Belajar di rumah selama dua minggu ini, bahkan ada yang ditambah masa belajarnya telah menghadirkan stigma positif perihal pentingnya sekolah, pentingnya guru dan pentingnya belajar. Setidaknya pula, ini adalah bentuk refleksi diri yang dapat dilakukan siswa, guru dan orang tua, serta masyarakat setelah sederetan kasus yang melanda dunia pendidikan kita sebelum pandemi virus corona.
Saya rasa juga Bung, siswa-siswa akan lebih rajin setelah virus corona ini mengajarkannya betapa pentingnya sekolah dengan diajar guru langsung. Saya rasa mereka tidak akan menjadi rombongan sembilan yang terdiri dari Dinah, Nihe dan kawan-kawannya yang suka membuat onar dan bandel dalam novel Guru Aini yang ditulis oleh Andrea Hirata. Mereka juga tidak akan menjadi seperti Debut Awaludin yang memiliki kecerdasan tetapi disia-siakannya.Â
Akan tetapi, mereka akan menjadi seperti Aini yang memiliki semangat untuk belajar. Guru pun akan seperti Guru Desi yang idealis dan memiliki semangat mengajar.
Apa kabar sekolah? Sekolah sebagai candu, sekolah sebagai kenikmatan akan menemukan nuansa dan semangat baru dari kompenen di dalamnya. Itulah jawaban saya pada akhirnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H