teknologi dan komunikasi kini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia modern. Selama satu semester mengikuti mata kuliah perkembangan teknologi dan komunikasi, saya semakin memahami bahwa teknologi bukan hanya sekedar alat bantu bagi manusia, tetapi juga menjadi elemen yang menentukan cara kita bekerja, berkomunikasi, dan berpikir. Mata kuliah ini membawa saya melewati berbagai teori, ide, dan fakta nyata terkait perjalanan teknologi dari fase tradisional ke era digital yang kompleks.
PerkembanganDalam sejarah teknologi, perubahan telah terjadi mulai dari inovasi sederhana seperti menulis, hingga lanskap digital saat ini yang berbasis pada kecerdasan buatan dan big data. Salah satu kesimpulan penting yang saya pelajari adalah bagaimana tujuan awal dari teknologi selalu berpusat pada efisiensi dan efektivitas, tetapi di sisi lain, ada juga berbagai tantangan yang tidak dapat diabaikan, seperti eksploitasi privasi, ketergantungan, dan distribusi akses terhadap teknologi yang tidak merata.Â
Melalui berbagai diskusi, studi kasus, dan bacaan akademis yang menjadi inti dari perkuliahan, saya merefleksikan bahwa teknologi adalah berkah sekaligus tanggung jawab. Selain memberikan kemudahan yang tak terbantahkan, teknologi juga menuntut kita untuk terus belajar, berpikir kritis, dan mengambil keputusan etis terkait penggunaannya.Â
Fenomena Terkini: Teknologi dan Realitas yang Dihadapi
Fenomena yang relevan saat ini adalah meluasnya penggunaan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) seperti chatbot, generator gambar, dan aplikasi berbasis pembelajaran mesin di berbagai sektor. Dalam kehidupan sehari-hari, AI telah menjadi alat yang tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari, membantu dalam berbagai fungsi mulai dari menulis konten dan membuat desain hingga menganalisis data perusahaan. Namun, penetrasi AI ini juga menimbulkan kekhawatiran baru, seperti ancaman terhadap pekerjaan tradisional dan penyalahgunaannya untuk manipulasi visual dan informasi.
Di bidang komunikasi, tren konten berdurasi pendek seperti yang terlihat di media sosial (seperti TikTok atau Instagram Reels) telah menjadi alat komunikasi yang dominan di kalangan generasi muda. Tren ini menggambarkan pergeseran pola komunikasi manusia, dari konsumsi informasi tekstual yang panjang ke visual dan audio yang lebih pendek. Namun, hal ini juga menciptakan fenomena information overload (kelebihan informasi), karena pengguna lebih berfokus pada hiburan instan daripada konten yang mendalam dan informatif.
Sektor ekonomi juga mulai mengalami gelombang besar teknologi Web 3 dan blockchain. Sistem-sistem ini, yang mengandalkan keamanan dan desentralisasi, menawarkan alternatif baru dalam keuangan digital seperti mata uang digital (cryptocurrency) atau kontrak pintar. Namun, banyak negara masih tidak yakin tentang regulasi yang tepat untuk teknologi ini, mengingat frekuensi penipuan dan volatilitas nilai yang masih sering mencuat. Â
Pandangan Personal: Teknologi dalam Semangat Industri 5.0
Sebagai seorang mahasiswa yang hidup di tengah-tengah perubahan teknologi yang cepat, saya percaya bahwa kemajuan teknologi harus diselaraskan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan, seperti yang ditekankan dalam konsep Industri 5.0. Dalam model ini, teknologi tidak lagi hanya mengejar otomatisasi dan efisiensi seperti pada Industri 4.0, tetapi berfokus pada kolaborasi antara manusia dan mesin untuk mencapai kesejahteraan sosial. Industri 5.0 memberikan ruang bagi prinsip-prinsip kemanusiaan yang mendasar untuk tetap menjadi pusat perhatian dalam gelombang inovasi teknologi. Â
Di era Industri 5.0, teknologi seharusnya tidak menciptakan kesenjangan baru, tetapi harus menjadi solusi untuk meningkatkan kualitas hidup semua orang. Sebagai contoh, pengembangan AI harus diarahkan untuk mendukung manusia, bukan untuk menggantikan peran mereka sepenuhnya. Dalam konteks ini, penting untuk memastikan bahwa teknologi hadir dengan nilai-nilai etika seperti keadilan, transparansi, dan keragaman. Regulasi yang tepat dan pengawasan yang ketat dapat membantu memastikan bahwa AI dan teknologi lainnya digunakan untuk menunjang kemanusiaan, bukan merugikannya.Â
Saya juga percaya bahwa literasi digital sangat penting untuk memastikan bahwa generasi muda, termasuk saya, dapat menggunakan teknologi dengan bijak. Pengetahuan ini tidak hanya mencakup kemampuan untuk menggunakan perangkat digital, tetapi juga memahami bagaimana teknologi memengaruhi masyarakat secara keseluruhan, baik secara sosial, ekonomi, maupun budaya. Selain itu, perkembangan Industri 5.0 merupakan momentum yang harus dimanfaatkan untuk mencari solusi atas isu-isu besar seperti akses pendidikan yang tidak merata, tantangan lingkungan global, dan kelangkaan energi. Dengan memanfaatkan teknologi yang berpusat pada manusia, seperti Internet of Things (IoT) atau energi terbarukan yang digerakkan oleh kecerdasan buatan (AI), kita dapat menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan tanpa melupakan nilai-nilai kemanusiaan.Â