Mohon tunggu...
Politik

Kekacauan Geopolitik Timur Tengah oleh Panji Hitam

10 Desember 2015   07:13 Diperbarui: 10 Desember 2015   07:59 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Asia Barat atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan Timur Tengah merupakan kawasan yang saat ini kondisi geopolitiknya sangat memperihatinkan. Kondisi yang memperihatinkan inilah yang sangat berpengaruh buruk terhadap keberlangsungan negara-negara di kawasan ini, karena seperti yang kita ketahui bahwa negara-negara dikawasan ini mempunyai letak yang sangat strategis dengan negara-negara lain dan mempunyai sumber daya alam yang lumayan berlimpah, khusunya minyak bumi.

Seperti yang dapat kita ketahui bahwa dunia saat ini memerlukan minyak bumi untuk menunjang pemenuhan kebutuhan manusia seperti bahan bakar, transportasi maupun teknologi. Tetapi karena kondisi geopolitik di negara-negara Timur Tengah yang sedang kacau mengakibatkan kekhawatiran terhadap perekonomian global. Hal tersebut mudah dipahami sebab hampir 65% dari seluruh cadangan minyak bumi berada di Timur Tengah (Rikandi, 2007). Dalam hal ini perilaku harga minyak bumi dipengaruhi faktor non fundamental yaitu geopolitik.

Irredentism, atau paham dan gerakan yang menganjurkan pengambil-alihan wilayah yang pada masa lalu menjadi bagian dari suatu negara, telah merubah kawasan Timur Tengah menjadi sumber konflik dan teror yang kemudian memengaruhi situasi geopolitik yang lain seperti geografi, politik dan keamanan. Keberadaan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) adalah salah satu contoh hal yang sangat mempengaruhi geoplitik di negara-negara Timur Tengah saat ini. Lahirnya ISIS telah menjadi masalah utama yang sangat diperhatikan negara-negara di Timur Tengah maupun negara-negara lain di seluruh dunia. Hal ini karena ISIS, yang pada awalnya merupakan gerakan teror dan radikal, secara cepat menjelma menjadi entitas negara dan merubah secara drastis situasi geopolitik Timur Tengah.

Menurut faktor geografis, ISIS setidaknya sudah memperluas daerah kekuasaannya terhadap negara-negara di sekitar Irak dan Suriah. Hal ini dibuktikan dengan tindakan-tindakan radikal yang marak terjadi saat ini dimana ISIS menghabisi semua aspek di suatu negara atau daerah baik masyarakat maupun kedaulatan pemerintah untuk mendapatkan wilayah kekuasaan. Mengetahui banyaknya negara-negara yang menjadi daerah ISIS menjadikan retaknya hubungan suatu negara tersebut dengan negara lain yang secara tidak langsung mengacaukan geopolitik negara-negara di Timur Tengah.

Selain faktor geografis adapula faktor keamanan yang berpegaruh terhadap kondisi geopolitik di Timur Tengah. ISIS dalam melakukan tindakan-tindakan radikalnya, selalu menggunakan senjata canggih yang diduga berasal dari Amerika. Bukti ini diperoleh dari liputan Al-Arabiyaa yang menyatakan bahwa salah satu senjata Amerika yang dimiliki ISIS adalah senapan serbu M-16. Senjata ini mulai digunakan Angkatan Darat Amerika Serikat untuk operasi perang hutan di Vietnam Selatan pada 1963 silam. ISIS juga memiliki mobil Humvees buatan Amerika yang kerap dipakai untuk melancarkan serangan bom bunuh diri. Kendaraan itu didapat ISIS dari tentara Irak setelah berhasil merebut markas militer negara tersebut. Selain itu, menurut laporan yang juga dimuat The Guardian, ISIS memiliki roket jenis M-79, senjata asal Kroasia yang diketahui disuplai Arab Saudi untuk pemberontak Suriah. Barang itu diketahui didapat dari pemberontak Suriah yang mereka lumpuhkan. Mengetahui hal ini tentu membuat khawatir terhadap keamanan negara sekitar baik keamanan masyarakat maupun politik. Tentu negara-negara Timur Tengah di sekitar Irak dan Suriah maupun negara-negara lain di dunia takut untuk berhubungan dengan negara tersebut bahkan negara-negara di Timur Tengah sendiri.

Selain itu menurut aspek ekonomi, tentu ISIS sangat berpengaruh besar tehadap kacaunya geopolitik. Hal ini dilandasi dengan banyaknya ladang-ladang minyak bumi yang dikuasi ISIS. Menurut data, Dalam waktu 24 jam ISIS berhasil menguasai ladang minyak terbesar di Irak dan tiga kota lainnya. ISIS juga sudah sepenuhnya menguasai ladang minyak dan gas Suriah di provinsi Deir Ezzor yang mampu menghasilkan 30.000 barel per hari. Banyaknya ladang minyak yang dikuasai pasukan ISIS disinyalir dapat menghasilkan sekitar 80.000 barel per hari. Teori Heartland yang menyatakan “Siapapun yang mengendalikan heartland maka ia akan memerintah dunia”. Maksud dari heartland ini merujuk kepada sebuah wilayah di benua Asia yang sekarang lebih dikenal sebagai Timur Tengah.

Jika kasus ini dikaitkan dengan teori tersebut bisa dikatakan ISIS hampir menguasai setengah dari Timur Tengah. Terlebih lagi karena ISIS mempunyai kekuatan, kekuasaan dan kedaulatan, maka ISIS memproklamasikan dirinya sebagai entitas politik baru atau negara yang berpengaruh sangat buruk terhadap geopolitik Timur Tengah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun