Mohon tunggu...
Lutfin Amalia
Lutfin Amalia Mohon Tunggu... -

Mari berbagi ilmu :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mari Kenalkan Batik Tulis Jetis Sidoarjo untuk Anak Usia Dini dengan Cara Ini

27 Maret 2018   01:35 Diperbarui: 27 Maret 2018   01:53 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : www.wisatasidoarjo.com

Sidoarjo adalah sebuah kota yang terletak di sanding kota Surabaya. Kota yang hampir mirip dengan kota Surabaya ini juga memiliki suhu yang hampir sama, yakni kira - kira mencapai 24 derajat celcius.

Kota Sidoarjo kini memang biasa disebut sebagai kota lumpur. Dimana pada tahun 2006 silam terjadilah sebuah tragedi bocornya pipa minyak bumi yang bertempat di Dusun Balongnongo Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Sidoarjo terkenal sebagai kota lumpur lapindo selama kurang lebih 11 tahun terakhir. Tak hanya itu, kota Sidoarjo juga memiliki berbagai macam aset peninggalan dari nenek moyang yang diwariskan kepada anak cucunya. Salah satu aset penting tersebut adalah Batik Tulis Jetis. Batik Tulis Jetis Sidoarjo sudah berdiri sejak tahun 1675.

Batik tulis jetis adalah bukti kekayaan warisan nusantara. Dinamakan batik tulis jetis karena pusat pembuatan batik tulis Sidoarjo bertempat di Kelurahan Jetis, Kecamatan Sidoarjo. Hampir semua penduduk di Kelurahan Jetis memproduksi batik tulis ini. 

Tidak hanya memproduksi saja tetapi juga memasarkannya di tempat yang sama, yaitu Kelurahan Jetis. Oleh karena itu, penduduk yang membuat batik di Kelurahan Jetis menamakan kampung mereka menjadi Kampoeng Batik Jetis Sidoarjo.

Ilustrasi : www.wisatasidoarjo.com
Ilustrasi : www.wisatasidoarjo.com
Batik tulis jetis sama saja seperti batik tulis pada umumnya, tetapi yang lebih ditonjolkan pada batik tulis jetis ini adalah motif dan corak pada batik tulis jetis lebih didominasi motif flora dan fauna yang khas dengan kota Sidoarjo (motif abangan dan ijo -- ijoan dengan gaya Madura, motif burung merak, motif beras kutah, motif krubutan atau campur -- campur, dan lain sebagainya) serta terdapat pada warnanya yang cerah dan mencolok (merah, kuning, hijau dan hitam).

Batik kini mulai jarang diminati oleh masyarakat, dikarenakan motifnya yang hanya itu -- itu saja atau bahkan harganya yang lumayan menguras kantong. Jadi, sangat sulit bagi masyarakat untuk melestarikan warisan nusantara berupa batik.

Untuk lebih memudahkan agar mengenalkan batik pada anak -- anak, para orang tua, guru maupun orang terdekat haruslah ikut membantu berpartisipasi dalam menangani masalah seperti ini, supaya warisan nusantara tidak hilang ditelan zaman atau bahkan direnggut dan diakui oleh negara lain.

Salah satu cara untuk melestarikan batik bagi anak -- anak adalah dengan selalu memberikan pelatihan membatik kepada anak -- anak. Namun, cara yang digunakan haruslah berbeda dengan membatik pada umumnya. Batik pada umumnya menggunakan bahan utama kain mori, canting dan malam atau lilin yang panas.

Jika anak -- anak membatik menggunakan malam atau lilin panas itu akan membuat tangannya terluka dan membahayakan diri anak. Maka, malam atau lilin panas harus digantikan dengan bahan yang mudah digunakan dan tidak membahayakan bagi anak, yakni menggunakan bahan yang biasa digunakan untuk melakukan finger painting.

Ilustrasi : spicalandblog.blogspot.co.id
Ilustrasi : spicalandblog.blogspot.co.id
Finger painting adalah suatu jenis kegiatan permainan yang dimaksudkan untuk membuat karya berupa gambar, dilakukan dengan cara menggoreskan suatu adonan kental berwarna warni menggunakan jari jemari (tanpa alat) anak ke dalam kertas atau media lainnya. 

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan sensasi secara langsung kepada anak bagaimana menggunakan jari mereka sebagai alat untuk melukis.

Bahan finger painting sangat mudah ditemukan bahkan mudah untuk membuatnya, dan itu tidak akan membahayakan anak dalam membatik. Alangkah lebih baiknya jika finger painting dibuat sendiri oleh orang tua maupun guru. Bahan yang digunakan untuk membuat finger painting adalah lem rajawali, es batu, sunlight atau sabun cair, dan pewarna makanan. Caranya :

  1. Ketiga bahan tersebut dicampur satu per satu dimulai dari mencampurkan lem dan sunlight atau sabun cair
  2. Kemudian ditambahkan es batu secara perlahan
  3. Setelah tercampur rata, berilah pewarna makanan sesuai selera dan aduk rata
  4. Finger painting siap digunakan.

Pada mulanya memang aneh membatik dengan menggunakan bahan finger painting, tetapi ini adalah salah satu cara yang unik dan menarik agar anak bisa merasa aman dan nyaman dalam menggunakannya.

Caranya adalah dengan menggunakan finger painting berwarna warni sebagai malam atau lilinnya, canting bisa diganti menggunakan alat suntikan mainan tanpa jarum atau semacamnya. Hal tersebut akan dapat lebih membangkitkan minat dan selera anak dalam membatik. 

Motif yang diterapkan juga bisa saja menggunakan motif yang ada pada kehidupan sehari -- hari anak. Seperti motif binatang, buah -- buahan, dan lain sebagainya. Meski terbilang sangat aman, tetapi harus ada pendampingan dari orang yang lebih tua bagi anak -- anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun