Mohon tunggu...
luthfia ningsih
luthfia ningsih Mohon Tunggu... Guru - MAHASISWI

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mencegah Masalah Kepemalasan Peserta Didik agar Terus Semangat Belajar

3 Desember 2020   23:00 Diperbarui: 3 Desember 2020   23:01 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

ESSAY

MENCEGAH MASALAH KEPEMALASAN PESERTA DIDIK AGAR TERUS SEMANGAT BELAJAR 

PENDAHULUAN

Pendidikan nasional di masa kini memasuki fase bosan terhadap beberapa masalah yang belum bisa terpecahkan samapai saat ini. Pendidikan saat ini pesertadidiknya menganggap seperti kambing hitam yang selalu disalahkan dan digugat ketika muncul permasalahan-permasalahan sosial kemasyarakatan yang semakin tidak berkondusif, kondisi ekonomi bengsa yang semakin miris, bahkan krisis kemungkinan atau segi yang mengarah ke moral, kepribadian, terutama dalam hal berprestasi, dll.

Pendidikan di Sekolah Dasar (SD) memiliki kedudukan yang sangat penting dalam memastikan perkembangan biologis, kepribadian, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik berjalan sesuai dengan tahap perkembangannya sehingga mereka siap menjadi calon anggota masyarakat yang akan mengisi dan melanjutkan cita-cita perjuangan bangsa serta mampu menghadapi permasalahan yang lebih rumit pada jenjang pendidikan selanjutnya. Dalam hal ini, penyelenggaraan pendidikan bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mencapai perkembangan yang optimal, baik dari sisi akademik maupun kepribadian.

Menurut Robert Freidrichs Paradikma adalah kumpulan tata nilai yang membentuk pola pikiran seseorang sebagai titik tolak berpandangan sehingga terbentuklah citra subyektif seseorang terhadap realita, sehingga berujung pada ketentuan bagaimana cara menangani realita tersebut ( dikutip dari jurnal pendidikan anak masih dini ). Sedangkan integrasi sendiri memili arti sebuah system yang mengalami pembaruan sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Sedangkan Bimbingan dan Konseling adalah proses interaksi antara konselor dengan konseli baik secara berlangsung maupun secara tidak berlangsung dalam rangka membantu konseli agar dapat mampu mengembangkan potensi diri ataupun memecahkan masalah yang sedang dialamnya.  Bimbingan konseling juga dapat diartikan sebagai upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogramnya  yang dilakukan oleh konselor untuk memfasilitasi perkembangan konseli utuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya. Mengenai perbedaan antara bimbingan dan konseling secara umum dapat dilihat dari sistem layanan bertemunya konseli dengan konselor. Diman bimbingan bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung (virtual) sedangkan konseling harus dilaksanakan secara langsung antara konseli dengan konselor.  Layanan bimbingan dan konseling memiliki beberapa komponen yang terbagi dalam jenis layanan diantaranya layanan orientasi,  layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan penguasaan perorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok dan lainnya. Dan layanan-layanan tersebut harus sesuai dengan kebutuhan konseli dan sekolah. Sehingga hasil yang dicapai dalam bimbingan dan konseling tersebut akan maksimal. Serta  sekarang ini dengan adanya pandemi dapat mengahambat pembelajaran dan pastinya layanan bimbingan dan konseling diperlukan peserta didik. Oleh karena itu penulis akan menjabarkan paradika integrasi bimbingan dan konseling di sekolah dasar.

PEMBAHASAN

The American Counseling Association (2010) mendefinisikan konseling sebagai hubungan profesional yang memberdayakan individu, keluarga, dan kelompok yang beragam untuk mencapai tujuan kesehatan mental, kebugaran, pendidikan, dan karier. Untuk mencapai tujuan dari setiap praktik konseling, kompetensi konselor memegang peranan penting. Ide kompetensi melibatkan pemahaman dan praktik efektif dari pengetahuan teoritis yang juga mencakup paradigma dalam konseling. Oleh karena itu, posisi paradigmatik konselor memandu praktik mereka dan meningkatkan kompetensi mereka dalam menetapkan landasan yang mendasari seluruh proses konseling. Dalam pengertian ini, paradigma berfungsi sebagai peta jalan untuk bertindak. Keputusan dan pilihan konselor mengenai intervensi, reaksi, dan analisis mengalir secara logis dari model teoritis dan paradigmatik tentang seperti apa orang itu, apa yang baik untuk mereka, dan kondisi apa yang mungkin memengaruhi mereka dalam arah yang ditentukan sendiri dan diinginkan (Kottler & Sheppard, 2008). Paradigma dalam konseling memungkinkan konselor untuk menangani masalah klien mereka secara holistik dan non-reduksionis.

Di banyak negara, termasuk Turki, model perkembangan komprehensif telah diadopsi sebagai dasar untuk program konseling sekolah umum (Dollarhide & Saginak, 2012; Stockton & Gneri, 2011). Untuk mendukung model ini dan membangun program konseling yang komprehensif, berbagai teori perkembangan manusia telah diterapkan (Paisley & McMahon, 2001). Sebagai hasil dari transisi menuju model perkembangan yang komprehensif, layanan menjadi lebih fokus pada perkembangan dan pencegahan, mendukung semua individu untuk mengaktualisasikan diri dan mencapai penguasaan tugas-tugas perkembangan yang sesuai (Green & Keys, 2001). Selain itu, menjelang abad ke-21, program konseling perkembangan yang komprehensif mulai dikonseptualisasikan seputar prinsip multikulturalisme dan perkembangan positif untuk semua anak. Dalam praktiknya, ini berarti bahwa sekolah dan konselor perlu menerapkan pendekatan interseksional, menantang kekuatan kelembagaan yang menindas, dan memenuhi kebutuhan populasi siswa yang beragam (Moradi & Grzanka, 2017)

Bimbingan merupakam bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka membantu pesrta didik menemukan jati dirinya masing-masing, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan untuk kedepannya yang lebih maju. Keberadaan bimbingan di sekolah bertujuan untuk membentuk peserta didik yang utuh, seimbang secara aspek kepribadian, sosial-kemasyarakatan, keberagamaan dan mengembangkan aspek baik itu kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang. Jika kesemuanya terealisasi dengan baik maka akan membantu pesrta didik mampu dalam menggembangkan dirinya baik berupa sikap, perilaku, prestasi belajar bahkan cita-citanya. namun tujuan tersebut tidak serta merta tercapai hanya dengan bimbingan saja. Kesemuanya itu bisa tercapai jika ada kerjasama antara pendidik, pembelajaran, konseli, pihak sekolah, orang tua, peserta didik, lingkungan dan lainnya. Apalagi disekolah dasar biasanya tidak memiliki guru pembimbing secara khusus atau dengan guru kelas sendiri..

            Oleh sebab itu, untuk menjamin fasilitas layanaan bimbingan yang sesuai dengan prosedur dan tujuannya, maka perlu memperhatikan prinsip-prinsip dari pelaksanaannya. Dimana prinsip tersebut mencakup sarana layanan bagi seluruh individu yang ada disekolah tanpa terkecuali, permasalahan yang dihadapi (baik secara fisik dan psikologi), program layanan, dari bimbingan dan konseling sendiri dan pelaksanaan layanan dari BK dan harus selaras dengan program pendidikan sekolah.

            Perlu dipahami bahwa program bimbingan akan tercapai ketika ada kesinambungan antar jenjang dari jenjang pendidikan, model dan system yang jelas. Atau dengan kata lain bimbingan sebagai layanan pendampingan dalam rangka mengembangkan diri bukan sebagai lembaga penghakiman. Oleh sebab itu, perlu layanan bimbingan sejak Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas sederajat bahkan perguruan tinggi. Image bimbingan dan konseling yang biasanya dianggap sebagai Lembaga kehakiman bisa dirubah salah satunya dengan menerapkan layanan-layanan bimbingan, diantanya:

  • Layanan pada bidang bimbingan pribadi.
  • Layanan bidang bimbingan pribadi membantu peserta didik untuk mengenal, menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman, bertaqwa kepada tuhan. Oleh karena itu, peserta didik perlu dibantu dalam mengembangkan nilai-nilai kepedulian, empati, berani, kerjasama,komitmen, keteguhan hati, kejujuran, integritas, mandiri, percaya diri dan tanggung jawab di sekolah dengan melibatkan lingkungan yang ada melalui kegiatan sosial.
  • Layanan pada bidang bimbingan sosial.
  • Layanan bidang bimbingan soaial membantu peserta didik agar dapat berhubungan dengan lingkungan sekitar dengan etika pergaulan sosial yang dilandasi oleh akhlak mulia, budi pekerti, tanggung jawab, menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan komunikasi.
  • Layanan pada bidang bimbingan belajar.
  • Layanan bidang bimbingan belajar membantu peserta didik untuk mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dalam perkembangan sikap dan keterampilan belajar dan lainnya.
  • Layanan pada bidang karir.
  • Layanan bidang karir tidak hanya cukup keterampilan praktis, tetapi perlu perencanaan yang matang, sikap yang baik dan pemaahaman diri secara utuh. Apalagi peserta didik sekolah dasar pastinya sangat membutuhkan bimbingan karir ini baik untuk nanti melanjutkan kemana dan lainnya.

            Bimbingan dan konseling sebagai layanan pendukung keberhasilan tujuan pendidikan peserta didik memegang tanggung jawab yang besar. Apalagi dimana sekarang ini dunia pendidikan sekarang sedang dilanda masalah dengan adanya virus corona (covid-19). Dimana para pendidik harus memutar otak guna jalannya rose mengajaran atau pembelajaran tetap berjalan dengan baik atau kondusi dan siswa mampu beradaptasi serta mengikuti proses pembelajaran secara baik.

            Konselor harus menghadirkan layanan bagi pesrta didik baik untuk menyalurkan masalaah pembelajaran, pertemanan dan lainnya. Dalam hal ini, semua aspek disekolah harus bekerjasama agar nantinya sinergi antara kesemua program dari masing-masing komponen sekolah.

Konselor dapat membuat bimbingan dengan siswa  bertatap muka secara langsung dengan memerhatikan protokol kesehatan dengan jarak antara konseli dan konselor 1 meter, memakai topi proteksi. Walaupun nantinya kontak fisik dihilangkan saat bimbingan, konselor masih bisa memberikan saran atau solusi lewat kemampuan berbicara dan ekspresi wajah.

Sedangkan alternatif layanan bimgan baik kelompok maupun klasikal bisa dilakukan secara daring (online). Hal ini sesuai dengan adanya perubahan dimasa pandemi dengan diterapkannya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Konselor dapat memberikan layanan bimbingan ini untuk membantu siswa dalam menyelasiankan problem maupun sharing mengenai beberapa topik, semisal cara belajar yang efektif, hingga aplikasibelajar yang cocok digunakan. Layanan bimbingan ini dapat dilakukan konseli melalui beberapa platform yang tersedia, seperti spoon radio, kahot dan diskusi melalui teleconverence.

Seperti halnya di sekolah SDN 1 Bungo, para peserta didik bisa melakukan bimbingan tatap muka dengan cara bergantian jam atau  masuk sekolah 3 kali dalam 1 minggu. Nah, jika pada waktu jam sekolah peserta didik tidak ada jam untuk berangkat, peserta didik belajar melalui daring atau via online. Dimana wali kelas yang merangkap sebagai konselor bisa memberikan layanan bimbingan sesuai kebutuhan siswa dan pastinya layanan yang biberikan telah sesuai dengan perubahan masa pandemi ini.

