at tetap diadakan seperti biasanya. Jama’ah yang hadir pun seperti hari Jum’at biasa, bahkan kini jama’ah lebih rajin dan datang lebih awal ke masjid, disaat hujan pun jamaah tetap datang untuk shalat jum’at ke masjid. Orang-orang semakin sadar untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. disaat dilanda musibah corona. Tidak ada batas jarak antar jamaah. Namun demikian setiap orang saling mengingatkan untuk membersihkan diri dan berwudhu dengan benar sebelum memasuki masjid dan melaksanakan shalat.

Kini bulan Ramadhan sudah memasuki pertengahan dan tidak terasa sudah hamper meninggalkan kita. Oleh karena itu supaya Ramadhan ini kita menjadi fitrah ketika sampai pada  hari Idul Fitri maka terus kita perbaiki ibadah puasa, tadarus Al-Qur’an, mendengarkan ceramah dsan kajian-kajian, serta melaksankan qiyamul lail dan tarawih.

Seperti yang disampaikan Bupati Aceh Besar tentang tidak dilarangnya ibadah, begitu pun yang dilakukan warga di desa tempat saya tinggal. Kami warga tetap melaksanakan shalat tarawih berjamaah di masjid seperti Ramadhan-ramadhan sebelumnya. Shalat dilakukan tanpa menjaga jarak namun setiap warga memastikan telah membersihkan diri sebelum ke masjid.

Bapak Keuchik, Bapak-bapak para perangkat desa serta warga juga selalu saling mengingatkan untuk terus menjaga kebersihan diri, keluarga, rumah dan lingkungan. Sebelum memasuki bulan Ramadhan warga juga telah melaksanakan gotong royong membersihkan masjid guna terhindar dari berbagai penyakit.

Berbeda halnya ketika saya mengunjungi tempat umum seperti puskesmas, kantor camat, sekolah, dan tempat umum lainnya, suasana pencegahan Covid-19 sangat terasa, pengunjung yang datang ke puskesmas diwajibkan memakai masker, dan menjaga jarak ketika duduk menunggu antrian, di depan pintu puskesmas juga disediakan sabun cair dan kran air yang mewajibkan setiap yang harus untuk mencuci tangan.

Sekolah-sekolah juga telah diadakan penyemprotan disinfektan dan para guru yang hadir ke sekolah wajib menggunakan makser dan mengikuti protokol pencegahan seperti yang telah diberlakukan.

Marilah kita mencegah virus Covid-19 ini bersama-sama, dimulai dari diri sendiri, keluarga dan dengan terus mensosialisasikan tentang virus ini kepada orang-orang sekitar yang masih belum atau kurang memahaminya. Kita tidak perlu panik namun tetap wajib maspada dan melakukan tindakan pencegahan.

Tindakan pencegahan untuk mengurangi kemungkinan infeksi seperti yang telah disampaikan gugus tugas dan pemerintah antara lain tetap berada di rumah, menghindari bepergian dan beraktivitas di tempat umum, sering mencuci tangan dengan sabun dan air selama minimum 20 detik, tidak menyentuh mata, hidung atau mulut dengan tangan yang tidak dicuci, menutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin dan menggunakan bagian dari siku jik atidak tersedia tisu, dan bagi yang bersin-bersin dan batuk untuk memakai masker.

Disamping itu, hal yang paling penting adalah dengan terus mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksankan ibadah wajib dengan lebih baik serta menambah dengan amalan-amalan sunah, apalagi di momen bulan Ramadhan seperti ini dimana setiap amalan baik dilipat gandakan pahalanya. Tentunya juga kita selalu berdoa semoga Allah segera mengangkat musibah virus Corona dari muka bumi sehingga kita bisa kembali beribadah, bersilaturahmi, dan beraktivitas dengan leluasa seperti sedia kala. Aamiiin ya Allah ya Rabbal ‘Alamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun