Mohon tunggu...
Mohammad Lutfi
Mohammad Lutfi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tenaga pengajar dan penjual kopi

Saya sebenarnya tukang penjual kopi yang lebih senang mengaduk ketimbang merangkai kata. Menulis adalah keisengan mengisi waktu luang di sela-sela antara kopi dan pelanggan. Entah kopi atau tulisan yang disenangi pelanggan itu tergantung selera, tapi jangan lupa tinggalkan komentar agar kopi dan tulisan tersaji lebih nikmat. Catatannya, jika nikmat tidak usah beri tahu saya tapi sebarkan. Jika kurang beri tahu saya kurangnya dan jangan disebarkan. Salam kopi joss

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bumi dan Manusianya Ada, tapi Cintanya yang Mulai Tiada

26 April 2020   13:37 Diperbarui: 26 April 2020   13:54 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bumi | Foto : kompas.com

Covid-19 atau virus corona yang terjadi saat ini dapat kita jadikan refleksi diri dan menghitung-hitung kesalahan yang telah kita perbuat kepada bumi. Covid-19 juga memaksa kita di rumah dan memarkirkan kendaraan di rumah yang kalau dijalankan akan menghasilkan karbon monoksida, benzena, dan timbal serta kandungan lainnya yang semuanya berbahaya bagi kesehatan.

Selain itu, covid-19 telah mengajarkan kita menahan diri di rumah untuk menjadi orang yang tidak konsumtif. Kita tahu selama ini bahwasannya banyak sampah yang dihasilkan dari barang-barang belanjaan kita. Sampah-sampah tersebut seperti sampah plastik, kaleng dan kertas. Dengan batasan tersebut, setidaknya telah menekan sifat konsumtif dan jumlah sampah yang dapat merugikan orang lain dan lingkungan.

Sebagai bahan refleksi lainnya, kita dapat bertanya dalam diri kita akan kebenaran kecintaan terhadap bumi. Jangan-jagan wujud kecintaan terhadap bumi hanyalah wujud ekploitasi, bukan cinta yang tulus antara dua kekasih. 

Di samping itu, yang paling berbahaya nanti jika keduanya sama-sama ada, antara manusia dan bumi tapi cinta antara keduanya sudah tiada, sudah dapat dibayangkan berbagai musibah akan mendera. Pertanyaan lanjutannya adalah benarkah sudah menjadi khalifah yang baik di muka bumi?

Terakhir, mari renungkan bersama kata-kata Mahatma Gandhi berikut "Bumi ini cukup untuk memenuhi kebutuhan kita semua, namun tidak cukup untuk memenuhi keinginan segelintir kecil manusia yang serakah." 

Penekanan kata-kata tersebut pada kata serakah. Sekaya apapun negara Indonesia kalau diambil secara terus menerus tanpa diberikan kesempatan untuk pemulihan kembali maka akan lekas habis kekayaan itu. 

Kembali kepada cinta dan pembuktian yang seutuhnya akan menjadi jawaban atas segala kerusakan yang terjadi saat ini. Jika sudah begitu pada akhirnya hari bumi bukanlah sebatas seremonial sehari saja. Akan tetapi, benar-benar penghayatan membentuk keseimbangan antara manusia dan bumi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun