Durasi yang ditempuh lebih cepat hanya 2 jam kurang. Begitu sampai ruangan tempat kita istirahat tadi, dinginnya masih juga nggak hilang-hilang, mungkin karena baju kita basah. Saya pun karena menyetir, mencoba istirahat sebentar sambil menunggu beberapa anak yang mandi membersihkan diri. Jam menunjukan pukul 10, kita semua sudah siap prepare untuk menuju ke destinasi selanjutnya yaitu Taman Nasional Baluran. Untuk ke baluran perjalanan kami menuju ke arah Banyuwangi, yang ternyata jalannya sudah cukup bagus dengan pemandangan ala-ala hutan Amazon dimana kanan kirinya hanya ada pepohonan. Di perjalanan tak lupa kita berhenti untuk makan siang karena perut sudah meronta-ronta, hehe.Â
Kami makan di warung dekat Pantai Watudodol, karena bisa sambil makan plus menikmati pemandangan pantai, untuk harga makanan relatif standart tidak begitu mahal. Setelah makan siang lanjut lagi perjalanan kami, target sampai Baluran sebelum sore agar bisa menikmati sunset disana. Dengan perjalanan dari Pantai Watudodol ke Baluran kurang lebih 1 jam, sampai lah kita di Taman Nasional Baluran, untuk biaya pintu masuk kami harus membayar tiket Rp.15000 per orang dan Rp.10000 untuk 1 mobil. Oh iya, kami memang sudah berencana menginap di dalam Baluran, sudah booking jauh jauh hari, kami menyewa 6 kamar dengan harga perkamar Rp.100.000.Â
Dari pintu masuk ke savana bekol ke tempat penginapan sekitar 12 km, harusnya bisa tapi memang jalannya yang seperti sengaja dibikin rusak, jadinya kita harus pelan-pelan, hitung-hitung sambil menikmatin suasana asri hutan, dan tepat pukul 5 sore, kami sampai di savana bekol. Tak lupa kita langsung membeli makan untuk makan malam di kantin yang tersedia, tapi hanya buka hingga pukul setengah 6 sore.Â
Oh iya, di penginapan yang saya tempati listrik hanya tersedia dari pukul 6 sampai pukul 10, bukannya menakutkan, tapi malah terlihat begitu indah, benar-benar serasa sedang di Hutan. Setelah menikmati gelapnya hutan kami pun beristirahat sambil mengobrol-ngobrol santai sejenak, kaki saya pun mulai terasa pegal karena menjadi supir dari Malang, lalu mendaki Ijen dan menyetir lagi ke Baluran, namun tiba-tiba teman saya mengeluarkan Geliga Krim, saya pun kaget apakah ampuh untuk menghilangkan pegal? Tidak menjawab teman saya langsung mengoleskannya ke bagian kaki yang kebetulan sedang pegal, dan ternyata memang Geliga Krim ini tiada duanya, pegal langsung hilang seketika, saya pun tidur dengan pulas hingga keesokan harinya.
Day 3 Â Â
Pagi pun tiba, sesuai rencana, pukul 6 pagi, kita berangkat ke Pantai Bama dengan jarak 3 km dari savana bekol. Perjalanan cukup indah melewati hamparan savana baluran layaknya di Afrika, dengan hewan-hewan yang berkeliaran bebas di dalamnya. Begitu sampai dan ternyata, Pantai Bama memiliki ombak yang relatif tenang bahkan tidak ada, mungkin karena letaknya yang tidak di pantai selatan. Kami pun mulai pasang tikar dan membuat secangkir kopi menggunkan kompor portable yang kita bawa, menikmati ketenangan pantai ini.Â
Sangat memungkinkan untuk renang, namun tetap harus dijaga makanan dan barang bawaan kita, disamping karena maling juga banyak sekali monyet yang sedang kelaparan, hehehe. Pantai Bama dikelilingi hutan Bakau yang cukup rimbun, begitu hijau dan Indah untuk sekedar berfoto-foto ria. Setelah lelah dan sarapan di kantin yang dekat dengan Pantai Bama, jam menunjukan pukul 8, kami pun balik ke penginapan untuk bersiap-siap pulang ke habitat asal kami di Malang. Istirahat, mandi, beres-beres pukul 11 pun kita checkout dari penginapan.Â
Sebelum keluar Baluran kita nggak lupa buat foto-foto dulu, karena foto bukan sekedar bagus tidaknya, tapi momen yang didapatnya, yang sulit untuk diulang kembali. Balik ke Malang saya mulai nyetir lagi, mulai pegal lagi yang sekarang berada pindah di pundak saya, teman saya langsung gerak cepat untuk memberikan lagi Geliga Krim lalu dioleskan di pundak saya, begitu efektifnya, pundak saya langsung segar kembali dan siap tancap gas ke Malang.
![Pantai Bama di Pagi Hari (foto:dokumen pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/01/09/img-6232-jpg-5a545778dd0fa86354452df3.jpg?t=o&v=555)
![Savana Bekol (foto:dokumen pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/01/09/img-6414-jpg-5a545793dd0fa86d89380ea4.jpg?t=o&v=555)
Jadi inilah akhir dari cerita epic traveling singkat saya, banyak pelajaran alam yang saya dapat, terutama sabar dan menghilangkan ego, apalagi ketika naik gunung.Â
Benar kata orang, ada orang bakal keliatan sifat aslinya ketika naik gunung, tapi Alhamdulillah, kita ber 13 ini benar-benar solid, bahkan yang belum lama kenal pun langsung akrab, disinilah esensinya mengapa lebih seru liburan bareng daripada hanya sendiri. Berikut video dokumentasi kami, selamat menikmati.