Mohon tunggu...
Mohammad Lutfi
Mohammad Lutfi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tenaga pengajar dan penjual kopi

Saya sebenarnya tukang penjual kopi yang lebih senang mengaduk ketimbang merangkai kata. Menulis adalah keisengan mengisi waktu luang di sela-sela antara kopi dan pelanggan. Entah kopi atau tulisan yang disenangi pelanggan itu tergantung selera, tapi jangan lupa tinggalkan komentar agar kopi dan tulisan tersaji lebih nikmat. Catatannya, jika nikmat tidak usah beri tahu saya tapi sebarkan. Jika kurang beri tahu saya kurangnya dan jangan disebarkan. Salam kopi joss

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Keinginan: Antara Dituruti dan Dibiarkan?

11 Mei 2020   19:03 Diperbarui: 11 Mei 2020   18:58 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahukah Anda bahwa jumlah penduduk bumi saat ini sekitar 7,75 miliar jiwa. Penduduk Indonesia saat ini kurang lebih 270 juta jiwa dan sepertinya akan bertambah seiring dengan jumlah kelahiran yang terus meningkat dan jumlah kematian yang rendah.

Bisa dibayangkan, dengan jumlah yang sebanyak itu kita dapat bertanya, apa saja keinginan mereka? Sanggupkah negara ini memenuhi keinginan mereka? Sementara manusia secara pribadi kadang kelimpungan memenuhi keinginan diri sendiri.

Bagaimana jadinya kalau semua keinginannya harus dituruti? Tentu hal tersebut tak dapat dipenuhi. Oleh karenanya, Mahatma Gandhi mengingatkan kita dengan kata-kata berikut.

"Bumi ini cukup untuk memenuhi kebutuhan kita semua, namun tidak cukup untuk memenuhi keinginan segelintir kecil manusia yang serakah."

Jika kita resapi kata-kata tersebut mengingatkan kita agar membedakan mana kebutuhan dan keinginan. Kata-kata tersebut pula mengingatkan kita untuk tidak terlalu menuruti keinginan.

Berbicara masalah keinginan, saya jadi teringat serial kartun Doraemon. "Aku ingin begini, aku ingin begitu, ingin ini ingin itu banyak sekali" begitulah dalam kutipan lagu serial kartun Doraemon yang menggambarkan seorang tokoh Nobita yang memiliki berbagai keinginan. 

Untuk mewujudkannya, Nobita mengandalkan kantong ajaib Doraemon. Bisa dianggap Doraemon adalah pengabul keinginan Nobita. Sayangnya, Nobita kerap kali menyalahkangunakan alat-alat Doraemon dan menciptakan ketergantungan pada dirinya.

Selain tokoh Nobita, orang lain pun juga memiliki keinginan untuk diwujudkan. Misalnya saja, di bulan puasa seperti sekarang ini, ancang-ancang untuk berbuka puasa sudah dibuat saat tengah hari. Saya ingin buka puasa dengan kolak pisang dan jus jambu. Caranya bisa beli atau buat sendiri.

Keinginan dapat pula untuk merayakan suatu pencapaian. Contohnya, kalau lulus nanti,  saya ingin liburan ke Jakarta, mengunjungi Monas dan TMII. Dengan keinginan tersebut, segala usaha dilakukan. 

Si empunya keinginan akan belajar sungguh-sungguh agar bisa lulus. Di samping itu, pundi-pundi uang akan dikumpulkan dengan cara bekerja dan menabung. Bagi yang masih sekolah, uang saku akan disisihkan untuk ditabung pula.

Rasa ingin yang seperti itu dalam batasan yang wajar, artinya dapat direncanakan dan diukur. Rasa ingin yang seperti itu pula dapat memunculkan motivasi diri untuk semangat dalam belajar atau bekerja dan sabar mengumpulkan bekal sedikit demi sedikit.

Beda halnya dengan rasa ingin yang tidak terkendali. Misalnya, dalam bulan puasa lagi, kerap kita rasakan keinginan untuk berbuka ini dan itu, Nanti setelah minum ini dilanjut dengan makan ini. Setelah makan ini, nanti ngemil ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun