Mohon tunggu...
LUTFI SYAHWA SYAHRANI
LUTFI SYAHWA SYAHRANI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1-Pariwisata Universitas Gadjah Mada

Saya suka berkemah, travelling, dan memasak!

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Rumah Atsiri Indonesia, Wisata Edukasi Tanaman Aromatik

20 Juni 2022   09:50 Diperbarui: 20 Juni 2022   10:05 1157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situs Bekas Pabrik (Dok Lutfi, 2022)

  

Tawangmangu, sebuah daerah dataran tinggi di Jawa Tengah yang terkenal dengan daya tarik wisata alam yang indah, seperti air terjun, kebun teh, kebun buah, dan pemandangan perbukitan. Berbagai macam aktivitas yang biasa dilakukan yaitu camping, hiking, safari jeep, dan memetik stroberi. Namun, tahukah kamu jika di Tawangmangu terdapat wisata edukasi tanaman aromatik?

Ya, Rumah Atsiri Indonesia adalah jawabannya jika kamu ingin menikmati tur mengenai edukasi tanaman aromatik yang biasa digunakan sebagai bahan baku minyak atsiri. 

Rumah Atsiri Indonesia yang beralamat di Watusambang, Plumbon, Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah memiliki produk wisata antara lain berupa museum, taman aromatik, restoran, galeri, dan merchant shop. Selain itu Rumah Atsiri Indonesia memiliki rumah produksi minyak atsiri, lab dan training centre bagi pengunjung yang ingin mempelajari lebih lanjut mengenai proses pembuatan minyak atsiri, dan penginapan berupa dengan model glamping.

Bulan Maret 2022 kemarin, saya dan kakak melakukan perjalanan ke Rumah Atsiri Indonesia dari Kota Yogyakarta. Perjalanan tersebut kami tempuh selama 3 jam dengan menggunakan sepeda motor. Cuaca pada saat itu mendung, kami bahkan kehujanan ditengah perjalanan.

Setibanya di Rumah Atsiri Indonesia pukul 15.00 kami buru-buru check-in tiket masuk yang sebelumnya sudah dipesan. Wisatawan diwajibkan melakukan reservasi secara online karena terdapat kebijakan pembatasan jumlah pengunjung per hari. Walaupun tidak ada batasan kapan maksimal waktu reservasi, namun saya sarankan untuk reservasi minimal satu hari sebelum waktu kunjungan. 

Harga tiket masuk ke area Rumah Atsiri Indonesia untuk satu orang pengunjung adalah Rp50,000,00. Tiket tersebut berbentuk voucher saldo yang dapat dipakai untuk melakukan tur museum, tur taman aromatik, workshop, menikmati sajian di Resto Rumah Atsiri, dan membeli merchandise. 

Namun jika saldo dalam voucher sisa, maka tidak dapat diuangkan. Harga tiket masuk untuk masing-masing spot beserta ketentuannya sudah dijelaskan lengkap di akun Instagram @rumahatsiri dan website rumahatsiri.com. Jika kurang jelas, jangan khawatir! Waiters dan waitress yang super ramah akan siap menyambut kalian dan menjelaskan detail ketentuan kunjungan sebelum memasuki area Rumah Atsiri Indonesia. 

Balik lagi ke cerita, kami diarahkan oleh waitress untuk langsung segera reservasi tur museum dengan menukarkan voucher, mengingat waktu yang sudah sore. 

Ohiya, Rumah Atsiri Indonesia buka dari jam 10.00 hingga jam 17.00. Waktu kedatangan kami yang mepet dari jam tutup cukup membuat ketarketir. Beruntung sekali kami masih mendapatkan dua slot untuk kloter terakhir untuk mengikuti tur museum. Kunjungan di museum dibatasi lima belas sampai dua puluh orang per kloter . 

Setelah melakukan reservasi, kami perlu menunggu kloter sebelumnya keluar dari area museum selama 15 menit. Kami memanfaatkan waktu untuk berfoto di area Plaza Mariegold yang menawan.

   

Dokpri
Dokpri
Plaza Marigold dan Bunga Marigold (Dok Lutfi, 2022)
Plaza Marigold dan Bunga Marigold (Dok Lutfi, 2022)

Waktunya tiba untuk kami melakukan tur musem! Langkah pertama kami saat memasuki museum disambut dengan tanaman yang digantung-gantung diatas media lumut berbentuk bola. Teknik penanaman dari Jepang tersebut dinamakan Kokedama.

    

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Kokedama (Dok Lutfi, 2022)
Kokedama (Dok Lutfi, 2022)

Kami berkesempatan untuk membaui tanaman-tanaman tersebut dan menebak setiap aroma dari tanaman Kokedama yang disodorkan oleh pemandu. Tanaman Kokedama yang disodorkan oleh pemandu adalah lavender yang kami kira adalah tanaman kayu putih karena aromanya yang mirip dengan aroma minyak kayu putih yang ada dirumah, hahaha...

Selanjutnya, kami diarahkan untuk memasuki ruangan Bola Aroma (Aromatic Spheres) yang berisi sampel aroma khas berbagai tanaman bahan baku minyak atsiri. Sampel tersebut didisplai dengan kaca gantung berbentuk oval yang ditata secara presisi. Di dalam kaca gantung tersebut diisi media berbahan gel berbentuk bola yang dapat menyimpan dan melepaskan aroma dari beragam minyak atsiri. 

