Hari ini, tepat delapan belas tahun aku telah mengenal sahabatku sedari kecil, Vae. Kami berteman sejak balita, kami bertumbuh bersama sama. Namun dibalik pertemanan kami yang panjang ini, banyak kisah yang terjadi diantara kami. Oh, bukan kami lebih tepatnya diriku, banyak yang aku rasakan selama ini. Namun aku tidak berani untuk mengungkapkan apa yang aku rasakan, aku hanya diam dan belajar untuk memaklumi.Â
Aku dan Vae memang memiliki kepribadian yang berbeda, bisa diumpamakan seperti aku adalah tanah dan Vae adalah bunga. Vae memiliki sifat yang ramah dan murah senyum sedangkan aku kebalikan darinya, aku seorang yang pendiam dan jutek. Bahkan hobi kami sangatlah berbeda, aku sangat menyukai olahraga dan Vae sangat menyukai dunia modelling.
Namun diantara banyaknya perbedaan diantara kami, tapi aku selalu merasa cocok dan nyaman saat bersamanya. Aku hanya berharap bahwa pertemanan kami akan lama, Â bahkan sampai kami berdua mempunyai cucu nanti.Â
Sore ini, aku pergi untuk latihan renang seperti biasanya. Semakin hari aku semakin sibuk karena sedang mempersiapkan untuk lomba renang tingkat nasional. Bahkan waktu bermainku dengan Vae hampir tidak ada, belakangan ini aku jarang mengobrol dengannya. Sebenarnya tidak hanya aku yang sibuk, Vae juga sedang mendapatkan banyak pemotretan majalah. Kami berdua saling memahami satu sama lain dan berusaha untuk terus saling mendukung.Â
Hari ini aku mengikuti tes seleksi, namaku diurutan ke 10. Itu berarti harus mengikuti tes gelombang ketiga untuk memperebutkan 5 besar. Aku sangat bersemangat, aku melemaskan tangan dan kaki sambil melirik tribun. Tiba tiba aku melihat Vae sedang duduk dan mengacungkan jempol. Aku kaget sambil tertawa, dia menyempatkan waktunya untuk menonton seleksiku di waktunya yang padat itu.Â
Saat selesai seleksi, tanpa aku harus mencari Vae dia sudah menghampiriku.Â
"Asik lolos seleksi, ini aku kasih hadiah bekal untukmu, tapi maaf ya aku tidak bisa lama lama masih ada pemotretan lagi. " kata Vae.Â
Aku memakluminya dan sangat berterima kasih karena menyempatkan waktunya untuk datang.
 Setelah Vae pulang tiba tiba teman renangku berdatangan dan bertanya.
" Itu temanmu Fay? "
" Wah aku tidak menyangka kamu punya teman secantik itu."
" Aku boleh kenalan dengannya tidak Fay."
Sejujurnya aku terlalu sering mendengar kalimat kalimat itu. Memang aku akui Vae memiliki paras yang sangat cantik dan menarik untuk dilihat. Dan sikap ramahnya itu membuat banyak orang ingin berteman dengannya. Bahkan terkadang tetanggaku sering datang ke rumah untuk mencari Vae.
Seperti sekarang ini, tetanggaku Asya tiba tiba datang dan membawa makanan.
"Hi, Vae ini ada kue untukmu aku baru membuatnya. " kata Asya yang tiba tiba datang dan menghampiri Vae.Â
Aku tidak kaget, hal seperti ini sering terjadi. Seseorang datang ke rumahku hanya ingin bertemu Vae, bahkan mereka tidak menyapaku sama sekali. Aku tidak merasa iri, tapi aku hanya bingung kenapa mereka hanya seperti itu ke Vae, bagaimana denganku?
Hari ini mungkin menjadi hari yang bersejarah bagi diriku, aku akan mengikuti pertandingan renang ini. Merupakan pertandingan yang sejak lama telah aku impikan. Orang tuaku dan Vae juga ikut menonton untuk menyemangati.Â
Keinginanku hari ini terwujud, aku memenangkan pertandingan renang tingkat nasional, aku merasa sangat bahagia.Â
Vae berlari menghampiriku kemudian ia memelukku dan berkata "Aku tau kamu akan menang."
Saat mendengar itu aku benar benar merasa bersyukur dapat memiliki sahabat sepertinya.
Setelah pertandingan selesai, aku melihat teman temanku menyapa Vae dan mengatakan bahwa Vae sangat berbakat. Aku yang mendengar itu, sedikit meringis dan merasa sedih. Bahkan disaat aku memenangkan pertandingan tidak ada satupun teman yang memujiku mereka malah memuji Vae, Vae dan Vae.
Faye pun dipanggil untuk pengalungan medali dan pemberian hadiah, bukannya tersenyum bangga Faye malah cemberut. Vae yang melihat hal tersebut, merasa bingung dengan perilaku Faye dan kemudian ia menghampiri Faye.Â
"Ada apa dengan wajahmu? jangan pelit pelit berbagi senyum. " kata Vae.Â
"Memang kenapa? aku tersenyum atau tidak pun tidak akan ada yang peduli dan menghampiriku. " jawab Faye.
"Kenapa kamu tidak percaya diri, aku yakin banyak sekali yang kagum padamu perbanyak senyum pasti nanti ada fans mu yang akan datang." Vae memberi saran.
" Terserah dirimu. " jawab Faye angkuh.Â
Kemudian sesi pemotretan dimulai, namaku di panggil dan saat sedang melihat kamera tiba tiba aku teringat perkataan Vae. Aku mencoba untuk tersenyum walaupun itu sedikit canggung, aku mencoba untuk lebih percaya diri.
Tiba tiba saja setelah sesi pemotretan ada beberapa anak kecil datang ke padaku, mereka memujiku dan mengatakan bahwa saat babak penyisihan renangku sangat memukau dan penuh tenaga. Aku yang mendengar hal tersebut sedikit kaget dan merasa bahagia. Apakah ini perasaan yang dirasakan Vae ketika orang orang memujinya?
Aku mencoba menjawab beberapa pertanyaan adik adik kecil itu dengan ramah. Vae dari kejauhan pun tersenyum, dia merasa bahagia karena sahabatnya itu memiliki banyak penggemar. Faye yang merasa sedang diperhatikan pun melihat ke arah Vae dan kemudian mengedipkan matanya.
Setelah hari itu Faye lebih banyak tersenyum dan mendapatkan banyak penggemar. Faye percaya bahwa jika kita bersikap ramah dan suka tersenyum akan banyak orang yang mengagumi kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H