Dimasa pandemi covid 19 seharusnya tidak menyurutkan jalannya layanan BK di sekolah. BK harus bisa memberikan layanan bagi peserta didik dengan menyesuaikan keadaan sekarang ini. Pemberian layanan bisa dengan cara memanfaatkan media untuk memberikan informasi,solusi maupun saran tentang dunia pendidikan dan bidang yang dierlukan oleh peserta didik. Pelaksanaan via online nantinya bisa dipimpin oleh seorang konselor yang nantinya memberikan informasi maupun mengarahkan peserta didiknya.

PENUTUP

Bimbingan dan Konseling adalah proses interaksi antara konselor dengan konseli baik secara berlangsung maupun secara tidak berlangsung dalam rangka membantu konseli agar dapat mampu mengembangkan potensi diri ataupun memecahkan masalah yang sedang dialamnya.Bimbingan dan koseling di sekolah dasar pastinya memiliki peranan yang penting. Salah satu peranannya adalah mengenai layanan bimbingan dan konseling.

Dimana pada masa pandemi covid 19 sekarang ini pastinya peserta didik membutuhnya layanan tersebut guna memperoleh informasi maupun pengarahan. Para konselor dituntut agar dapat menyesuaikan dengan keadaan sekarang. Dengan cara layanan bimbingan yang dibuat sesuai dengan kebutuhan siswa dan memerhatikan protokol kesehatan. Konselor bisa memanfaatkan media online guna menunjang bimbingan via online atau daring.

DAFTAR PUSTAKA

Yusuf, S. & Nurihsan A.J. 2008. Landasan Bimbingan & Konseling. Bandung: PT Remaja             Rosdakarya.

Dollarhide, C.T., & Saginak, K.A. 2012. Comprehensive school counseling programs. Upper Saddle River, NJ: Pearson.

Stockton, R., & Gneri, O.Y. 2011. Counseling in Turkey: An evolving field. Journal of Counseling & Development, 89, 98--104. Doi: 10.1002/j.1556-6678.2011.tb00065.x

Paisley, P.O., & McMahon, G. 2001. School counseling for the 21st century: Challenges and opportunities. Professional School Counseling, 5, 106--115.

Muhammad Irkam, Bimbingan Dan Konseling Di Madrasah Iibtidaiyyah, Jurnal Insania, Vol. 18 No. 2, Mei-Agustus 2013.

Nur Mega Aris Saputra dan Nanda Widya Muharammah, Peran Layanan Bimbingan dan Konseling sebagai Internalisasi Kemampuan Adaptasi Peserta Didik Pada Era New Normal, Prosiding Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling Mengukuhkan Eksistensi Peran Bk Pasca Pandemi Covid-19 Diberbagai Setting Pendidikan, 75-79, 2020.

Menurut Robert Freidrichs Paradikma adalah kumpulan tata nilai yang membentuk pola pikiran seseorang sebagai titik tolak berpandangan sehingga terbentuklah citra subyektif seseorang terhadap realita, sehingga berujung pada ketentuan bagaimana cara menangani realita tersebut ( dikutip dari jurnal pendidikan anak masih dini ). Sedangkan integrasi sendiri memili arti sebuah system yang mengalami pembaruan sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Sedangkan Bimbingan dan Konseling adalah proses interaksi antara konselor dengan konseli baik secara berlangsung maupun secara tidak berlangsung dalam rangka membantu konseli agar dapat mampu mengembangkan potensi diri ataupun memecahkan masalah yang sedang dialamnya.  Bimbingan konseling juga dapat diartikan sebagai upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogramnya  yang dilakukan oleh konselor untuk memfasilitasi perkembangan konseli utuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya. Mengenai perbedaan antara bimbingan dan konseling secara umum dapat dilihat dari sistem layanan bertemunya konseli dengan konselor. Diman bimbingan bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung (virtual) sedangkan konseling harus dilaksanakan secara langsung antara konseli dengan konselor.  Layanan bimbingan dan konseling memiliki beberapa komponen yang terbagi dalam jenis layanan diantaranya layanan orientasi,  layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan penguasaan perorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok dan lainnya. Dan layanan-layanan tersebut harus sesuai dengan kebutuhan konseli dan sekolah. Sehingga hasil yang dicapai dalam bimbingan dan konseling tersebut akan maksimal. Serta  sekarang ini dengan adanya pandemi dapat mengahambat pembelajaran dan pastinya layanan bimbingan dan konseling diperlukan peserta didik. Oleh karena itu penulis akan menjabarkan paradika integrasi bimbingan dan konseling di sekolah dasar.

PEMBAHASAN

The American Counseling Association (2010) mendefinisikan konseling sebagai hubungan profesional yang memberdayakan individu, keluarga, dan kelompok yang beragam untuk mencapai tujuan kesehatan mental, kebugaran, pendidikan, dan karier. Untuk mencapai tujuan dari setiap praktik konseling, kompetensi konselor memegang peranan penting. Ide kompetensi melibatkan pemahaman dan praktik efektif dari pengetahuan teoritis yang juga mencakup paradigma dalam konseling. Oleh karena itu, posisi paradigmatik konselor memandu praktik mereka dan meningkatkan kompetensi mereka dalam menetapkan landasan yang mendasari seluruh proses konseling. Dalam pengertian ini, paradigma berfungsi sebagai peta jalan untuk bertindak. Keputusan dan pilihan konselor mengenai intervensi, reaksi, dan analisis mengalir secara logis dari model teoritis dan paradigmatik tentang seperti apa orang itu, apa yang baik untuk mereka, dan kondisi apa yang mungkin memengaruhi mereka dalam arah yang ditentukan sendiri dan diinginkan (Kottler & Sheppard, 2008). Paradigma dalam konseling memungkinkan konselor untuk menangani masalah klien mereka secara holistik dan non-reduksionis.

Di banyak negara, termasuk Turki, model perkembangan komprehensif telah diadopsi sebagai dasar untuk program konseling sekolah umum (Dollarhide & Saginak, 2012; Stockton & Gneri, 2011). Untuk mendukung model ini dan membangun program konseling yang komprehensif, berbagai teori perkembangan manusia telah diterapkan (Paisley & McMahon, 2001). Sebagai hasil dari transisi menuju model perkembangan yang komprehensif, layanan menjadi lebih fokus pada perkembangan dan pencegahan, mendukung semua individu untuk mengaktualisasikan diri dan mencapai penguasaan tugas-tugas perkembangan yang sesuai (Green & Keys, 2001). Selain itu, menjelang abad ke-21, program konseling perkembangan yang komprehensif mulai dikonseptualisasikan seputar prinsip multikulturalisme dan perkembangan positif untuk semua anak. Dalam praktiknya, ini berarti bahwa sekolah dan konselor perlu menerapkan pendekatan interseksional, menantang kekuatan kelembagaan yang menindas, dan memenuhi kebutuhan populasi siswa yang beragam (Moradi & Grzanka, 2017)

Bimbingan merupakam bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka membantu pesrta didik menemukan jati dirinya masing-masing, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan untuk kedepannya yang lebih maju. Keberadaan bimbingan di sekolah bertujuan untuk membentuk peserta didik yang utuh, seimbang secara aspek kepribadian, sosial-kemasyarakatan, keberagamaan dan mengembangkan aspek baik itu kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang. Jika kesemuanya terealisasi dengan baik maka akan membantu pesrta didik mampu dalam menggembangkan dirinya baik berupa sikap, perilaku, prestasi belajar bahkan cita-citanya. namun tujuan tersebut tidak serta merta tercapai hanya dengan bimbingan saja. Kesemuanya itu bisa tercapai jika ada kerjasama antara pendidik, pembelajaran, konseli, pihak sekolah, orang tua, peserta didik, lingkungan dan lainnya. Apalagi disekolah dasar biasanya tidak memiliki guru pembimbing secara khusus atau dengan guru kelas sendiri..

            Oleh sebab itu, untuk menjamin fasilitas layanaan bimbingan yang sesuai dengan prosedur dan tujuannya, maka perlu memperhatikan prinsip-prinsip dari pelaksanaannya. Dimana prinsip tersebut mencakup sarana layanan bagi seluruh individu yang ada disekolah tanpa terkecuali, permasalahan yang dihadapi (baik secara fisik dan psikologi), program layanan, dari bimbingan dan konseling sendiri dan pelaksanaan layanan dari BK dan harus selaras dengan program pendidikan sekolah.

            Perlu dipahami bahwa program bimbingan akan tercapai ketika ada kesinambungan antar jenjang dari jenjang pendidikan, model dan system yang jelas. Atau dengan kata lain bimbingan sebagai layanan pendampingan dalam rangka mengembangkan diri bukan sebagai lembaga penghakiman. Oleh sebab itu, perlu layanan bimbingan sejak Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas sederajat bahkan perguruan tinggi. Image bimbingan dan konseling yang biasanya dianggap sebagai Lembaga kehakiman bisa dirubah salah satunya dengan menerapkan layanan-layanan bimbingan, diantanya:

  • Layanan pada bidang bimbingan pribadi.
  • Layanan bidang bimbingan pribadi membantu peserta didik untuk mengenal, menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman, bertaqwa kepada tuhan. Oleh karena itu, peserta didik perlu dibantu dalam mengembangkan nilai-nilai kepedulian, empati, berani, kerjasama,komitmen, keteguhan hati, kejujuran, integritas, mandiri, percaya diri dan tanggung jawab di sekolah dengan melibatkan lingkungan yang ada melalui kegiatan sosial.
  • Layanan pada bidang bimbingan sosial.
  • Layanan bidang bimbingan soaial membantu peserta didik agar dapat berhubungan dengan lingkungan sekitar dengan etika pergaulan sosial yang dilandasi oleh akhlak mulia, budi pekerti, tanggung jawab, menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan komunikasi.
  • Layanan pada bidang bimbingan belajar.
  • Layanan bidang bimbingan belajar membantu peserta didik untuk mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dalam perkembangan sikap dan keterampilan belajar dan lainnya.
  • Layanan pada bidang karir.
  • Layanan bidang karir tidak hanya cukup keterampilan praktis, tetapi perlu perencanaan yang matang, sikap yang baik dan pemaahaman diri secara utuh. Apalagi peserta didik sekolah dasar pastinya sangat membutuhkan bimbingan karir ini baik untuk nanti melanjutkan kemana dan lainnya.

            Bimbingan dan konseling sebagai layanan pendukung keberhasilan tujuan pendidikan peserta didik memegang tanggung jawab yang besar. Apalagi dimana sekarang ini dunia pendidikan sekarang sedang dilanda masalah dengan adanya virus corona (covid-19). Dimana para pendidik harus memutar otak guna jalannya rose mengajaran atau pembelajaran tetap berjalan dengan baik atau kondusi dan siswa mampu beradaptasi serta mengikuti proses pembelajaran secara baik.

            Konselor harus menghadirkan layanan bagi pesrta didik baik untuk menyalurkan masalaah pembelajaran, pertemanan dan lainnya. Dalam hal ini, semua aspek disekolah harus bekerjasama agar nantinya sinergi antara kesemua program dari masing-masing komponen sekolah.

Konselor dapat membuat bimbingan dengan siswa  bertatap muka secara langsung dengan memerhatikan protokol kesehatan dengan jarak antara konseli dan konselor 1 meter, memakai topi proteksi. Walaupun nantinya kontak fisik dihilangkan saat bimbingan, konselor masih bisa memberikan saran atau solusi lewat kemampuan berbicara dan ekspresi wajah.

Sedangkan alternatif layanan bimgan baik kelompok maupun klasikal bisa dilakukan secara daring (online). Hal ini sesuai dengan adanya perubahan dimasa pandemi dengan diterapkannya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Konselor dapat memberikan layanan bimbingan ini untuk membantu siswa dalam menyelasiankan problem maupun sharing mengenai beberapa topik, semisal cara belajar yang efektif, hingga aplikasibelajar yang cocok digunakan. Layanan bimbingan ini dapat dilakukan konseli melalui beberapa platform yang tersedia, seperti spoon radio, kahot dan diskusi melalui teleconverence.

Seperti halnya di sekolah SDN 1 Bungo, para peserta didik bisa melakukan bimbingan tatap muka dengan cara bergantian jam atau  masuk sekolah 3 kali dalam 1 minggu. Nah, jika pada waktu jam sekolah peserta didik tidak ada jam untuk berangkat, peserta didik belajar melalui daring atau via online. Dimana wali kelas yang merangkap sebagai konselor bisa memberikan layanan bimbingan sesuai kebutuhan siswa dan pastinya layanan yang biberikan telah sesuai dengan perubahan masa pandemi ini.

Dimasa pandemi covid 19 seharusnya tidak menyurutkan jalannya layanan BK di sekolah. BK harus bisa memberikan layanan bagi peserta didik dengan menyesuaikan keadaan sekarang ini. Pemberian layanan bisa dengan cara memanfaatkan media untuk memberikan informasi,solusi maupun saran tentang dunia pendidikan dan bidang yang dierlukan oleh peserta didik. Pelaksanaan via online nantinya bisa dipimpin oleh seorang konselor yang nantinya memberikan informasi maupun mengarahkan peserta didiknya.

PENUTUP

Bimbingan dan Konseling adalah proses interaksi antara konselor dengan konseli baik secara berlangsung maupun secara tidak berlangsung dalam rangka membantu konseli agar dapat mampu mengembangkan potensi diri ataupun memecahkan masalah yang sedang dialamnya.Bimbingan dan koseling di sekolah dasar pastinya memiliki peranan yang penting. Salah satu peranannya adalah mengenai layanan bimbingan dan konseling.

Dimana pada masa pandemi covid 19 sekarang ini pastinya peserta didik membutuhnya layanan tersebut guna memperoleh informasi maupun pengarahan. Para konselor dituntut agar dapat menyesuaikan dengan keadaan sekarang. Dengan cara layanan bimbingan yang dibuat sesuai dengan kebutuhan siswa dan memerhatikan protokol kesehatan. Konselor bisa memanfaatkan media online guna menunjang bimbingan via online atau daring.

DAFTAR PUSTAKA

Yusuf, S. & Nurihsan A.J. 2008. Landasan Bimbingan & Konseling. Bandung: PT Remaja             Rosdakarya.

Dollarhide, C.T., & Saginak, K.A. 2012. Comprehensive school counseling programs. Upper Saddle River, NJ: Pearson.

Stockton, R., & Gneri, O.Y. 2011. Counseling in Turkey: An evolving field. Journal of Counseling & Development, 89, 98--104. Doi: 10.1002/j.1556-6678.2011.tb00065.x

Paisley, P.O., & McMahon, G. 2001. School counseling for the 21st century: Challenges and opportunities. Professional School Counseling, 5, 106--115.

Muhammad Irkam, Bimbingan Dan Konseling Di Madrasah Iibtidaiyyah, Jurnal Insania, Vol. 18 No. 2, Mei-Agustus 2013.

Nur Mega Aris Saputra dan Nanda Widya Muharammah, Peran Layanan Bimbingan dan Konseling sebagai Internalisasi Kemampuan Adaptasi Peserta Didik Pada Era New Normal, Prosiding Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling Mengukuhkan Eksistensi Peran Bk Pasca Pandemi Covid-19 Diberbagai Setting Pendidikan, 75-79, 2020.

Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Bimbingan Konseling SD

Dosen Pengampu : Naili Rofiqoh, S. Psi, M.Si

Kelas 3 PGSD A3 :

Luthfia Ningsih (191330000546)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA

2020/2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun