Setiap individu adalah pahlawan untuk dirinya sendiri dan pahlawan untuk orang lain.
Kata pahlawan biasanya disematkan kepada orang yang gagah berani dan rela berkorban untuk kepentingan bersama. Jika disematkan pada kata devisa, maka akan menjadi pahlawan devisa dan jika disematkan pada kata demokrasi maka akan menjadi pahlawan demokrasi.
Salah satu contoh pahlawan devisa di Indonesa adala tenaga kerja Indonesia (TKI). Para TKI telah banyak membantu meningkatkan devisa negara. Sementara itu pahlawan demokrasi disematkan kepada orang-orang yang berjibaku dan meninggal saat pemilu tahun 2019 lalu.Â
Pada saat pemilu tahun 2019 lalu, ada sekitar 894 orang meninggal dunia (via kompas.com). Faktor penyebabnya meninggalnya petugas penyelenggaraa pemilu tersebut di antaranya karena kelelahan dan beban kerja yang begitu berat.
Pada tahun tersebut merupakan tahun duka untuk demokrasi kita yang menelan korban begitu banyak. Selanjutnya tahun ini, negara kita dihadapkan pada masalah baru, yaitu pandemi covid-19 yang bermula dari Wuhan, China.
Secara global, dilansir dari situs covid-19.go.id, pandemi covid-19 tersebar ke 213 negara dengan jumlah kasus lebih dua juta orang terpapar dan 135.163 orang meninggal. Di Indonesia sendiri, data terakhir menunjukkan 5.923 orang terpapar dan 520 orang meninggal. Di antara yang meninggal itu ada 23 dokter yang meninggal dan 12 perawat meninggal.
Sungguh menyesakkan mendengar kabar duka orang yang terpapar covid-19 dan sangat menyesakkan pula tim medis yang merawat juga ikut meninggal. Tidak bisa dibayangkan bagaimana jika tidak ada mereka.
Mengaca pada petugas pemilu yang meninggal dan kemudian disebut pahlawan demokrasi, di sebut pahlawan apakah tim medis yang di antaranya adalah dokter dan perawat? Jika jawabannya pahlawan kemanusiaan, pertanyaan berikutnya adalah sudahkah tim medis diperlukan selayaknya manusia yang berjasa kepada masyarakat dan negara?
Kita dapat membayangkan seorang pahlawan gagah berani dan berdiri paling depan untuk menumpas musuh. Selanjutnya, kita bisa membayangkan jika pahlawan itu pulang dalam keadaan hidup dan selamat pasti akan dielu-elukan warga. Jika jasad yang pulang pasti banyak yang berduka. Itulah seharusnya perlakuan terhadap pahlawan yang membela tanah air.
Pahlawan kemanusiaan akan tersemat dengan sendirinya kepada tim medis tanpa seremonial dan pengangkatan. Namun, melihat pemberitaan akhir-akhir ini kata pahlawan yang tersemat pada tim medis tidak diringi sambutan dan penghormatan yang baik oleh sebagian masyarakat.Â
Lihat saja beberapa kasus bullying terhadap tim medis dan keluarga. Kasus lain yang paling disesalkan ketika sang pahlawan atau tim medis gugur, justeru bukan penghormatan terakhir yang diberikan malah sikap penolakan dan tidak berempati kepada jenazah sang pahlawan.