Mohon tunggu...
Mohammad Lutfi
Mohammad Lutfi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tenaga pengajar dan penjual kopi

Saya sebenarnya tukang penjual kopi yang lebih senang mengaduk ketimbang merangkai kata. Menulis adalah keisengan mengisi waktu luang di sela-sela antara kopi dan pelanggan. Entah kopi atau tulisan yang disenangi pelanggan itu tergantung selera, tapi jangan lupa tinggalkan komentar agar kopi dan tulisan tersaji lebih nikmat. Catatannya, jika nikmat tidak usah beri tahu saya tapi sebarkan. Jika kurang beri tahu saya kurangnya dan jangan disebarkan. Salam kopi joss

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Dari Kata "Mudik" sampai Kata "Terserah" yang Memiliki Seribu Arti

21 Mei 2020   06:57 Diperbarui: 21 Mei 2020   11:23 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Arti lainnya dapat diterka sendiri saat berada dekat dengan pasangan. Dalam penentuan arti tersebut pasti ada konteks percakapan yang mengikuti. Misalnya, cara orang berbicara saat marah akan berbeda dengan cara orang berbicara santai. Marah pun pasti ada sebabnya.

Lalu bagaimana dengan kata "terserah" yang viral saat pandemi covid-19 dan diviralkan oleh tenaga medis? Kata tersebut menunjukkan sensitivitasnya sendiri saat digunakan dalam masa pandemi. Banyak arti dibalik kata tersebut memunculkan ragam reaksi. Ada yang mengamini, ada yang mendukung, dan tidak sedikit pula mempertanyakan sumpah tenaga medis.

Penafsiran kata "terserah" sejatinya adalah hak setiap orang dan tidak mesti seragam. Tenaga medis menulis kata tesebut tentu memiliki maksud berbeda dengan orang yang  mengkritisinya. Sementara yang mendukung bisa dikatakan memiliki penafsiran yang sama dengan tenaga medis.

Melihat konteks dalam masa pagebluk seperti sekarang ini alangkah baiknya sama-sama menanamkan pemikiran dan sikap positif. Saling mencari celah dari kata "terserah" bukan solusi yang terbaik. Saling memahami keadaan antara yang berjuang dan diperjuangkan adalah cara tepat untuk melewati masa-masa ini. Hal itu dapat ditunjukkan dengan mengikuti protokol kesehatan yang sudah ditetapkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun