Beberapa hari yang lalu, Indonesia dikejutkan dengan aksi bakar diri oleh seorang mahasiswa fakultas hukum Universitas Bung Karno, Sondang Hutagalung (22) dan kabarnya beliau telah meninggal dunia pada hari sabtu petang,10 desember 2011, di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo. Menurut keterangan dari beberapa saksi, alm. Sondang nekad melakukan aksi bakar diri tersebut lantaran kecewa terhadap terhadap pemerintah dalam menegakkan hukum di indonesia, khususnya terhadap kasus aktivis HAM, Munir, yang sampai sekarang belum terungkap pelaku pembunuhan berencana tersebut.
Nah, apa hubungan kasus bakar diri dengan foto yang penulis lampirkan bertuliskan “Indonesia Mengajar, Acungkan jari, Ayo bergabung sebagai pengajar muda!”. Tepatnya pagi tadi ,penulis mengikuti kuliah Operasi Pemisahan Bertingkat, di Jurusan Teknik Kimia, UGM, yang jelas tidak ada hubungannya dengan aksi bakar diri ataupun dengan gerakan indonesia mengajar. Namun disela-sela perkuliahan, dosen matakuliah tersebut sempat membahas mengenai aksi bakar diri yang dilakukan oleh Alm. Sondang. Sebetulnya beliau tidak mempermasalahkan mengenai aksi nekadnya tersebut, karena itu adalah hak beliau sebagai manusia. Dosen tersebut bercerita ketika beliau sedang menyaksikan acara tv yang membahas mengenai Alm. Sondang dan ketika beliau berpindah ke saluran tv lain, ada sebuah acara mengenai gerakan indonesia mengajar yang bertujuan untuk memasok kekurangan guru di daerah dan tentunya mencerdaskan kehidupan bangsa. Gerakan indonesia mengajar itu tentunya diikuti dan didukung oleh mahasiswa-mahasiswa seperti Alm. Sondang. Mereka, sekolah-sekolah khususnya di daerah terpencil sangat membutuhan bantuan dari tangan intelektual-intelektual muda untuk mengurangi “kebodohan-kebodohan” bangsa. Jangan sampai ada lagi orang indonesia yang buta huruf, buta angka dan bisu akan bahasa indonesia. Bagaimana kita dapat menegakkan keadilan di negeri ini jika sebagian besar penduduknya masih buta aksara, bagaimana kita dapat mengentaskan kemiskinan di negeri ini jika penduduknya masih buta angka dan bagaimana bisa kita dapat menggerakkan negeri ini dengan program kerja yang sudah terusun rapi, namun penduduknya masih bisu akan bahasa Indonesia. Lalu dosen tersebut, beropini alangkah baiknya bila Alm. Sondang dan semua mahasiswa di negeri ini bersatu untuk mengentaskan “kebodohan-kebodohan” rakyatnya daripada melakukan aksi aksi yang tidak cukup berguna bagi diri sendiri ataupun orang lain. Dan tentunya, sebagai intelektual muda yang sudah paham akan hal yang benar dan yang salah, kita tanamkan rasa untuk menghargai diri sendiri dan orang lain, karena dengan begitu akan terbentuk rasa persatuan yang kuat untuk bersama sama membangun negeri ini untuk diri sendiri dan orang lain.
Akhir kata, penulis bukannya menyalahkan aksi nekad bakar diri yang dilakukan oleh Alm. Sondang namun juga tidak membenarkan aksinya tersebut, namun hanya menegaskan bahwa masih banyak cara cara positif yang dapat dilakukan untuk menegakkan hukum, memberantas ketidakadilan ataupun mengentaskn kemiskinan di negara ini. Salah satu caranya adalah dengan mempersiapkan generasi pemimpin bangsa yang pintar secara positif melalui gerakan indonesia mengajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H