Selain bertambahnya pengetahuan, Kompasiana telah menambah rekan baru untuk saya. Saling berkunjung dan saling meninggalkan pesan adalah bentuk silaturrahmi online yang saling memberi manfaat.
Marangsang diri untuk berkarya. Efek lebih lanjut dari pertemanan dan silaturahmi di Kompasiana membuat saya juga terangsang untuk membaca dan menulis. Jika ada yang bilang susah dapat ide, syukur Alhamdulillah ide selalu muncul dengan membaca tulisan kompasianer lain.Â
Ide tersebut adalah rezeki besar yang selalu muncul tiap hari. Oleh karenanya, saya sempat membuat program sendiri yaitu satu hari satu tulisan. Program itu berjalan, namun sayangnya pada hari dan tulisan ke-28 program itu terhenti karena alasan kesehatan.
"Temanmu adalah cerminan dirimu" adalah ungkapan yang pas untuk mewakili diri saya saat ini. Saya mengakui rekan-rekan kompasianer telah memberikan pengaruh terhadap saya untuk belajar menulis. Kecemburuan terhadap rekan-rekan kompasianer yang mahir menulis dan enak dibaca membuat saya termotivasi membuat suatu karya pula.
Nulis buku bareng dan Podcast. Akhirnya pada kesempatan yang lalu satu tulisan saya di Kompasiana diikutkan dalam acara nulis buku bareng rekan guru dan diterbitkan. Rezeki lainnya saya diundang rekan saya untuk ngobrol bareng di channel youtubenya dengan tema yang saya tuliskan paling awal setelah judul. Kutipan tersebut pernah saya masukkan dalam tulisan artikel yang saya unggah di Kompasiana pula.
Apa rasanya berkenalan dengan kompasiana dan penduduknya? Jawabannya menyenangkan dan puji syukur Alhamdulillah bisa saling mengenal dan silaturahmi.
Sebagai penutup mari simak bunyi hadits berikut. "Siapa yang hendak dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung tali silaturahmi." (H.R. Bukhari Muslim)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H