Mohon tunggu...
Muhammad Luthfan Mawarid
Muhammad Luthfan Mawarid Mohon Tunggu... Freelancer - profesi saya adalah fotografer dan konten kreator

hoby saya ada fotografi, saya juga gemar berolahraga badminton, senang menonton film dan juga mendengarkan musik. musik, kamera, shuttle kock, dan film tidak hanya sekedar hobby tapi mereka sudah menjadi teman dalam keseharian saya

Selanjutnya

Tutup

Film

Analisis Nilai Estetis dari elemen Mise en Scene Surrealis pada Film "Mariposa"

25 Oktober 2022   10:05 Diperbarui: 25 Oktober 2022   10:09 1376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Estetika adalah ilmu yang membahas tentang keindahan dalam konteks seni. Indikator untuk menentukan apakah sebuah karya seni itu indah atau tidak indah tidak selalu baku dan objektif. Setiap individu memiliki perspektif yang unik dan otentik tentang indikator indah ini. 

Estetis adalah nilai-nilai dari sebuah karya yang membuat karya seni itu layak dipanggil indah. Maka kegiatan dimana subjek mengkaji atau mengapresiasi sebuah karya seni dan mengetahui nilai keindahan dari karya tersebut dapat dikatakan sebagai proses estetis. Ada dua jenis nilai estetis yang dipelajari yaitu nilai estetis objektif (mengkaji tentang konsep dan ekselensi visual menurut hukum keindahan konvensional) dan nilai estetis subjektif (mengkaji tentang pesan yang dirasakan secara personal/individual). 

Mise en scene adalah keutuhan dari visual yang ditampilkan kepada penonton dalam sebuah film. Semuanya yang ditampilkan dalam frame suatu adegan film adalah bagian dari elemen mise en scene, termasuk setting, aktor, bloking, kostum dan lighting. 

Pada kesempatan kali ini, saya akan mencoba menganalisis mise en scene dari sebuah film yang berjudul 'Mariposa' menggunakan pendekatan estetis. 

Sebelumnya, saya akan menceritakan sinopsis dari film 'Mariposa (2020)' karya Fajar Bustomi. Mariposa bercerita tentang kisah cinta murid SMA, Acha yang menyukai Iqbal pada camp yang keduanya berprestasi dan berasal dari ekonomi kalangan atas. Perbedaan Acha dengan Iqbal secara kontras adalah saat Acha memiliki orang tua yang mendidiknya dengan lembut dan kasih sayang, ayah Iqbal mendidik Iqbal dengan keras dan memaksanya untuk belajar. 

1. Setting latar tempat dan penempatan properti pada film Mariposa 

Set atau latar tempat dari film ini memiliki unsur visual warna biru dan pink pastel yang dominan sepanjang film. Bahkan properti-properti seperti poster, cangkir, kasur, dan boneka yang sengaja ditangkap kamera biasanya berwarna biru dan pink.Penggunaan warna senada yang komplementer sepanjang film ini memiliki nilai keindahan dominan dan harmoni. Selain itu, warna pink dan biru pada film membuat atmosfer yang lebih 'romantis' dan surrealistis. Menurut interpretasi saya, film 'Mariposa (2020)' memanglah film fiksi yang tidak membawa unsur realis dan mencerminkan realita yang ada, sebaliknya mereka menciptakan dunia sendiri dan memuat elemen-elemen surrealis yang memang tidak natural dan menghidupkannya. Warna pink juga sering digunakan untuk merepresentasikan karakter Acha yang feminin. Dan tokoh utama laki-laki, Iqbal direpresentasikan dengan kesedihan dan sifatnya yang dingin cuek dengan warna biru. 

2. Aktor dan performanya pada film Mariposa 

Akting dari para aktor juga merupakan bagian dari mise en scene yang dilihat oleh para penonton. Lagi-lagi, akting yang ditunjukkan oleh para penonton sangatlah surrealistis karena tidak memuat elemen realis yang mencerminkan kehidupan sehari-hari. Mungkin karena cerita ini memang diadaptasi dari novel romantis berjudul sama karya Luluk HF sehingga akting para aktor dibuat seolah-olah seperti 'dunia novel romansa'. 

3. Kostum peran aktor pada film Mariposa 

Seragam sekolah, baju tidur dan baju sehari-hari para aktor memiliki warna yang senada dengan latar set. Sepertinya inspirasi dari dibuatnya kostum yang berwarna biru dan pink pastel ini sangat lekat dengan mode di Korea Selatan. Kostum-kostum ini memiliki nilai keindahan dominan dan nuansa romantis. Pesan yang saya tangkap adalah bahwa 'Mariposa (2020)' ingin menciptakan dunia baru dan menginspirasi para pembuat film untuk membuat dunia filmnya sendiri yang berbeda dengan kenyataan pada kehidupan sehari-hari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun