Mohon tunggu...
Lutfi Prayogi
Lutfi Prayogi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Alumnus program Master of Urban Planning The University of Auckland

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Beralih dari Proyek Cijago, Desari, dan Markaswangi

8 April 2016   10:26 Diperbarui: 11 April 2016   08:19 921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dukungan terhadap Operasional Transjabodetabek

Transjabodetabek rute Depok-Grogol telah beroperasi selama beberapa bulan dengan kinerja yang tidak menggembirakan. Baik operator maupun penumpang memiliki keluhan yang saling terkait dan bersikap kausal, bahkan membentuk lingkaran setan. Operator mengeluhkan sepinya penumpang dan penumpang mengeluhkan mahalnya tarif serta ketidakpastian jadwal bus.

Transjabodetabek sebagai perwujudan moda transportasi bus transit cepat (bus rapid transit) memiliki potensi untuk menjadi moda transportasi yang dapat diandalkan. Pemkot Depok tidak seharusnya sekadar membiarkan Transjabodetabek beroperasi di wilayahnya, melainkan juga harus mendukung Transjabodetabek untuk dapat menjadi moda transportasi umum yang mengangkut banyak orang dengan cepat, aman, nyaman, dan terjangkau. 

Pemkot Depok bahkan perlu merasa malu saat melihat kiprah Kemenhub yang telah menghibahkan bus, PT PPD yang telah mengoperasikan bus, dan Pemprov DKI Jakarta yang berencana memberi PSO (public service obligation) bagi setiap penumpang Transjabodetabek.

Dukungan yang cukup tepat untuk dilakukan Pemkot Depok adalah penyediaan fasilitas terminal dan halte yang layak. Dukungan lainnya adalah peningkatan akses menuju dan dari titik-titik pemberhentian bus Transjabodetabek, seperti melalui penyusunan ulang rute angkutan kota, pembangunan fasilitas pejalan kaki (termasuk fasilitas penyeberangan jalan), dan penyebaran informasi mengenai operasional bus Transjabodetabek. 

Pembangunan fasilitas parkir dan tumpangi (park and ride) di titik-titik pemberhentian bus Transjabodetabek juga merupakan pilihan yang dapat dipertimbangkan.

Dukungan terhadap Operasional Commuter Line (KRL Jabodetabek)

PT KA Commuter Jabodetabek menargetkan bahwa Commuter Line akan memobilisasi 1,2 juta penumpang per harinya pada 2019. Kerjasama antara Pemkot Depok dan PT KCJ (serta pihak-pihak lainnya) dalam mewujudkan target tersebut akan bermanfaat bagi warga Kota Depok. Langkah besar yang bisa dilakukan Pemkot Depok adalah menghilangkan/mengurangi perlintasan sebidang kereta api di jalan-jalan raya di wilayah Depok. 

Desain jalan layang Markaswangi dapat diubah agar fungsi utamanya adalah untuk menghilangkan perlintasan sebidang kereta api di Jl. Kartini dan bukan untuk menghilangkan kemacetan di Jl. Margonda, Jl. Kartini, ataupun Jl. Siliwangi. Desain baru jalan layang tersebut dapat mengurangi biaya pembangunannya. Selisih biaya pembangunannya dapat digunakan untuk mengurangi perlintasan sebidang kereta api di titik lain.

Langkah besar lainnya adalah menyusun ulang rute angkutan kota Depok untuk mengumpan Commuter Line. Jaringan angkutan kota Depok tidak lagi menjadikan Terminal Depok sebagai titik pusat trayek melainkan menjadikan stasiun-stasiun Commuter Line sebagai simpul-simpul transit. 

Penyusunan ulang rute seperti ini tentu perlu dilengkapi dengan penyedian fasilitas transit yang layak di stasiun-stasiun Commuter Line. Penyusunan ulang rute ini juga dapat mengurangi kepadatan Jl. Margonda Raya dan Terminal Depok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun