Ada yang berbeda pada bulan Ramadhan tahun ini dengan tahun sebelumnya, dimana umat muslim seluruh dunia menjalani puasa ditengah wabah pandemic virus covid-19. Tidak terkecuali bagi saya sendiri yang tinggal di sebuah pelosok desa bagian utara Aceh Besar.
Dalam usaha pencegahan penyebaran virus Covid-19 atau virus Corona, pemkab Aceh Besar melarang warganya menggelar agenda buka puasa bersama karena kegiatan berbuka puasa bersama dapat menimbulkan perkumpulan orang ramai yang melanggar protokol pencegahan Covid-19.
Bupati Aceh Besar, Ir. Mawardi Ali menyampaikan, pemkab Aceh Besar melarang segala kegiatan buka puasa bersama. Hal itu dilakukan semata-mata untuk mencegah penyebaran virus corona di kabupaten tersebut dan melindungi warganya. Kebijakan ini tentunya dapat menghambat proses silaturahmi antar sesama, baik itu sesama keluarga, teman ataupun sanak saudara.
Pada bulan Ramadhan tahun ini tempat makan di sekitar Aceh Besar terlihat sepi dari pengunjung. Dimana di tahun-tahun sebelumnya selalu dipenuhi oleh orang-orang dari berbagai kalangan, mulai mahasiswa, para guru, siswa SMP dan SMA, dan keluarga yang meluangkan waktu berbuka bersama orang terdekat mereka.
Bulan Ramadhan kali ini orang-orang lebih memilih berbuka di rumah dengan memasak makanan sendiri atau memesan makanan online demi mematuhi himbauan yang disampaikan pemerintah daerah yaitu menjaga jarak karena dengan demikian kita bersama-sama dapat menghindari diri dari wabah mematikan Covid 19.
Namun, kata Mawardi Ali, pihaknya tidak mengeluarkan larangan untuk segala bentuk ibadah shalat. Masyarakat Aceh Besar dipersilahkan melaksanakan shalat Jum’at dan shalat Tarawih di masjid dan meningkatkan ketaqwaan kepad Allah swt.
Di desa tempat saya tinggal shalat Jum’at tetap diadakan seperti biasanya. Jama’ah yang hadir pun seperti hari Jum’at biasa, bahkan kini jama’ah lebih rajin dan datang lebih awal ke masjid, disaat hujan pun jamaah tetap datang untuk shalat jum’at ke masjid. Orang-orang semakin sadar untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. disaat dilanda musibah corona. Tidak ada batas jarak antar jamaah. Namun demikian setiap orang saling mengingatkan untuk membersihkan diri dan berwudhu dengan benar sebelum memasuki masjid dan melaksanakan shalat.
Kini bulan Ramadhan sudah memasuki pertengahan dan tidak terasa sudah hamper meninggalkan kita. Oleh karena itu supaya Ramadhan ini kita menjadi fitrah ketika sampai pada  hari Idul Fitri maka terus kita perbaiki ibadah puasa, tadarus Al-Qur’an, mendengarkan ceramah dsan kajian-kajian, serta melaksankan qiyamul lail dan tarawih.
Seperti yang disampaikan Bupati Aceh Besar tentang tidak dilarangnya ibadah, begitu pun yang dilakukan warga di desa tempat saya tinggal. Kami warga tetap melaksanakan shalat tarawih berjamaah di masjid seperti Ramadhan-ramadhan sebelumnya. Shalat dilakukan tanpa menjaga jarak namun setiap warga memastikan telah membersihkan diri sebelum ke masjid.
Bapak Keuchik, Bapak-bapak para perangkat desa serta warga juga selalu saling mengingatkan untuk terus menjaga kebersihan diri, keluarga, rumah dan lingkungan. Sebelum memasuki bulan Ramadhan warga juga telah melaksanakan gotong royong membersihkan masjid guna terhindar dari berbagai penyakit.