Bentuk dan ukurannya mirip seperti boba, hanya saja warnanya bening. Pengunjung dapat menikmati pengalaman sensori penciuman melalui jelajah aroma di lubang kaca yang disediakan. Namun, karena pandemi Covid- 19 kegiatan jelajah aroma tersebut ditiadakan guna mengurangi kontak fisik dan mencegah terjadinya risiko penularan virus. Yah sayang sekali, sehingga kita hanya bisa berfoto-foto saja.

Ruang Bola Aroma (Dok Lutfi, 2022)
Ruang Bola Aroma (Dok Lutfi, 2022)

Kami selanjutnya diarahkan oleh pemandu ke situs bekas pabrik pengolahan minyak atsiri. Pemandu menjelaskan bahwa bangunan Rumah Atsiri Indonesia saat ini adalah pabrik minyak atsiri hasil kolaborasi dengan Bulgaria yang aktif berpoduksi pada tahun 1960-an. 

Karena situasi politik Indonesia yang memanas, pabrik tersebut berhenti berproduksi dan mangkrak hingga akhirnya kepemilikan berpindah tangan kepada PT. Rumah Atsiri Indonesia pada tahun 2015. Di situs tersebut terdapat lubang besar yang dahulunya merupakan tempat peletakan alat produksi minyak atsiri.
    

Situs Bekas Pabrik (Dok Lutfi, 2022)
Situs Bekas Pabrik (Dok Lutfi, 2022)

Bergeser sedikit mengikuti alur jalannya pemandu, kami melalui beberapa galeri yang menunjukan peradaban, bahan, fungsi, dan kegunaan atsiri pada masa lampau di berbagai belahan di dunia, antara lain Yunani-Romawi, Cina, Mesopotamia, India, Mesir, dan Arab. Pemandu meminta kami untuk menghirup minyak atsiri yang digunakan sebagai obat luka dan antiseptik pada peradaban kuno di Arab. 

Tidak ada satupun dari kami yang bisa menebak terbuat dari bahan apakah minyak atsiri tersebut. Ternyata, minyak atsiri tersebut terbuat dari terpentin atau pinus. Oh, pantas saja aromanya sangat familiar, menyengat mirip salah satu produk cairan pembersih lantai dan karbol.

Tur museum yang berdurasi sekitar 45 menit ini juga memaparkan berbagai karya seni yang terbuat dari tanaman atsiri, sejarah terbentuknya Rumah Atsiri Indonesia, kuis mengenai fakta unik seputar atsiri, bagaimana persebaran tanaman penghasil minyak atsiri di Indonesia, manfaat dan panduan penggunaan berbagai macam minyak atsiri, serta yang paling menarik adalah karya seni visual oleh Isha Hening yang dipadukan dengan iringan musik karya Iga Massardi yang memanjakan mata pengunjung.

"Harum dan Menenangkan!"

Pancaran sinar proyektor yang menampilkan berbagai macam tanaman penghasil minyak atsiri bergerak perlahan dipadukan dengan musik yang tenang, dinginnya suhu ruangan, aroma bunga melati, dan wewangian floral lainnya mampu menciptakan atmosfer yang tenang. Sehingga, dapat membuat hati para penikmat seni visual tersebut menjadi tentram dan damai. Rasanya seperti meditasi sesaat!

Dokpri
Dokpri

Ruang Seni Visual (Dok Lutfi, 2022)
Ruang Seni Visual (Dok Lutfi, 2022)

Seusai tur museum, kami bergegas menuju restoran untuk makan karena sudah kelaparan lupa belum makan siang. Tidak terasa waktu menunjukan pukul 16.30, artinya 30 menit lagi Rumah Atsiri Indonesia sudah tutup. Alhasil kami serampangan memesan makanan tanpa lagi melihat deskripsi menu, main asal tunjuk saja. 

Karena restoran hampir tutup, beberapa menu sudah tidak tersedia, alias habis. Rentang harga makanan dan minuman di Resto Rumah Atsiri mulai dari Rp15,000,00 hingga Rp86,000,00. Kami memesan swedish meatball, cauliflower curry pasta, dan Iced Black Tea. Sebenarnya kami sempat ingin memesan kudapan ringan dan hidangan penutup, namun waktu untuk pemesanan terakhir sudah habis. Yah sedih sekali.

Swedish Meatball (Dok Lutfi, 2022)
Swedish Meatball (Dok Lutfi, 2022)

Cauliflower Curry Pasta (Dok Lutfi, 2022)
Cauliflower Curry Pasta (Dok Lutfi, 2022)

Tidak lama menunggu, hidangan datang dan kami segera menyantap karena dikejar oleh jam kunjung yang hampir habis. Rasanya enak sekali! Bola daging sapi yang padat dan manis legit sangat klop saat dipadukan dengan saus jamur yang gurih dan smoky. Pasta saus kembang kol bumbu kari yang creamy dengan aroma rempah kuat berhasil memanjakan lidah. 

Hidangan itu menjadi penutup sempurna perjalanan kunjungan kami ke Rumah Atsiri Indonesia. Jadi tunggu apa lagi? Ayo nikmati perjalanan wisata edukasi aromatik yang menyenangkan di Rumah Atsiri Indonesia! Berkunjungnya jangan kesorean seperti saya yah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun