Arti lainnya dapat diterka sendiri saat berada dekat dengan pasangan. Dalam penentuan arti tersebut pasti ada konteks percakapan yang mengikuti. Misalnya, cara orang berbicara saat marah akan berbeda dengan cara orang berbicara santai. Marah pun pasti ada sebabnya.
Lalu bagaimana dengan kata "terserah" yang viral saat pandemi covid-19 dan diviralkan oleh tenaga medis? Kata tersebut menunjukkan sensitivitasnya sendiri saat digunakan dalam masa pandemi. Banyak arti dibalik kata tersebut memunculkan ragam reaksi. Ada yang mengamini, ada yang mendukung, dan tidak sedikit pula mempertanyakan sumpah tenaga medis.
Penafsiran kata "terserah" sejatinya adalah hak setiap orang dan tidak mesti seragam. Tenaga medis menulis kata tesebut tentu memiliki maksud berbeda dengan orang yang  mengkritisinya. Sementara yang mendukung bisa dikatakan memiliki penafsiran yang sama dengan tenaga medis.
Melihat konteks dalam masa pagebluk seperti sekarang ini alangkah baiknya sama-sama menanamkan pemikiran dan sikap positif. Saling mencari celah dari kata "terserah" bukan solusi yang terbaik. Saling memahami keadaan antara yang berjuang dan diperjuangkan adalah cara tepat untuk melewati masa-masa ini. Hal itu dapat ditunjukkan dengan mengikuti protokol kesehatan yang sudah ditetapkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H