Mohon tunggu...
Luthfi Annisa
Luthfi Annisa Mohon Tunggu... -

Mahasiswi DKV yang suka nulis. Udah itu aja.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Koffie Fabriek Aroma yang Melegenda

6 Juni 2016   16:31 Diperbarui: 6 Juni 2016   17:23 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi Anda pecinta kopi, belum lengkap rasanya jika tak mencoba nikmatnya Koffie Fabriek Aroma atau biasa disebut Kopi Aroma, pabrik sekaligus toko kopi yang berada di Bandung ini didirikan tahun 1930 oleh Tan How Sian yang sebelumnya bekerja di perusahaan kopi milik Belanda, setelah 10 tahun bekerja, ia memutuskan untuk berhenti dan kemudian mendirikan toko kopi kecil-kecilan yang diberi nama Aroma.

Pada tahun 1966 sampai 1976 toko kopi ini sempat mengalami stagnasi, sebelum akhirnya kembali aktif setelah Widyapratama yang merupakan generasi kedua sekaligus pewaris tunggal dari Tan How Sian ini kembali dari Singapura setalah mempelajari ilmu tentang kopi, kemudian beliau lah yang hingga kini mengelola Toko Kopi Aroma ini.

Kopi Aroma menawarkan dua jenis kopi yaitu Robusta dan Arabika yang tersedia mulai dari kemasan seperempat, setengah, hingga satu kilogram. Biji kopi tersebut didatangkan dari beberapa daerah di Indonesia, kopi Arabika didatangkan dari Aceh, Medan, Toraja, Flores, Pangalengan dan Ciwidey sementara jenis Robusta berasal dari Bengkulu, Lampung, dan Jawa tengah. Sebelum diolah, biji kopi aroma ini disimpan selama 8 tahun untuk jenis Arabika dan 5 tahun untuk jenis Robusta, hal ini berfungsi untuk menghilangkan kadar asam dalam biji kopi sehingga kopi yang dihasilkan lebih murni dan lebih nikmat serta dipercaya tidak mengganggu kerja lambung.

Kedua jenis kopi ini memiliki keunggulan tersendiri, kopi Robusta memiliki aroma dan rasa yang kuat, memberikan efek sulit tidur dan detak jantung berlebihan serta cocok untuk penderita diabetes, sementara kopi Arabika memiliki rasa kopi yang ringan, aromanya pun lumayan namun tak terlalu menganggu irama tidur, cocok untuk penderita darah tinggi dan penyakit Jantung. Kopi Aroma aman dikonsumsi karena tidak mengandung bahan kimia.

Kepopuleran kopi aroma ternyata terkenal hingga ke mancanegara, bahkan pemilik kedai kopi terkenal Starbucks, Howard Schultz, pernah mendatangi kedai kopi ini demi memuaskan rasa penasarannya. Karena memang keunikan kopi Aroma ini dapat terlihat dari bangunan pabrik yang masih mempertahankan kesan lawas, suasana, kemasan hingga teknik pengolahan pun masih menggunakan cara  lama, mesinnya yang kuno dan tradisional pun didatangkan dari Jerman.

Oleh karena itu saat melancong ke Bandung, Anda wajib mengunjungi toko ini. Gudang, pabrik sekaligus toko ini terletak di antara toko-toko suku cadang kendaraan tepatnya di Jalan Banceuy No.51, Bandung. Kawasan ini dan sekitarnya memang sejak zaman Belanda menjadi pusat bisnis dan pecinan.

Harga yang ditawarkan cukup terjangkau untuk kopi berkualitas seperti kopi Aroma ini berkisar antara Rp. 20.000 sampai 30.000 untuk 250 gr.  Namun Anda tak bisa membelinya dalam jumlah banyak, per orang dibatasi paling banyak 10 kilogram karena produksi terbatas dan dijual untuk hari itu saja agar kualitas kopi tetap segar.

Toko Kopi Aroma buka mulai Senin-Sabtu pukul 08.00-16.00 WIB, sampai disana Anda akan melihat antrian pembeli yang sudah tak sabar untuk membawa pulang kopi ini, sambil menunggu Anda juga akan dimanjakan dengan harumnya aroma kopi yang sangat menyengat, ini disebabkan oleh pengarangan biji kopi yang masih menggunakan kayu dari pohon karet, hal ini mengakibatkan penyerapan panasnya lebih merata sehingga matang secara perlahan dan kopi mengeluarkan aroma aslinya. Tertarik mencoba? (Luthfi)

Sumber: Slaras.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun