Setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam memaafkan. Namun, dari pengalamanku, ada beberapa langkah yang kuambil untuk benar-benar bisa memaafkan seseorang. Langkah pertama adalah menerima perasaan sakit yang kurasakan. Aku tidak mencoba menyangkalnya atau mengabaikannya. Aku mengizinkan diriku merasakan semua emosi yang muncul, dari marah, kecewa, hingga sedih.
Langkah kedua adalah berbicara dengan orang yang bersangkutan. Ini bukanlah hal yang mudah, tetapi komunikasi terbuka sering kali menjadi kunci untuk bisa memaafkan. Aku mencoba memahami sudut pandangnya, apa yang mendorongnya untuk melakukan hal yang menyakitiku. Dari situ, aku mulai melihat bahwa setiap orang bisa melakukan kesalahan, dan tak ada yang sempurna.
Langkah ketiga adalah mencari sudut pandang lain. Terkadang, melihat kejadian dari sudut pandang orang lain bisa membantuku untuk lebih memahami situasi. Ini tidak berarti aku membenarkan tindakannya, tetapi setidaknya aku bisa melihat bahwa apa yang terjadi bukanlah serangan pribadi terhadapku, melainkan kesalahan yang bisa terjadi pada siapa saja.
Langkah terakhir adalah melepaskan rasa sakit itu. Aku memilih untuk memaafkan karena aku tahu bahwa memendam rasa sakit hanya akan merugikan diriku sendiri. Memaafkan memberiku kebebasan emosional, memberiku ruang untuk tumbuh dan melanjutkan hidup tanpa beban dendam.
Belajar dari Pengalaman
Pengalaman-pengalaman ini mengajarkanku bahwa memaafkan dan melupakan adalah dua hal yang berbeda. Memaafkan adalah pilihan yang bisa kita ambil untuk melepaskan beban emosional, tetapi melupakan adalah proses yang membutuhkan waktu. Terkadang, melupakan mungkin tak pernah benar-benar terjadi, tetapi itu bukan berarti kita gagal dalam memaafkan.
Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa melanjutkan hidup tanpa terus-menerus dibayangi oleh rasa sakit masa lalu. Memaafkan adalah langkah pertama menuju kedamaian batin, sedangkan melupakan, jika pun bisa terjadi, adalah bonus yang membantu kita untuk benar-benar move on.
Pada akhirnya, memaafkan bukan berarti kita harus melupakan. Memaafkan berarti kita memilih untuk tidak membiarkan masa lalu mendikte masa depan kita. Dan jika kita masih mengingat, biarlah ingatan itu menjadi pengingat akan kekuatan kita untuk bertahan, tumbuh, dan menjadi pribadi yang lebih baik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI