Mohon tunggu...
lutfi Muhimmatuz Zakiya
lutfi Muhimmatuz Zakiya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang memiliki hobi membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kekerasan Verbal Sebuah Ancaman Nyata Bagi Kesehatan Mental Anak

24 September 2024   17:37 Diperbarui: 24 September 2024   17:41 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kekerasan verbal pada anak dapat memiliki dampak yang sangat serius dan jangka Panjang pada perkembangan mereka. Luka emosional yang ditimbulkan dapat sangat dalam dan sulit disembuhkan. Kekerasan verbal dapat menyebabkan anak mengalami berbagai gangguan emosi seperti depresi, kecemasan, dan kemarahan yang berlebihan. Mereka mungkin merasa sedih, tidak berharga, dan putus asa. Anak yang sering mengalami kekerasan verbal cenderung memiliki kepercayaan diri yang rendah. Mereka merasa tidak mampu dan tidak layak mendapatkan hal-hal baik.

Beberapa anak mungkin merespon dengan perilaku agresif, sementara yang lain menjadi pendiam dan menarik diri. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam fokus dan mengingat informasi. Anak yang mengalami kekerasan verbal cenderung kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat dengan orang lain di masa depan. Mereka merasa tidak aman dan sulit mempercayai orang lain. Selain itu, kekerasan verbal juga dapat menghambat perkembangan kognitif anak, termasuk kemampuan berfikir kritis, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan kekerasan verbal cenderung mengulangi pola tersebut dalam hubungan mereka sendiri di masa dewasa. 

Salah satu langkah yang dapat diambil untuk mencegah kekerasan verbal terhadap anak adalah dengan meningkatkan dan memperbaiki cara berkomunikasi antara orang tua dan anak. Penting bagi orang tua untuk mengendalikan emosi saat berinteraksi dengan anak, terutama dalam situasi yang sulit. Ketika anak melakukan kesalahan, orang tua sebaiknya tidak langsung marah, melainkan bertanya terlebih dahulu tentang alasan dibalik tindakan anak tersebut. Dan jika orng tua terlanjur melakukan kekerasan verbal terhadap anak hendaklah meminta maaf dengan baik. Mengakui kesalahan dan meminta maaf bukan hanya menunjukkan tanggung jawab, tetapi juga mengajarkan anak tentang nilai empati dan pentingnya memperbaiki hubungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun