EKO Subiyantoro, Founder/Direktur Eksekutif Tangan Tangan Relawan mulai hari ini akan memulai perjalanan berat dalam upayanya mengkampanyekan Kanker anak. Di sepanjang rute Banjarmasin-Pontianak, dia mencari dukungan dana untuk misi sosialnya membangun Rumah Singgah Kanker Anak (Rumah Kita).
---
Mulai hari ini, dari halaman Rumah Singgah Kanker Anak (Rumah Kita) Komplek Dharma Praja II No. 38 Banjarmasin, Eko akan bersepeda (Solo Touring) sejauh total 1.300 KM dari Banjarmasin menuju Pontianak Kalimantan Barat. Touring dibagi 14 stage atau 14 hari. Di stage pertama ini Eko akan menempuh jarak 61 KM (Banjarmasin - Kapuas Kalimantan Tengah).
Perjalanan kemudian dilanjutkan dari Kapuas sejauh 139 KM menuju ibu kota Kalimantan Tengah, Palangkaraya. pada 17 Juli. 18 Juli atau stage ketiga dari kota Palangkaraya, Eko kembali bersepeda menuju Kasongan sejauh 84 KM dan stage keempat rute Kasongan menuju Desa Pelantaran sejauh 63 KM. Bermalam satu malam, dari Desa Pelantaran Eko melanjutkan perjalanan ke Kota Sampit sejauh 76 KM.
Eko diperkirakan memasuki perbatasan Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat, 24 Juli 2019, dari Lamandau Kalteng ke perbatasan Kalimantan Barat ini menempuh jarak 127 KM. Sampai akhirnya stage terakhir atau finis di Kota Pontianak Kalimantan Barat yang diperkirakan masuk Pontianak tanggal 29 Juli 2019.
Untuk misi ini, Eko menyatakan siap secara fisik dan mental dengan terus berlatih endurance. Sepeda jenis MTB modifikasi kini sudah dilengkapi tas painner baik di muka maupun belakang untuk memuat kebutuhan selama 14 hari touring. Tentunya dengan sepeda yang sarat muatan membutuhkan tenaga extra untuk memancalnya.
"Jadi secara mental sudah siap termasuk meningkatkan latihan ketahanan fisik dan penyesuaian beban angkut sepeda. Secara teknis sepeda sudah siap untuk melintas 1.300 KM. Painner rack dan tas sudah kokoh. Ban sudah ketemu yang pas dan nyaman di jalan aspal. Aplikasi, peta offline jalur serta agenda juga sudah siap," terang Eko.
Bersepeda 1.300 KM yang nantinya akan dipublikasikan Harian Radar Banjarmasin dan www.radarcycling.com serta beberapa media lokal di daerah yang disinggahi Eko. Dia bukan hanya sekadar mencari donasi untuk rumah singgah, membangkitkan semangat nasionalisme dan kepedulian kaum muda terhadap lingkungan, selama perjalanan touring pria yang sudah dikenal kalangan goweser Kalimantan Selatan tersebut juga bakal melakukan pertemuan dengan lembaga, organisasi, masyarakat yang berhubungan dengan penanganan penyakit kanker anak. Mulai tingkatan keluarga sampai kelas kecil/orientasi relawan sesuai kondisi daerah yang dilewati nanti.
Bagi relawan berumur 47 tahun tersebut, Bersepeda 1.300 KM untuk Rumah Singgah Kanker Anak kali ini tidaklah sama dengan perjalanan Eko puluhan tahun yang lalu. Jika perjalanan dahulu hanya sekedar melepas gejolak muda, perjalanan kali ini sebagai hadiah ulang tahun dihari kelahirannya yang ke-47 untuk anak-anak yang berjuang melawan kanker.
Ini adalah perjalanan panjang yang "gila" menurut beberapa teman- temannya yang mengetahui misinya tersebut. Bersepeda dari Banjarmasin ke Pontianak ini setara perjalanan Jakarta ke Mataram.
"Bagi saya, kegilaan ini karena pelajaran panjang yang saya dapatkan setelah sekian lama bersama anak-anak penderita kanker yang selalu saling merindukan untuk bertemu walaupun di kasur-kasur rumah sakit. Perjalanan besok itu sebagai hadiah saya untuk anak-anak penyintas kanker," ungkap pria kelahiran 16 Juli 1972 tersebut.
Tekad bulat Eko melakukan perjalanan ini memang bukan tanpa alasan, selama berdekatan dengan anak-anak penderita kanker banyak hal yang dia dapatkan, bahwa mereka sangat butuh perhatian. Saking dekatnya dengan anak-anak penderita kanker baik yang di rumah singgah atau rumah sakit, Eko dan Relawan Tangan-Tangan Kita bagai sosok ayah bagi mereka. "Pernah suatu waktu saya tidak ikut menemui mereka langsung ditanya, Bapak, kenapa lama gak kesini?" cerita Eko.
Eko juga menceritakan salah satu anak penderita kanker bernama Saldi, bisikan singkatnya kepada Eko benar-benar membekas, "Kaki Saldi gak bisa jalan lagi," begitulah bisikan almarhum Risaldi setelah Eko mencium keningnya. Remaja yang telah berpulang mendahului teman lainnya.
" Semangat semangat inilah yang membuat perjalanan 1.300 KM ke utara ini begitu bergolak. Perjalanan yang akan membawa pertarungan emosi, mental dan stamina fisik yang pada akhirnya saya kembalikan kepada kehendak Allah SWT untuk dapat mewujudkan sebuah Rumah Singgah Kanker Anak," tuturnya dengan semangat.
Rumah Singgah Kanker Anak (Rumah Kita) ini didirikan sebagai bentuk kepedulian dan tekat kuat untuk membantu para keluarga dalam mendampingi dan membersamai anak-anak penderita kanker yang sedang menjalani pengobatan.
Rumah Singgah Kanker Anak (Rumah Kita) sendiri mulai beroperasi 5 Maret 2018 silam dan saat ini masih berupa rumah sewa senilai 23 juta satu tahun. "Segala bantuan atau donasi dari misi Bersepeda 1.300 KM untuk Rumah Singgah Kanker Anak ini akan digunakan untuk pembelian atau pembuatan Rumah Singgah Kanker Anak sendiri, jadi nantinya Insya Allah tidak sewa lagi," jelas Eko.
Di Indonesia diperkirakan ada 11.000 kasus kanker anak/ tahun dan 650 kasus kanker anak/ tahun berada di Jakarta. Jenis kanker anak yang paling sering di Indonesia adalah Leukemia dan Retinoblastoma
Sebagian besar kasus kanker anak berasal dari keluarga pra sejahtera, kondisi ini yang turut memperbesar jumlah kematian akibat kanker anak. Untuk di Kalimantan Selatan mereka berasal dari berbagai daerah kabupaten dan kota.
Menurut data Laporan Tahunan Tangan Tangan Relawan tahun 2018, Rumah Singgah Kanker Anak (Rumah Kita) yang dikelola melalui program Tangan Tangan Relawan telah dimanfaatkan oleh 892 jiwa anak yang sedang menjalani pengobatan. Data tersebut belum termasuk orang tua dan keluarga yang mendampingi.
Tangan Tangan Relawan bersama lembaga dan organisasi kemanusiaan lainnya berkewajiban membantu tugas pemerintah dalam penanganan kanker di Indonesia. Salah satu peran yang diambil adalah dengan mendirikan Rumah Singgah Kanker Anak (Rumah Kita) ini.
Di Bersepeda 1.300 KM ini, para donasi bisa menjadi sponsor program, entah itu perorangan, lembaga, pemerintahan, BUMN atau swasta. Sponsor minimal 50 juta dan bisa mendonasikan langsung ke rekening bank yang sudah ditunjuk untuk pembangunan atau pembelian rumah singgah tersebut. Sebagai sponsor logo sponsor bisa dipasang di flayer, kaos, jersey dan bendera yang dipasang di sepeda. Sponsor juga berhak membuat merchandise selama program berlangsung. "Hasil penjualan dengan sistem bagi hasil kesepakatan dan dimasukkan ke rekening yang sudah ditunjuk. Dan sponsor berhak membuat agenda kegiatan disetiap daerah atau kota yang dilakukan pesepeda 1.300 KM," terang Eko.
Eko juga membuka donasi perjalanan untuk setiap kilometer yang ditempuh. Donasi tiap kilometer adalah sebesar 500 ribu rupiah. Namun bisa saja tidak sejumlah tersebut dan akan ditambahkan dengan donasi lainnya baik secara cash atau transfer ke rekening yang ditunjuk. Donasi akan diblokir oleh pihak bank dan hanya bisa dicairkan oleh pihak bank saat memulai pengerjaan Rumah Singgah Kanker Anak (Rumah Kita) dengan mekanisme sesuai peraturan bank.
"Juga ada donasi marchandase serta donasi sedekah ilmu. Disaat pesepeda berhenti atau menginap, kami akan melakukan sharing. Pertemuan dilakukan oleh pemerintahan, BUMN, lembaga, komunitas atau lembaga kepemudaan dengan dalam acara sederhana," lanjutnya.
Nantinya donasi bisa di transfer ke nomor Rekening 971159545 Permata Bank Syariah an Tangan Tangan Relawan (Nomor rekening diaktifkan saat dimulainya touring bersepeda). Informasi bisa hubungi 081351666681 dan 081345140900. (Radar Cycling/ema).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H