Mohon tunggu...
Luthfi Maimunah
Luthfi Maimunah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi UIN RADEN MAS SAID

introvert person Berbicara lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Golongan Orang yang Beruntung Menurut QS Al-Ashr

24 Maret 2024   00:13 Diperbarui: 29 Maret 2024   23:01 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

وَالْعَصْرِ١ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ٢ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ٣

Surat Al-Ashr adalah surat ke 103, yang terdiri dari 3 ayat dan merupakan salah satu surat Makiyyah yang masyhur untuk dihafalkan. Surat Al-Ashr menyebutkan alasan kebahagiaan, kesengsaraan, kesuksesan, dan kehancuran seseorang. Dalam salah satu kitab tafsir yang berjudul "Shafwatut Tafassir" karya Muhammad Ali Ash Shabuni menjelaskan, bahwasannya Allah swt. bersumpah dengan zaman, yakni ketika masa berakhirnya kehidupan manusia, bahwa manusia sedang mengalami kemunduran dan kerugian kecuali orang yang memiliki 4 ciri yang dimana menjadi keutamaan dan landasan agama, diantara lain yaitu : keimanan, amal sholih, berpegang teguh pada kebenaran, dan berpegang pada kesabaran.

Pada ayat pertama yang memiliki arti "Demi masa" menjelaskan bahwasannya Allah swt. bersumpah dengan masa, yaitu ketika siang dan malam yang merupakan ladang bagi para hamba untuk berbuat dan beramal. Para ulama sepakat bahwasannya modal manusia dalam kehidupan di dunia adalah umurnya. Sehingga barangsiapa yang mengisi umurnya dalam kebaikan maka ia termasuk orang yang beruntung. Akan tetapi jika manusia mengisi umurnya dengan amalan keburukan maka ia termasuk orang yang merugi. Al-Qurtubi mengatakan bahwa: "Allah swt. bersumpah dengan shalat ashar yang abadi karena di dalamnya ada peringatan tentang perubahan dan perubahan keadaan, serta petunjuk tentang Sang Pencipta. Dikatakan Dia bersumpah dengan shalat ashar karna itu adalah shalat yang paling penting".

Pada ayat kedua yang berarti "Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian" meyebutkan bahwasannya manusia benar-benar dalam kerugian berapapun banyaknya harta, anak, tingginya kedudukan yang dimilikinya.

Pada ayat ketiga memiliki arti pengecualian "Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih, serta saling berwasiat dalam kebenaran, dan saling berwasiat dalam kesabaran". 

Makna "Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih" adalah kecuali orang yang memadukan antara keimanan kepada Allah swt. dengan amal shalih, sesungguhnya mereka termasuk orang yang beruntung. Iman disini adalah setiap hal yang dapat mendekatkan diri kepada Allah swt. yang berupa keyakinan yang benar dan ilmu yang bermanfaat. Sedangkan amal sholih yang dimaksud adalah setiap perkataan dan perbuatan yang dimana dengannya dapat mendekatkan diri kepada Allah swt. yang dilandasi dengan keikhlasan karena Allah swt. dan mengikuti sesuai petunjuk Rasulullah saw.

Makna "saling berwasiat dalam kebenaran" adalah saling menasihati untuk senantiasa istiqamah pada kebenaran yang harus dipegang teguh, yaitu iman dan tauhid kepada Allah swt. dengan melaksanakan apa yang disyariatkan dan menjauhi segala hal yang telah dilarang. Kebenaran itu berat, dan tantangan untuk mengikuti kebenaran jauh lebih berat. Oleh karena itu, diharuskan untuk saling menasihati agar selalu istiqamah dijalan-Nya.

Adapun makna dari "saling berwasiat dalam kesabaran" adalah saling menasihati dengan kesabaran dalam melaksanakan perintah Allah swt. kesabaran dalam meninggalkan apa-apa yang dilarang dan diharamkan, serta kesabaran dalam menerima takdir dan ketentuan dari Allah swt.

Manusia benar-benar dalam kerugian apabila kita menyia-nyiakan kesempatan yang telah Allah swt. berikan. Karna usia tiada yang tahu pastinya, juga tidak akan kembali ke dunia. Maka, gunakanlah usia dengan sebaik-baiknya sebelum lima perkara yang menghampiri kita, yakni : Sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, kaya sebelum miskin, lapang sebelum sempit, dan hidup sebelum mati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun